Selasa, Mei 10

Cahaya Allah tak Pernah Padam

http://img291.imageshack.us/img291/164/ayat112on2.jpg

Wahai Ikhwah, berpegangteguhlah kalian kepada manhaj Islam dan risalah yang kalian emban: Islam yang menerangi hati dan perangai kalian. Teguhlah dan bersabarlah serta kuatkan ukhuwah kalian.

Segala puji bagi Allah, selawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah saw.

Pengamat sosial politik dunia Islam atau pengamat internasional pasti akan menyimpulkan bahwa ada dua krisis yang sedang terjadi dan saling bertautan antara satu dengan lainnya.

Pertama: Krisis keimanan dan keyakinan kepada Allah Taala. Krisis ini dapat ditandai dari: hilangnya nilai-nilai kebaikan, kerusakan yang merajalela, kemerosotan moral, semakin tinggi rasa kehampaan, cenderung materialisme dan penyalahgunaan kekayaan dan kekuasaan.

Di antara penyebab krisis ini adalah ada upaya dari lembaga-lembaga dan pemerintah untuk mengeliminir kekuatan agama bagi masyarakat. Yang kedua, adanya upaya untuk mematikan dan memandulkan yayasan-yayasan pendidikan Islam. Ketiga, adanya upaya merusak tatanan keluarga yang merupakan tempat pendidikan utama bagi generasi muda dalam menanamkan nilai akhlak yang mulia.

Jalan keluar dari krisis ini adalah dengan memperbaiki semua sebab-sebab terjadinya krisis diiringi tekad yang bulat untuk memperbaiki dan keluar dari krisis.

Kedua: Krisis rasa aman dan perasaan takut. Takut kepada orang lain dan takut akan masa depan. Takut akan rezki dan takut akan kehidupan.

Fenomena yang paling nampak dari krisis ini adalah menggunakan kekuatan yang berlebihan dalam menghadapi orang lain serta menggunakan segala macam sarana untuk menguasai dan mengontrol orang lain. Semua itu mengakibatkan kediktatoran dalam bentuk tindak kezhaliman, penindasan, permusuhan dan pelanggaran hak asasi manusia.

Di antara penyebab krisis ini adalah hilangnya keadilan, maraknya kerusakan, kezhaliman, penindasan dan penguasaan atas orang lain.

Solusi dari krisis ini adalah dengan mengembalikan kebebasan dan kemerdekaan di negeri Islam dan umat Islam. Kebebasan yang menjadi kewajiban dalam ajaran Islam dan salah satu rukun dari arkan sistem sosial, politik, ekonomi, keyakinan dan lain sebagainya.

Allah berfirman:
“Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”. (Al-Kahfi: 29)

Kezhaliman, Penindasan dan Penyiksaan

Sesungguhnya hilangnya kebebasan dari negeri-negeri Islam sejak bertahun-tahun mengakibatkan kerusakan dan penyimpangan seperti yang kita saksikan pada hari ini. Kita juga menyaksikan terjadinya kemerosotan dan kemunduran moral, kezhaliman dan penindasan, merampas hak asasi, memalsukan kehendak serta tidak ada muruah dan akhlaq yang buruk. Keadaan ini tidak akan membaik bila kita tidak kembali kepada kebebasan yang telah digariskan Islam.

Kebebasan yang memberikan kita kebebasan memilih dan bercita-cita, memiliki angan dan harapan. Kemerdekaan yang dapat membuka ufuk kreativitas dalam segala lapangan, dalam bidang politik, ekonomi, pendidikan, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi serta hubungan internasional.
Hilangnya kebebasan berarti terjadinya penindasan dan kezhaliman serta kembalinya penguasa-penguasa zhalim yang merampas kehormatan dan hak asasi manusia.

Allah swt. berfirman,
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (Al-Ahzab: 58)
“Hancurnya langit dan bumi adalah lebih terhina di sisi Allah dari menyakiti seorang muslim.” (H.R. Tirmidzi dan Nasai)

Kami ingin menegaskan bahwa Ikhwan adalah orang-orang yang mengemban risalah Islam, memikul amanah dakwah. Mereka adalah orang yang siap menanggung resiko dalam menapaki jalan dakwah yang telah Allah gariskan. Tujuan dakwah mereka adalah untuk merealisasikan nilai-nilai Islam, menebarkan keadilan, menghormati hak asasi manusia, mencegah kezhaliman dan kediktatoran. Ikhwan selalu menguatkan ikatan persaudaraan iman, kemanusiaan, dan keadilan.

“Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertaqwa”. (Al-A’raf: 164)

Rasulullah pernah berdoa kepada Allah ketika menghadapi manusia yang menolak dakwahnya di Thaif, bahkan mengusirnya, “Ya Allah, tunjukilah kaumku karena mereka tidak mengetahui.”

Imam Syahid Hasan Al-Banna

Wahai Ikhwan, kami ingatkan kepada kalian apa yang telah dikatakan Imam Syahid Hasan Al-Banna dalam “Risalah Antara Kemarin dan Hari Ini”:

Orang-orang zhalim akan memerangi kalian dengan berbagai cara dan akan berusaha mematikan cahaya dakwah kalian. Mereka akan meminta bantuan kepada pemerintah yang lemah, yang berakhlak buruk dan perpanjangan tangan mereka.

Kalian harus berhati-hati terhadap keburukan dan permusuhan yang mereka lancarkan. Semua musuh dakwah akan tergerak dan bangkit melihat dakwah kalian dengan melontarkan segala tuduhan dan persangkaan. Mereka akan berusaha menyandarkan segala kekurangan dan mempropagandakan kepada masyarakat dengan bentuk yang sangat buruk. Mereka melakukan itu karena mereka bersandar kepada kekuatan dan kekuasaan serta finansial.

Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. (At-Taubah: 32)

Dengan semua tantangan itu, kalian akan memasuki masa-masa percobaan dan ujian. Kalian akan dipenjara, ditangkap, diusir, hak kalian akan dipasung, rumah dan harta kalian akan disita. Kalian akan menghadapi masa ujian ini dengan cukup lama.

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (Al-Ankabut:2)

Tetapi Allah telah menjanjikan dan menyediakan untuk kalian, setelah ujian itu suatu kemenangan bagi hamba-Nya yang berjuang dan menyediakan ganjaran bagi orang-orang yang beramal di jalan-Nya.
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?” (As-Shaff: 10)

“Maka kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang. “(As-Shaff: 14)

Apakah kalian mau tetap menjadi tentara Allah?!

Wahai Ikhwah, berpegangteguhlah kalian kepada manhaj Islam dan risalah yang kalian emban. Islam yang menerangi hati dan perangai kalian. Teguhlah dan bersabarlah serta kuatkan ukhuwah kalian. Bertaqwalah kalian kepada Allah agar kalian beruntung.

Ketahuilah bahwa kemenangan itu seiring dengan kesabaran. Setelah kesusahan akan datang kemudahan. Perjuangan Islam itu melelahkan dan membutuhkan waktu yang lama yang menuntut kita untuk senantiasa memperbaharui tekad dan kemauan. Jika sudah demikian, niscaya kalian akan mendapatkan apa yang telah Allah janjikan.

Wahai Ikhwah, masa lalu kalian adalah masa kejayaan dan kehormatan. Masa kini pasti akan berlalu dan masa depan insya Allah akan menjadi kemuliaan bagi kalian, selama kalian berpegang kepada agama dengan menguatkan hubungan kepada Allah. Majulah terus dan Allah akan memberikan taufiq serta pertolongannya.

“Sesungguhnya Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama) -Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. “(Al-Hajj: 40)

***

Kamis, Mei 5

Mantra.....Mantra....

MANTRA MENYELENGGARAKAN HAJATAN SLAMETAN


Kita hidup tidak sendirian. Di dunia ini, kita hidup berdampingan dengan jin (makhluk halus yang beragam jenis dan namanya), malaikat, ruh para leluhur dan sebagainya. Salah satu ruh para leluhur yang menguasai satu wilayah tertentu disebut dengan DANYANG. Danyang ini juga berpengaruh pada kehidupan sosial manusia. Itu sebabnya, orang Jawa menyelenggarakan slametan dan biasanya nuwun sewu, mohon ijin pada danyang. Slametan digelar saat akan menyelenggarakan hajat mantenan maupun hajat-hajat yang lain. Orang jawa biasanya memberi sesembahan di kuburan, di pohon besar, atau di tempat-tempat dimana danyang ini tinggal. Sebagian kalangan menganggap perilaku ini syirik atau mempersekutukan Tuhan. Padahal, orang-orang Jawa yang kita anggap syirik itu adalah orang yang hidup harmoni dengan alam. Mereka bersahabat dengan alam sekitarnya, memberi makan pada tetangga, termasuk memberi makan pada makhluk halus. Hingga saat ini, saya belum melihat segi negatif dari perilaku menyelenggarakan slametan termasuk mohon ijin pada danyang seperti ini. Yang tidak diperkenankan dan termasuk syirik adalah ketika kita menganggap teman (manusia) maupun danyang (leluhur) ini DISEMBAH. Nah, ini yang disebut perilaku menyimpang dan sesat karena keluar dari jalur TAUHID ILA-LLAH.Pada kesempatan kali ini, akan dipaparkan mantra agar hajatan (manten, sunatan, dll) yang kita selenggarakan bisa sukses, agar hidup keseharian kita selalu dijangkungi oleh para leluhur. Mantranya sebagai berikut dibaca satu kali saat akan menyelenggarakan slametan:

BOK ARIJAT, BOK ADJISAH, SURAT MESAH, MANIK BAYA, DURGA BUMI, RATU PENGAYUTAN, DANYANGE ING DESA …… (NAMA DESA TEMPAT TINGGAL KITA), REWANG-REWANGANA AKU, ANAK PUTUMU KABEH, SINUNGANA SEGER KAWARASAN KUWAT LANGKAS SLAMET, LA ILAHA ILALLAHU MUHAMMADAR RASULULLAH.



MANTRA PANGAGEMAN LUHUR


Mantra ini digunakan untuk membangunkan kesadaran ruh (ani), bahwa kita ini, diri kita ini sesungguhnya adalah makhluk Tuhan. Bukan makhluk ciptaan diri kita, bukan makhluk jadi-jadian hasil karya keinginan orang lain (orang tua kita), bukan pula robot yang dibentuk oleh peradaban kita. Ya, kita adalah makhluk mulia ciptaan Tuhan. Keinginan Tuhan pada diri kita sangatlah luhur. Kita dilahirkan untuk berperan sesuai dengan kodrat kita, sesuai jati diri kita, diri sejati kita masing-masing. Mantranya ini dibaca saat akan berangkat tidur satu kali:INGSUN TURU LAWAN SUKSMA, INGSUN LINGGIH LAWAN CAHYA, CAHYANING SANG RAJA BAHNING, TETEKAN JUNGKAT NABI ADAM, ALLAHU ILALLAH, WUNGU, NGANDAP, CUR MANCUR, MANCUR CAHYANING ALLAH, SUNGSUM BALUNG RASANING PANGERAN, KULIT WULU RASANING PANGERAN, YA INGSUNG MANUSANING ALLAH, SAJATINING MANUNGSA.



MANTRA MADANGAKE PIKIR


Mantra (kalimat yang dibaca untuk menggedor pintu kegaiban alam semesta dan diri sejati kita) ini dibaca saat pikiran suntuk karena banyak problem, misalnya problem pekerjaan, problem rumah tangga, problem apapun yang mengganggu konsetrasi kita. Mantra itu berbunyi:

SUKSMANING DZAT, ELING SUKSMANING DZATULLAH, WAHDAHULU LA SARIKALLAHU. (3x atau 7 x) sambil menahan nafas.

Semoga pikiran cupet dan pikiran stress kita akan berganti dengan pikiran yang tenang dan damai. Jembar dan panjang nalar sehingga kita bisa terus belajar untuk nayuh kawicaksananing Gusti Kang Murbeng Jagad.

Powered By Blogger