Kamis, Mei 5

Mantra.....Mantra....

MANTRA MENYELENGGARAKAN HAJATAN SLAMETAN


Kita hidup tidak sendirian. Di dunia ini, kita hidup berdampingan dengan jin (makhluk halus yang beragam jenis dan namanya), malaikat, ruh para leluhur dan sebagainya. Salah satu ruh para leluhur yang menguasai satu wilayah tertentu disebut dengan DANYANG. Danyang ini juga berpengaruh pada kehidupan sosial manusia. Itu sebabnya, orang Jawa menyelenggarakan slametan dan biasanya nuwun sewu, mohon ijin pada danyang. Slametan digelar saat akan menyelenggarakan hajat mantenan maupun hajat-hajat yang lain. Orang jawa biasanya memberi sesembahan di kuburan, di pohon besar, atau di tempat-tempat dimana danyang ini tinggal. Sebagian kalangan menganggap perilaku ini syirik atau mempersekutukan Tuhan. Padahal, orang-orang Jawa yang kita anggap syirik itu adalah orang yang hidup harmoni dengan alam. Mereka bersahabat dengan alam sekitarnya, memberi makan pada tetangga, termasuk memberi makan pada makhluk halus. Hingga saat ini, saya belum melihat segi negatif dari perilaku menyelenggarakan slametan termasuk mohon ijin pada danyang seperti ini. Yang tidak diperkenankan dan termasuk syirik adalah ketika kita menganggap teman (manusia) maupun danyang (leluhur) ini DISEMBAH. Nah, ini yang disebut perilaku menyimpang dan sesat karena keluar dari jalur TAUHID ILA-LLAH.Pada kesempatan kali ini, akan dipaparkan mantra agar hajatan (manten, sunatan, dll) yang kita selenggarakan bisa sukses, agar hidup keseharian kita selalu dijangkungi oleh para leluhur. Mantranya sebagai berikut dibaca satu kali saat akan menyelenggarakan slametan:

BOK ARIJAT, BOK ADJISAH, SURAT MESAH, MANIK BAYA, DURGA BUMI, RATU PENGAYUTAN, DANYANGE ING DESA …… (NAMA DESA TEMPAT TINGGAL KITA), REWANG-REWANGANA AKU, ANAK PUTUMU KABEH, SINUNGANA SEGER KAWARASAN KUWAT LANGKAS SLAMET, LA ILAHA ILALLAHU MUHAMMADAR RASULULLAH.



MANTRA PANGAGEMAN LUHUR


Mantra ini digunakan untuk membangunkan kesadaran ruh (ani), bahwa kita ini, diri kita ini sesungguhnya adalah makhluk Tuhan. Bukan makhluk ciptaan diri kita, bukan makhluk jadi-jadian hasil karya keinginan orang lain (orang tua kita), bukan pula robot yang dibentuk oleh peradaban kita. Ya, kita adalah makhluk mulia ciptaan Tuhan. Keinginan Tuhan pada diri kita sangatlah luhur. Kita dilahirkan untuk berperan sesuai dengan kodrat kita, sesuai jati diri kita, diri sejati kita masing-masing. Mantranya ini dibaca saat akan berangkat tidur satu kali:INGSUN TURU LAWAN SUKSMA, INGSUN LINGGIH LAWAN CAHYA, CAHYANING SANG RAJA BAHNING, TETEKAN JUNGKAT NABI ADAM, ALLAHU ILALLAH, WUNGU, NGANDAP, CUR MANCUR, MANCUR CAHYANING ALLAH, SUNGSUM BALUNG RASANING PANGERAN, KULIT WULU RASANING PANGERAN, YA INGSUNG MANUSANING ALLAH, SAJATINING MANUNGSA.



MANTRA MADANGAKE PIKIR


Mantra (kalimat yang dibaca untuk menggedor pintu kegaiban alam semesta dan diri sejati kita) ini dibaca saat pikiran suntuk karena banyak problem, misalnya problem pekerjaan, problem rumah tangga, problem apapun yang mengganggu konsetrasi kita. Mantra itu berbunyi:

SUKSMANING DZAT, ELING SUKSMANING DZATULLAH, WAHDAHULU LA SARIKALLAHU. (3x atau 7 x) sambil menahan nafas.

Semoga pikiran cupet dan pikiran stress kita akan berganti dengan pikiran yang tenang dan damai. Jembar dan panjang nalar sehingga kita bisa terus belajar untuk nayuh kawicaksananing Gusti Kang Murbeng Jagad.

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger