Jumat, Mei 29

Cegah Penularan Flu Babi


wwahdana.com - Ada sebelas cara untuk mencegah flu babi yang saat ini menyebar di sejumlah negara. Jika petunjuk ini diikuti, hampir dipastikan akan terhindar dari penyakit membahayakan itu.


Jangan berjabat tangan dengan babi yang sedang flu, selain akan tertular flu oleh babi, anda juga akan dianggap orang gila.

Cucilah tangan setelah anda bergulat dengan babi di kandang babi.

Jangan suka mengucapkan kata babi ke pada orang lain (babi lu, contoh).

Jangan tidur di sebelah babi.

Jangan menerima babi sebagai teman Anda di facebook karena dia dapat mengharvest teman-teman anda di Facebook.

Jika pun Anda memang memelihara babi, sediakan selalu sapu tangan, tissue agar para babi menutup hidung dan mulutnya bila bersin.

Jangan berciuman dengan babi yang sedang flu, apalagi yang ini, anda gak mau kan dilihat orang sedang berciuman dengan babi.

Hindarilah berenang di kolam renang babi, setidaknya untuk saat ini.

Jangan memforward berita ini ke babi-babi, dikhawatirkan mereka jadi tahu sehingga mencari cara penularan lain.

Hindari memakai segala aksesoris babi (kaos gambar babi, anting babi, kalung babi, ikat pinggang sabuk babi, babi-babi yang sedang flu itu mungkin akan mengira Anda adalah simpatisan babi, sehingga kemungkinan mereka akan menyerbu Anda untuk meminta perlindungan karena saat ini banyak yang memburu mereka untuk membunuhnya.

Salah satu yang juga penting adalah agar para babi ngepet untuk segera menyadarkan diri dan kembali ke jalan yang benar sebelum mereka menciptakan varian baru virus tersebut, flu babi ngepet.

Jangan Buka-bukaan di Facebook / Facebook "HARAM"


Tidak perlu dipertanyakan lagi, semua sudah tahu betapa sedang ngetrennya Facebook sekarang ini. Semuanya seperti sedang berlomba-lomba online 24 jam setiap harinya di situs yang sudah punya 200 juta user di seluruh dunia ini. Online seharian penuh itu paling banyak digunakan untuk berkutat di seputar status. Keseruan mendapat sekaligus memberikan komentar pada status ini, membuat para user-nya sampai begitu mati-matian mencari segala cara agar tetap bisa online, Semuanya demi meng-update statusnya setiap saat. Memang sungguh luar biasa kekuatan dari Facebook ini. Tetapi dari semua kelebihan itu, tidak adakah sisi negatifnya?

Facebook merupakan situs jejaring sosial. Karena merupakan jejaring sosial maka user akan terhubung dengan banyak orang lainnya (yang disebut dengan istilah “teman”) untuk berbagi berbagai macam informasi, yang tidak jarang bersifat pribadi. Belum lagi statusnya yang bersifat online, maka sangat mungkin sekali bisa dilihat oleh semua pengguna internet di seluruh dunia, terutama kalau tidak dibatasi aksesnya. Penggunaannya yang gratis dan terbuka untuk siapa saja ini, juga membuat Facebook bisa digunakan untuk hal apapun. Entah itu memang serius untuk berkomunikasi dengan teman-temannya sampai hal-hal lain yang bisa merugikan.

Sifat keterbukaan dan keluasan itulah yang memunculkan beberapa efek negatif di antara begitu banyak kelimpahan keistimewaan dari Facebook. Sisi negatif tersebut juga sangat bervariasi, mulai dari tingkat ringan yang efeknya sekedar menjengkelkan sampai dengan tingkat berat yang bisa menimbulkan kerugian yang lumayan besar. Karena itulah Facebook juga menyimpan sejumlah resiko kalau kita tidak hati-hati menggunakannya.

I. Beberapa Resiko Dari Facebook
1. Virus
Sebagian besar aplikasi yang ada di Facebook dibuat oleh pihak ketiga, bukan oleh Facebook sendiri. Karena dibuat oleh pihak lain, maka ada kemungkinan aplikasi itu bisa membahayakan, apalagi jika bukan dibuat oleh suatu pihak yang bisa dipercaya. Dengan meng-install suatu aplikasi maka sama artinya kalau Anda menyetujui aplikasi itu untuk mengakses isi dari profile Anda dan menggunakannya. Jadi bisa saja semuanya itu disalahgunakan.

Selain itu yang tak kalah seringnya adalah serangan virus dengan jalan mengirimkan message palsu. Isi dari pesan itu di antaranya ada yang menyuruh user men-download suatu program untuk melihat video yang ditawarkan seperti pada virus Koobface. Begitu dijalankan program itu akan membuat komputer user terinfeksi dan akan mengirimkan data-data rahasia yang ada di komputer atau yang diketikkan user. Bentuk serangan lainnya yaitu mengirimkan pesan agar user mengklik alamat-alamat yang nantinya akan menampilkan halaman Facebook palsu dengan harapan dapat mencuri password. Lihat beritanya di sini.

2. Pengelolaan data
Beberapa kekhawatiran muncul ketika melihat begitu lengkapnya user mengisikan data-datanya. Di antaranya yaitu pencurian data. Hal ini pernah dibuktikan oleh 2 mahasiswa MIT yang berhasil men-download 70 ribu profile Facebook yang menggunakan script otomatis untuk proyek mereka untuk meneliti keamanan Facebook. Data-data ini sempat juga menjadi sengketa antara user dengan pihak Facebook. Masalah muncul ketika syarat dan ketentuan dari situs itu mengalami perubahan dengan hilangnya ketentuan yang mengatakan user dapat menghilangkan apa yang diisikannya kapanpun.

Dengan ketentuan baru ini berarti jika user menghapus account-nya, setiap komentar atau pesan yang ditinggalkan pada halaman teman Facebook-nya tidak ikut hilang (lihat beritanya di sini). Hal ini sempat menjadi perdebatan sengit sebelum akhirnya diadakan voting yang membatalkan peraturan baru itu (lihat beritanya di sini). Meski pembatalan ini harus dibuktikan lagi kebenarannya.

3. Facebook Beacon
Facebook Beacon diluncurkan 7 November 2007, merupakan inovasi marketing yang mengizinkan situs itu menampilkan aktivitas user pada profile Facebook sebagai Social Ads dan mempromosikan produk. Facebook akhirnya dikritik karena mengumpulkan data user lebih banyak dari yang pertama mereka katakan saat peluncuran. Facebook akhirnya meminta maaf dan kemudian mengizinkan user bisa memilih untuk tidak memakai Facebook Beacon.

4. Privasi
Dengan meng-update setiap saat status, ada keuntungan dan kerugiannya. Keuntungannya kita bisa saling berbagi kabar dengan teman-teman kita setiap saat. Tetapi itu jugalah yang menimbulkan masalah. Dengan terus meng-update status kita maka semua “teman” kita akan mengetahui apa yang sedang kita lakukan dan di mana kita berada. Repotnya “teman” ini bersifat sangat luas. Bisa berarti benar-benar teman kita yang ingin kita bagi tentang status kita, bisa juga seseorang yang memang kita kenal tetapi sebenarnya tidak perlu kita bagi status kita dan teman hasil add sembarangan untuk sekedar memperbanyak daftar teman kita. Apabila tidak diset dengan benar maka akibatnya privasi kita bisa terganggu. Contohnya bila Anda sedang membolos kerja dengan alasan sakit. Anda pasang status untuk teman-teman Anda, “Asyiknya sedang jalan-jalan”. Teman Anda mungkin bisa tertawa-tawa lihat status ini, tapi apa jadinya kalau bos Anda yang sudah jadi teman di Facebook Anda ikut membacanya?

5. Penyalahgunaan data
Dengan adanya data-data pribadi berikut foto-fotonya yang ada di halaman profile, maka itu semua rawan diambil oleh pihak-pihak lain yang bisa mengakses profile tersebut. Parahnya lagi semua itu bisa disalahgunakan untuk membuat suatu situs baru yang berisi data-data pribadi tersebut. Situs palsu itu seolah-olah dibuat langsung oleh user Facebook yang datanya dicuri tersebut. Jika niat si pencuri itu jelek maka tentunya situs itu akan ditambah dengan informasi-informasi untuk menjelek-jelekkan user yang bersangkutan. Hal semacam ini dikenal dengan sebutan impersonation yang tentunya sangat merugikan. Belum lagi untuk mengurus situs ilegal ini juga cukup repot. Untuk meminta penghapusan situs dan data-data milik kita yang disalahgunakan tersebut harus mengikuti beberapa prosedur yang memakan waktu lumayan lama.

6. Biaya membengkak
Aktif online di Facebook berarti harus terkoneksi terus dengan internet. Hal ini tentunya berarti biaya untuk internet juga bertambah besar. Apalagi kalau memakai koneksi internet yang bukan langganan tetapi insidental, jika digunakan terus-menerus pastinya biayanya bisa melebihi biaya langganan. Ini tentunya sudah resiko, jika ingin selalu online tentunya harus keluar biaya lebih banyak.

II. Kontroversi Haram Facebook
Ketika Facebook makin menjadi suatu hal yang sangat umum di Indonesia, tiba-tiba muncul kontroversi kalau situs jejaring sosial ini dianggap haram. Kontroversi itu seakan-akan menambah resiko dari Facebook. Tapi benarkah Facebook itu haram?

Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri (FMPP) se-Jawa Timur yang terdiri dari delegasi santri putri, mengharamkan penggunaan Facebook yang berlebihan (lihat berita lengkapnya di sini). Pertanyaan itu dikeluarkan pada hari Jumat (22/5) saat berlangsungnya Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri (FMPP) se-Jawa Timur XI di Pondok Pesantren Putri Hidayatul Mubtadi-aat Lirboyo, Kota Kediri tersebut, yang diikuti sekitar 700 santri. Humas FMPP, Nabil Harun, mengatakan berlebihan itu mengarah pada penggunaan yang menjurus pada perbuatan mesum dan yang tidak bermanfaat.

Dari pantauannya saat ini, penggunaan situs jejaring tersebut sudah mengarah pada perilaku mesum. Itu dilihat dari berbagai gambar dan tulisan yang terpampang. Ia mengaku khawatir, penggunaan jejaring yang berlebihan justru berdampak negatif, ketimbang positif. Pengharaman ini juga berlaku ketika menggunakan Facebook untuk mencari jodoh, pacaran dan mengenal karakter tetapi bukan dalam proses pinangan atau lamaran. Keputusan itu dikatakan sudah sesuai dengan ketentuan dalam agama, yang secara tegas sudah menyebutkan hubungan pertemanan spesial tanpa ada maksud keseriusan diharamkan.

Nabil Harun mengatakan, situs jejaring sosial dan media komunikasi lainnya diperbolehkan jika membawa manfaat, seperti dagang, lamaran, jual-beli, maupun dakwah. Namun tampaknya keputusan haram ini tidak diikuti oleh forum lainnya. PBNU dan MUI tidak ikut-ikutan mengeluarkan fatwa haram ini pada Facebook.

Wakil Rais Aam Syuriah PBNU KH Tolhah Hasan berharap agar umat Islam mampu memaknai dan menyikapi kemajuan teknologi seperti Facebook. Menurut mantan menteri agama itu, Facebook sebagai teknologi merupakan bagian atau produk dari ilmu pengetahuan yang sifatnya netral. Dia menambahkan, bukan ilmunya sendiri yang halal atau haram, tetapi penggunaannya yang bisa menjurus pada sesuatu yang halal atau haram. Hal senada dikemukakan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi. Menurutnya, hukum halal atau haram, baru bisa disematkan kepada perbuatan yang menggunakan alat tersebut, bukan pada alatnya (lihat berita selengkapnya di sini).

Ketua MUI Kudus KH Syafiq Nashan menyatakan, tidak ada larangan menggunakanFacebook, karena keberadaan situs persahabatan ini memiliki banyak manfaat dibanding kerugiannya (lihat berita selengkapnya di sini).

III. Bagaimana Agar Aman Menggunakan Facebook?
Dengan adanya beberapa resiko itu tidak berarti kita harus menempuh langkah drastis menghapus account kita demi keamanan semua data-data kita. Masih begitu banyak keuntungan yang dapat kita peroleh dari Facebook, jadi yang diperlukan di sini adalah kita harus lebih berhati-hati dalam menggunakannya. Jangan terlalu terbuka di Facebook, karena hal itu akan dibaca oleh banyak orang.

Ikuti petunjuk berikut ini agar Anda tetap bisa menggunakan Facebook dengan aman:
1. Jangan cantumkan data yang terlalu detail. Memang bukan berarti kita harus mengisi kolom nama saja, tetapi usahakan mengisi secukupnya. Usahakan jangan mengisikan nomor telepon, alamat rumah dan alamat lainnya, kecuali kalau tujuan Anda untuk promosi perusahaan yang dimasukkan dalam Facebook. Jangan sampai profil Anda terisi begitu detail sampai ke hal-hal yang pribadi. Ingat Anda bukan sedang membuat Curriculum Vitae untuk melamar kerja. Semakin lengkap profil Anda, semakin banyak data yang rawan disalahgunakan.
2. Upload foto-foto yang sewajarnya saja. Dalam arti, jangan memasang foto-foto yang terlampau pribadi dan hanya cocok Anda tunjukkan ke orang-orang tertentu saja. Untuk foto semacam ini kirimkan saja langsung ke teman lewat email. Dengan memasukkannya ke Facebook, berarti foto itu kemungkinan besar akan bisa tersebar luas, entah disebarkan oleh teman Anda sendiri atau diambil oleh pihak-pihak lainnya. Sekali foto yang salah tersebar, akan sangat sulit menariknya dan mengetahui siapa yang menyebarkannya.
3. Era banyak-banyakan teman seperti saat Friendster baru berkembang sudah berakhir. Jangan membabi-buta melakukan add friend atau menerima invite orang yang tidak dikenal. Usahakan hanya melakukannya pada orang yang sudah menjadi teman dari beberapa teman Anda. Lihatlah jumlah mutual friends. Semakin banyak jumlahnya berarti semakin banyak teman Anda yang mengenalnya. Lebih baik lagi hanya menerima friend requests dari orang yang Anda kenal langsung. Cocokkan dengan search alamat emailnya. Menambah teman dengan account yang tidak jelas asal usulnya berpotensi akan mengundang virus, karena ada virus yang langsung menyerang begitu Anda menerima invite dari account yang mengandung virus.
4. Selektiflah menerima tag photo. Kalau tidak suka melihat kita di-tag di suatu foto segera lakukan untag atau meminta yang meng-upload foto itu untuk menghapusnya.
5. Ubahlah setting default dari Facebook, karena setting awal ini terlalu terbuka untuk umum. Aturlah privacy dan security-nya agar aman bagi Anda.
6. Jangan sembarangan memilih Groups dan Pages. Karena yang membuatnya adalah pihak ketiga, kebenaran penawarannya tidak bisa dijamin. Banyak Groups dan Pages yang hanya berupa spam.
7. Jangan gunakan password yang terlalu sederhana agar tidak mudah diterobos pihak yang tidak bertanggung-jawab. Tapi pilihlah yang mudah diingat oleh Anda agar Anda tidak kesulitan sendiri waktu menggunakannya.
8. Selektiflah menerima invite install aplikasi. Ingatlah sebagian besar aplikasi ini bukan dibuat oleh Facebook dan berpotensi mengambil data-data Anda tanpa izin. Terima aplikasi hanya dari sumber terpercaya.
9. Jangan membuka luas-luas akses pada informasi pribadi Anda, batasi hanya untuk teman-teman Anda
10. Jangan sembarangan melakukan posting komentar. Karena itu semua sangat mungkin dilihat oleh umum.
11. Jika memungkinkan, gunakan tanggal lahir yang palsu. Hal ini dikarenakan adanya aplikasi-aplikasi yang tanpa sepengetahuan user akan menunjukkan data-data pribadi Anda ini pada umum.
12. Berhati-hatilah mengisi informasi tentang pekerjaan Anda. Hindari menuliskan informasi tentang atasan Anda, karena kemungkinan besar atasan Anda tidak akan suka namanya dicantumkan seperti itu.
13. Jangan sembarangan dalam menuliskan pernyataan dan pandangan yang bersifat pribadi. Karena itu bisa digunakan oleh pihak-pihak yang tidak menyukai Anda untuk melawan dan menyerang Anda.
14. Begitu menemukan data Anda diambil dan digunakan oleh pihak lain tanpa sepengetahuan dan izin Anda, segera laporkan ke pengelola situs tempat data Anda disalahgunakan. Agar lebih cepat mintalah bantuan teman yang lebih mengerti untuk menyelesaikan masalah ini.

Saran setting privacy dan security untuk account Anda:
Untuk bagian Privacy Setting ada di menu Settings pada bagian kanan atas halaman Facebook.
1. Privacy Settings-Profile
a. Bagian tab Basic:
Bagian yang perlu diset nilainya menjadi Only Friends: Profile, Basic Info, Personal Info, Status Updates, Photos Tagged of You, Video’s Tagged of You, Friends, Wall Posts (membuat teman kita untuk posting di Wall Anda, hilangkan tandanya jika Anda tidak mau), Education Info dan Work Info.
b. Bagian tab Contact Information :
Bagian yang perlu diset nilainya menjadi Only Friends: IM Screen Name, Mobile Phone*, Other Phone*, Current Address*, Website dan Email Address.
* = demi amannya lebih baik tidak diisi.

2. Privacy Settings-Search
a. Bagian Search Discovery:
Search Visibility tetap diset dengan Everyone, karena kalau tidak diset untuk semua orang maka teman-teman Anda akan kesulitan menemukan Anda di Facebook.
b. Bagian Search Result Content:
Lebih baik yang tercentang hanya A link to add me as a friend dan A link to send me a message. Default-nya Facebook memperbolehkan semua orang yang mencari Anda bisa melihat semuanya termasuk foto profile dan daftar teman-teman Anda. Dua bagian ini terutama foto profile rentan disalahgunakan.
c. Bagian Public Search Listing:
Untuk amannya hilangkan tanda centang di bagian ini. Jika tercentang berarti profile Facebook Anda bisa dicari oleh semua orang (meski bukan user Facebook) lewat search engine dan dikumpulkan oleh program Bot/Robot yang bekerja mengumpulkan data secara otomatis.

3. Privacy Settings–News Feed and Wall
a. Bagian tab Actions within Facebook:
Demi privasi Anda di bagian ini hilangkan tanda centang di pilihan Change relationship status (di bagian The Highlights section on your friends' home pages can include your Recent Activity. Allow Highlights to show my activity when I..) , Remove profile info dan Add a friend (keduanya ada di bagian Recent Activity will appear on your Wall when you edit your profile. Also show Recent Activity when I..).
b. Bagian tab Social Ads:
Gantikan pilihan dari Appearance in Social Ads ke No one agar Anda tidak mendapatkan iklan dari Facebook.

4. Privacy Settings-Applications
Masuk ke tab Settings untuk mengaturnya. Pada pilihan yang paling atas pilihlah Do not share any information about me through the Facebook API. Hal ini cukup penting karena ketika teman Anda mengizinkan suatu aplikasi untuk mengakses informasinya, aplikasi itu juga bisa mengakses informasi dan data Anda. Kalau aplikasi itu tidak aman atau memang bertujuan jelek maka data Anda kemungkinan bisa disalahgunakan. Pada bagian Facebook Connect Applications centang pilihan Don't allow friends to view my memberships on other websites through Facebook Connect, agar keamanan dari aplikasi lain yang Anda gunakan tetap terjaga. Sedangkan untuk bagian Beacon Websites, centang pilihan Don't allow Beacon websites to post stories to my profile, agar Facebook tidak menyebar post ke dalam Profile Anda.

Setelah mengatur untuk Privacy Settings saatnya Anda melihat lagi isi dari Profile Anda. Bagian ini dapat ditemukan di menu Profile yang ada di bagian kiri atas halaman utama Facebook. Kemudian klik tab Info dan klik lagi di Edit Information. Coba periksa lagi apakah ada data-data pribadi yang rawan disalahgunakan jika diketahui oleh orang lain. Hal ini terutama untuk alamat dan nomor telepon. (kpl/cax)

Agar Tetap Sehat, Kuncinya Pengaturan Pola Makan dan Olahraga

HINGGA saat ini, belum ada obat yang mampu menyembuhkan penyakit diabetes mellitus. Namun, pengidapnya tetap bisa hidup nyaman dan berumur panjang, karena penyakit diabetes bisa dikendalikan. Yang dibutuhkan hanyalah kedisiplinan mengikuti langkah-langkah pengelolaan diabetes.

Empat langkah pengelolaan diabetes yang disepakati para ahli adalah edukasi, perencanaan makan, latihan jasmani, dan intervensi farmakologis.

Dalam edukasi atau penyuluhan, yang perlu diperhatikan adalah pengidap diabetes harus memahami penyakitnya, sehingga tahu pula cara yang tepat mengatasi diabetes.

Langkah berikutnya adalah pengaturan makan. Istilah "pengaturan makan" digunakan untuk menggantikan istilah "diet" yang terkesan memberatkan.

Menurut pakar diabetes dari FK Unair/RS dr Soetomo Surabaya Prof Dr dr Askandar Tjokroprawiro, pengaturan makan pada penderita diabetes sebenarnya tidaklah rumit. "Jangan dikira dengan pengaturan cara makan ini, penderita diabetes hanya makan sedikit," katanya.

Perencanaan makan

Pengaturan makan pada penderita diabetes pada intinya mengikuti rumus 3 J: jumlah dihabiskan, jadwal diikuti, dan jenis dipatuhi.

Namun, takaran jumlah ini tidak sama antara penderita diabetes yang satu dengan lainnya, tergantung ukuran tubuhnya. Prinsipnya, memberikan kalori sesuai kebutuhan. "Untuk yang gemuk hendaknya separuh dari biasa, yang kurus satu setengah kali dari biasanya," ujar Askandar.

Sebenarnya, untuk kepentingan klinik praktis, jumlah kalori dapat dihitung setelah penentuan status gizi dengan menggunakan rumus Broca. Dengan rumus itu, berat badan idaman dihitung dari tinggi badan dikurangi 100, kemudian dikurangi lagi 10 persennya. Namun, untuk perempuan yang tingginya di bawah 150 cm dan pria di bawah 160 cm, tidak perlu dikurangi 10 persen lagi.

Seseorang dikategorikan berberat badan kurang bila berat badannya kurang dari 90 persen berat badan idaman. Berat normal berarti 90-110 persen berat idaman, berat lebih jika 110-120 persen berat idaman, dan gemuk jika hasilnya di atas 120 persen berat idaman.

Makanan yang dianjurkan adalah yang seimbang dengan komposisi energi, baik yang berasal dari karbohidrat dengan protein dan lemak. Karbohidrat sebaiknya masih dominan 60-70 persen, kemudian lengkapi protein 10-15 persen, dan lemak 20-25persen.

Pada prinsipnya, makanan seimbang tidak berbeda dengan anjuran makan sehat pada umumnya. Bahkan, menu pun bisa seperti menu seluruh keluarga, karena penggunaan gula dalam bumbu tidak dilarang. Tidak ada makanan yang dilarang, hanya saja dibatasi sesuai kebutuhan.

Untuk jadwal makan, penderita diabetes dianjurkan makan besar tiga kali sehari plus makan snack tiga kali, masing-masing dengan interval tiga jam. Sedangkan untuk jenis makanan, pada dasarnya penderita diabetes harus menghindari makanan yang menyebabkan kadar gula darah naik. Makanan yang menimbulkan kadar gula darah naik adalah makanan yang manis dan berlemak.

Akar penyakit yang dialami penderita diabetes adalah kadar gula yang terlalu tinggi di dalam tubuh. Maka, menurut Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) dr Walujo Soerjodibroto PhD DSG, prinsip pertama diet bagi penderita diabetes, yaitu menghindari konsumsi makanan gula atau makanan yang berubah menjadi gula pada saat di dalam tubuh.

Makanan-makanan yang harus dihindari adalah hidrat arang, terutama hidrat arang sederhana dan hidrat arang olahan, termasuk juga hidrat arang keluaran pabrik dalam bentuk tepung dengan segala bentuknya. Hidrat arang yang dimaksud antara lain terdapat pada kue-kue, bubur, gula, sirup, cake, dan lain-lain.

Hidrat arang-hidrat arang umumnya kurang sekali mengandung serat sehingga mudah diubah menjadi gula di dalam tubuh. "Jangan sampai diberikan zat gula atau bahan gula dalam waktu singkat dan mendadak," kata Walujo.

Oleh karena itu, penderita diabetes harus menjauhi makanan berupa kue atau bubur. Kedua makanan itu akan langsung menjadi gula kendati tanpa dikunyah sekalipun.

Hindari gula

Yang jelas, gula harus dihindari penderita diabetes untuk selamanya atau seumur hidup. Gula bisa didapat dari makan nasi, kue-kue, yang terbentuk dari tepung, hidrat arang olahan. Yang bisa dikonsumsi adalah hidrat arang yang masih alami, seperti jagung, nasi pera. Kalaupun bubur harus yang ada seratnya atau dicampur dengan serat.

"Kalau Anda makan nasi pera, nasi jagung, atau jagungnya sendiri, bulgur, itu menghasilkan gula, tapi gulanya datangnya lebih lamban. Kalau Anda makan bubur, diisap saja langsung jadi gula dalam lima menit. Gula yang datangnya mendadak itu tidak bisa ditangani oleh sistem tubuh penderita diabetes," jelas Walujo.

Meski demikian, penderita diabetes tetap membutuhkan gula dalam batas yang dibutuhkan tubuh. Keberadaan gula dalam tubuh dibutuhkan sel-sel untuk menjalankan fungsinya.

Gula bagi sel-sel tubuh merupakan energi yang menggerakkan sel-sel. Dengan gula itu, sel-sel otot bisa bergerak, enzim bisa membuat enzim, sel darah putih bisa melawan penyakit, dan lain-lain.

Menurut Askandar, penderita diabetes bisa mengonsumsi buah-buahan yang mengandung zat gula mangga atau rambutan, tetapi harus diawali dulu dengan sayur-sayuran. Selain itu, perlu diingat jumlahnya tidak boleh berlebihan. "Prinsipnya adalah NBI: nikmati, batasi, dan imbangi," ujarnya.

Sedang Walujo mengingatkan, seperti manusia bukan pengidap diabetes, seorang pengidap diabetes tetap membutuhkan zat-zat makanan dalam bentuk protein, hidrat arang, lemak, mineral, dan vitamin. Intinya, penderita diabetes membutuhkan makanan empat sehat lima sempurna yang dalam konsep baru dikenal dengan menu seimbang.

"Tapi, untuk penderita gangguan jantung, lemaknya sedapat mungkin hampir tidak ada atau cuma lima persen saja. Seimbang buat orang (sakit jantung) itu lain dengan orang kurang gizi, lain dengan orang yang normal, lain dengan orang yang kelebihan asam urat," tutur Walujo.

Kurangi lemak

Selain menghindari konsumsi gula dan bahan makanan yang mengandung gula, penderita diabetes juga harus mengurangi lemak dalam konsumsi sehari-hari. Lemak yang dimaksud dalam makanan, antara lain lemak binatang (gajih), santan, segala macam jenis minyak goreng, mentega, dan segala produk olahan susu.

Menurut Walujo, konsumsi makanan yang mengandung lemak boleh saja, tetapi takarannya harus disesuaikan dengan kadar kolesterol dan trigliserida penderita diabetes.

Prinsip diet untuk penderita diabetes, yakni kalori cocok, gula tidak boleh tinggi, lemak rendah, dan serat tinggi.

Kartini Sukardji dalam buku Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu menyatakan, makanan serat memberikan keuntungan, yaitu menimbulkan perasaan kenyang dan puas yang membantu mengendalikan nafsu makan dan berat badan; makanan tinggi serat biasanya rendah kalori; membantu buang air besar secara teratur; menurunkan kadar lemak darah; serta pada jenis serat tertentu bisa memperlambat penyerapan glukosa darah.

Prof Askandar menambahkan, pengaturan makan tersebut juga harus diimbangi dengan olahraga. Olahraga bagi penderita diabetes dilakukan sebelum mandi pada pagi dan sore hari. Setelah makan pun, sekitar 1,5 hingga 2 jam, penderita diabetes dianjurkan untuk bergerak. "Bergerak sebisanya, yang penting jangan duduk saja. Dalam waktu 1,5 hingga 2 jam sesudah makan, makanan sudah masuk ke dalam darah," tuturnya.

Olahraga

Olahraga sangat penting bagi pengidap diabetes, karena tidak hanya menurunkan berat badan atau mencegah kegemukan, tetapi juga menurunkan kadar glukosa darah serta mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi aterogenik, gangguan lipid darah, peningkatan tekanan darah, dan hiperkoagulasi darah.

Prinsipnya, latihan harus dilakukan berkesinambungan dan terus-menerus tanpa berhenti. Jadi, kalau memilih jogging 30 menit, pengidap diabetes selama 30 menit sebaiknya jogging tanpa istirahat.

Jogging bisa menjadi pilihan, karena olahraga untuk pengidap diabetes memang sebaiknya yang berirama agar otot berkontraksi dan berelaksasi secara teratur. Olahraga yang bisa dipilih adalah bersepeda, renang, atau mendayung. Namun, tenis, badminton, bahkan juga golf tidak dianjurkan karena banyak berhenti.

Latihan dilakukan bertahap sesuai kemampuan. Intensitasnya bisa ringan sampai sedang dengan alokasi waktu 30-60 menit. Latihan sebaiknya tiga kali dalam seminggu. (B05)

Selasa, Mei 26

Ada Upil Dibalik Ngorong


aya upil dibalik ngorong, memang wajar, tapi aya korong dibalik rempeyek, memang kurang ajar. leuwih kurang ajar lamun aya korong dina liang irung diantep bae nepi ka norojol sorangan meh antel kana biwir. tah nu kitu teh ngarana jorok, padahal beberesih teh pan sabagian ti iman, mun ngorong dianggap beberesih, meureun ngorong ge sabagian ti iman. teu hese ngorong mah iraha bae oge bisa. tapi biasana mun tas hudang sare, ramo leungeun geus teu kudu dititah deui, geus replek, langsung nyulusup kana liang irung terus dihualkeun. ngaguruntul sagede comet semu hawuk kaluar tina liang irung. saterusna mah diledotkeun ka handapeun meja atawa korsi, atawa bisi katohian kubatur pura pura kudak kodok kana saku calana padahal keur ngabebeskeun sakadang korong.

keur salesma mangsa marema ngorong mah, karek ge bieu dihualkeun geus menened deui dina jero irung. numutkeun ahli ngorongologi,ngorong teh dibagi tilu; fore play, the play, after play. nu dimaksud fore play, mangsa pamanasan samemeh ngorong, nya kucara ngolomoh heula curuk anu nek dipake ngorong tea, ari nu dimaksud the play mah; mangsana penetrasi curuk kana liang irung terus dihualkeun,kadang sok dijetenkeun heula bari ngararasakeun sensasi ngorong anu maha dashyat. keur ngalakukeun penetrasi ieu, loba cara anu bisa dipake gumantung karesep jeung kasuka nu ngorong, biasana sok aya buku panduanana nu katelah kamasutra ngorong, tah ari after play mah sabada kaluarna korong, anu ditandakeun; ramo leungeun ngulapes, tuur ngoroncod, awak lungse satulang sandi.

ceuk nu rahul ngorong teh ngalambangkeun kasatian, mun karasa aya korong dijero irung tara talangke deui, langsung we dikobet terus dihualkeun. tara ieuh nitah batur. salian kasatian ngorong ge ngalambangkeun kaadilan, geus papada apal liang irung teh pan aya dua, mun nu kenca diala korongna, nu katuhu ge kudu diala meh teu sisirikan najan nyatana dinu katuhu mah euweuh korongan. ngan omat ulah sakaligus, da meureun mun liang irung dua-duana diasupan ramo, bisa burial buncelik beakeun napas. kitu deui dina hal ramo mana nu nek dipake ngorong, tong curuk wae, da meureun ramo nu sejen ge hayangeun kabagean, kudu walatra, mun sakali sewang nya sakali sewang, kacuali jempol da jempol mah tara pipilueun ngorong,eta mah husus keur nga-sms.

aya sababaraha pasipatan jalma, dihubungkeun jeung ngorong-mengorong. kahiji jalma berehan, cirina mun tas ngorong, korongna sok dibikeun kabatur, kadua jalma rayungan, sok kabengbat ku korong anyar anu leuwih onjoy ti korong nu heubeul, katilu jalma gehgeran, teu kaop ningali nu ngorong, irung batur langsung dicolok terus dihualkeun, nu kaopat jalma anu tas ngalamot korong, cirina sok sura seuri wae hareupeun monitor. julaeut gubrag!

Antara Hujan,Banjir dan Rorombeheun




“Abong keur usumna” Gumam mang Soleh ketika melihat pagi, hujan sudah ngagebret. Bagi sebagian orang mungkin hujan itu dianggap berkah, tapi bagi mang Soleh malah sebaliknya, hujan bak musuh bebuyutan yang berpengaruh pada eusi dompetnya. Bagaimana tidak keseharian mang Soleh adalah seorang penjaja es kelenong, bila hujan datang kelenong mang Solehpun ikut ikutan tak bunyi, artinya mang Soleh tak bisa jualan lagi. Biasanya suara kelenongnya selalu menghiasi gang-gang sempit yang disambut dengan lolongan anjing yang terusik atau tangisan anak kecil yang minta jajan es. Kini kelenongnya hanya jadi saksi bisu dikala mang Soleh sedang ngahaleuang lagu es lilin menghibur kelima anak-anaknya yang merengek minta uang jajan.



Pagi itu hujan sudah ngagebret lagi, mang Soleh tambah asik ngarengkol kaya kuuk.

“Jurig….tiris euy!” Sarungnya yang sudah kuleuheu, terpaksa ditarik lagi, membalut tubuhnya yang semakin renta. “Happy valentine…Mah!” Suara parau mang Soleh dari dalam sarung. “Palentin..palentin tai pedut…..lebok tuh palentin!” Gerutu istrinya. “Cik atuh kudu aya ka gadag, keur usum hujan mah teu bisa jualan es kelenong, ganti atuh ku bajigur kelenong!” Sambungnya lagi sembari nakolkeun pangebug kasur kana bujurna. “Blugk…blagk…! “Tong kitu atuh honey, yu kita rayakan hari valentine ini didalam sarung!”Celoteh mang Soleh pikasebeleun.



Bagi cewek hujan memang bikin ribet, walau payung suka setia menemani, tapi kalau hujan ngagebret teu eureun eureun, ya riweuh juga.

“Sikasebelan…teu kaur diwedak yeuh!” Gerutu seorang cewek menor yang kening dan pipinya kena guyuran air hujan. Bak jalan aspal yang tergerus air, koral koralnyapun menyembul keliatan, begitu juga pipi, yang tadinya kelihatan licin kini garompal dan jerawat batunya pun muncul dari persembunyiannya yang dialasi dengan hamparan kokoloteun yang menahun. Hujan kian deras, ahirnya tamu tak diundangpun datang. Banjir menyelinap kelorong lorong bahkan manjat ke trotoar membuat pejalan kaki jingkrak jingkrak dengan kilatan betis dari seorang cewek yang terpaksa harus menaikan rok-nya tinggi-tinggi.

“Ateul banget kenapa juga nih!” gumam seorang cewek dengan selopnya yang ditengteng kiri kanan. “Ammmpiuuun dech…masak gw rorombeheun, apa kata duniaaaaa!” Teriaknya seakan tak percaya, seraya menggaruk garuk telapak kakinya yang mendadak gatal dan garompal kayak kena rayap. Rorombeheun? Dulu memang mutlak milik wanita desa yang rajin kesawah, kini rorombeheun sudah go public, sudah saba kota! Sok siah tong ulangah elengeh ngaku rorombeheun nya?

Sarua Gejulna


Beus ngarandeg sakeudeung dipalebah pintu tol Bekasi Timur, supirna ngarawel gado panjaga tol, eh kartu tol , terus ngadius deui nuju ka wetankeun, sora mesinna ngagaur handaruan. Najan sora mesin matak rawing daun ceuli,tapi bubuhan jalanna lempeng tur rata sarta banna buleud teu burung Kohir ngaguher sare tur nganjang ka alam pangimpian. Keur ngeunah ngeunah ngaguher, gurubug Kohir ngalilir lantaran ramo kenek anu keusrak tur koromod ku oli, noel kana taktakna bari pok nanya. " Medang ?" Kohir ngan ukur unggeuk, hatena mentegeg ambek lantaran keur ngeunah ngeunah ngimpi duet jeung Ira Swara dina acara sang bintang, ngadadak kapotong. "Jadol...kaya kieu mah teu meunang dewek senang yeuh, cik atuh sabar ari menta ongkos teh, da dewek ge moal kamana mana !"Kohir ngagerentes bari ngusiwel ngodok duit tina dompetna, song diasongkeun. "Sajalmi ?" pokna deui bari ngareret kanu gigireun. "Muhun !" Tembal Kohir bari pipilueun ngareret. Karek sidikeun yen batur sabangkuna teh awewe, rupana enya geulis da awewe ngan teu sangolenyay Bella Saphira. " Lakadala lumayan eung aya heureuy heureuyaneun !" Kohir ngadadak kumetap. Dasar lalaki teu kaop aya nu herang sok lat poho kanu belewuk , padahal balik kalembur teh ngahaja nek ngalongok "mawar bodas" anu geus lila tara diteang.

"Aya ku cua eta kenek abong ka awewe menta ongkos ge meuni ngahaja dililakeun !" hatena noroweco. Asa teu gugur teu angin, basa kenek jeung nu gigireunana semu nu otel, hatena ngadadak nyongkab panas, padahal kabogohna lain,wawuh ge encan, ngan ukur batur sabangku. " Na jadi timburu kuda kieu aing teh, keur lieur kitu ?" bari gap kana tarangna. "Naha da tiis geuning!"

Cibitung, Cikarang ngan sajorelat kaliwat, sajongjongan Kohir ngahuleng, dina hatena nyangkaruk dua pilihan, naha mending nuluykeun ngaguher deui bari susuganan Ira Swara daekeun diajak duet deui, atawa mending ngoconan anu gigireun. Bet asa kaparengan deuih , pitunduheunana ngadadak leungit, teuing ngorolos kamana. " Nyalira ?" Kohir mimiti muka obrolan. "Iyaaaah!" jawabna, sorana halimpu persis sora sang operator party line anu keur on air. "Bade ka Sumedang ?" Sora Kohir rada dilentongkeun " Iyaaah !" jawabna deui. " Sumedangna palih mana ?" Kohir beuki panasaran. "Tahu nggak gunung Tampomas ?" manehna malah malik nanya. Hag siah naha geuning ngomongna bet letter "B" mamalayuan sagala. "Kantenan atuh terang mah, pan sakitu ngajegrigna !"Kohir heran naha ditanya alamat bet jor jor ka Tampomas sagala. "Kalo tau.... kampung sayah enam puluh kilo meter dari situh !"pokna deui.
" Kearah mana atas atawa bawah ?" ceuk Kohir, kawas embung kasaing gejulna.
"Yah pokonya dua kali naek angkot dari situh !"
" Oh..pasti nami lemburna Cibiuk nya ?" Kohir nyoba nyoba nebak bari jeung asal asalan.
" Geuning terang ...muhun eta Ci..ci..biuk !" Ngajawab bari jeung semu nu era pedah kanyahoan ngaran lemburna.
" Sikasebelan mun titatadi ngomong teh, ieu mah bet mamalayuan sagala, matak rabeng tai ceuli !" Kohir ngagerentes deui.

Ari dibarengan ku ngobrol mah teu karasa beus teh geus nepi ka tungtung tol. " Kopo kampeeek abisss !"kenek kadenge ngagorowok bari ngetrekkeun duit kencring kana panto. Panumpang anu nek turun paheula heula tuturubun, sabalikna padagang asongan malah paheula heula naek, atuh jadi padedet dilawang panto, antukna silih dupak jeung silih seging.
" Punten nepangkeun abdi Kohir Jumadirangkir bin Sukinta, rerencangan sok nyebat ka abdi Jeffry !" ceuk Kohir pedah titatadi ngobrol can ngawanohkeun ngaran.
" Oh sami abdi ge nepangkeun nami abdi Odah Saodah Warohmah Mawadah binti Sumpena, asli ti Cibiuk, tong asa asa sebat wae abdi Sandra !"
" Ari di Batawina damel ?" Kohir tetelepek
" Sadamel damel di komplek perumahan Pondok Indah !"
" Manaeun bumina Inul ?" Kohir langsung nyamber nanyakeun imahna Inul, lantaran basa nongton hot gosip di tivi imah Inul anu harga miliaran ayana didinya.
" Puguh pagigir gigir pisan, malihan upami nuju nyalse, mba Inul sok ngahaja ka abdi miwarang nyiaran !"
" Baruk !"
" Lah lumayan gaduh side job, margi upami kenging sok diartosan, kenging kuar sok dietang saratus rebu sasiki, atuh upami kenging kutu sok dietang lima puluh rebu sasiki !"
" Sakali nyiaran sok kenging sabaraha kitu ?"
" Lumayan kuar sok kenging lima, kutuna tilu siki, ari akang damel dimana ?" Sandra alias Odah malik tetelepek.
" Ah sadamel damel...pami dipercanten mah damel di Balai Penelitian Tongo jeung Tuma !"
" Di bagean naon kang ?"
Karek ge nek pok ngajawab, cekit sora erem nyiricit, jedak tarang Kohir anu legana sahektar nenggar tungtung jok.

Ambon Sorangan


Cau ambon dikorangan kanyere kapipir pipir, Chu Eng Lay ambon sorangan Nyo Cho Sang mah teu mikir mikir. Dua duana sarua pakeukeuh keukeuh, Chu Eng Lay keukeuh bogoh, kitu deui Nyo Cho Sang keukeuh embung, malahan hate Nyo Cho Sang kalahka ngait ka ko Boen Haw bujang lapuk anu boga pabrik hio diwewengkon Mauk. Abong rupa ko Boen Haw mirip Tao Ming Tse atuh jadi bahan rebutan amoy amoy saantero pecinan. Teu saeutik wanoja anu ditampik sapiasihan, ditolak sapajodogan, kitu deui Nyo Cho Sang ngan ukur bisa ngegel curuk, malahan ayeuna mah tibalik, cau ambon dikorangan kaliki kapipir pipir, Nyo Cho Sang ambon sorangan ko Boen Haw mah teu mikir mikir,sabab hate ko Boen Haw geus kajamparing ku Chi Mei Lan wanoja camperenik, palayan toko elektronik di wewengkon Glodok.

Ayeuna mah karek karasa kumaha rasana ditampik ku awewe, peurih asa digerihan terus dipurulukan ku uyah kidul, teu disangka titadina geuning Chi Mei Lan teh, saeutik oge teu kabrongbroy ku rupa sumawona ku harta banda, sanajan enya ko Boen Haw teh teu dipiceun sasieur mirip personil F4, atawa saliwatan mah mirip Roger Danuarta, kitu deui hartana, bru di Panjalu ngalayah diaderah Bayah, tapi katresna Chi Mei Lan geus kadung dipuntangkeun ka Thai Khu Chiang anu sareretan mirip Ferry Salim pemeran utama pilem Cha Bao Khan. Dasar Thai Khu Chiang kaleuwihan ditaksir ku Chi Mei Lan anu demplon siga bapau eusi daging hayam, eh kalahka naksir Shoe Ming Soei mojang desa asal Pontianak anu karek sabulan ngumbara ka Jakarta.

Sapoe samemeh imlek ngahaja Thai Khu Chiang tandang ka imahna di Petak Sembilan, mawa kueh karanjang jeung jeruk bali sadingkul. Dihandapeun caangna lampu lampion Thai Khu Chiang nembrakeun eusi hatena yen manehna rumasa kapentang gondewana Shoe Ming Soei. Asup akal mun Thai Khu Chiang kapengpeongan tur kabungbulengan, saha lalakina atuh anu teu kabengbat ku kageulisan Shoe Ming Soei,sanajan asal ti padesaan tapi Shoe Ming Soei lir titisan dewi Kwan in. Sakedapan Shoe Ming Soei ngan ukur ngabetem basa ditanya eusi hatena, Thai Khu Chiang tambah panasaran campur hariwang, boa boa cintana nogencang. " Pasihan waktos !" kitu nu kaluar tina biwir ipis Shoe Ming Soei minangka jawabanana. Teu beak kasabaran ,waktu cia taokai (dahar bareng maleman imlek ) di hotel mandarin, Thai Khu Chiang menta jawaban nu pasti, leungeuna ngasongkeun angfaw tanda kadeudeuh anu eusina taya lain konci ruko nu aya dikampung china,diwewengkon kota wisata Cibubur. "Mangga atuh, ari hoyong kapastian tiabdi mah !" Shoe Ming Soei ngarandeg, ramona nu lentik nyelang heula ngaragamang kana angfaw, dua detik angfaw teh geus pindah kana tas manehna, geus kitu neruskeun hanca cumaritana. Barang rengse cumarita Thai Khu Chiang lir besi atah meuleum, ambek pacampur jeung reuwas, reuwas nandingan dibentar gelap tengah poe ereng ereng. Ambek lantaran angfaw geus pindah tempat, atuh reuwas lantaran Shoe Ming Soei wakca balaka yen manehna kalahka bogoh ka Barongsai.

Cau ambon dikorangan kanyere dijieun bongsai, Thai Khu Chiang ambon sorangan, Shoe Ming Soei mah kalahka ngudag barongsai.

Tamu Atahadol


Bada isya kurutak Juhe datang ti panyabaan bari jeung rarebo kukasono, rangkibung ku rasa rindu lantaran meh tilu bulan teu balik kalembur. Ti terminal keneh beungeut pamajikanana geus ngongkolak wae dina panon, kumejot hayang geura numplekeun rasa kasono. Kituna mah pantes, da waktu ditinggalkeun nyaba, sasatna keur anyar papangantenan keneh. Ningali salakina datang, Sari anu keur anteng nonton sinetron dina tivi, langsung ngabageakeun ku paroman anu marahmay tanda gumbira.

" Damang kang ?!" pokna bari solongkrong ngajak sasalaman. Dua dampal leungeunna patarema. Seeer jeduuud ! Jeleguuur.....!! Dua rasa diadu ngajadi hiji, lir ombak laut kidul anu keur meujeuhna motah.
" Alhamdulillah, kumaha sawalerna ?" ngajawab semu haroshos.
" Pangesto kang !" dijawab ku Sari anu teu weleh dipasieup ku imut anu ngagelenyu.

Wanci geus nunjukeun jam dalapan peuting, hawa geus mimiti nyilingit tiris, Juhe siga nu geus teu sabar, panonna meus meus ngareretan lawang panto kamar, ari Sari jongjon nyolokan chanel tivi ku gagang sapu minangka remotna.

" Kang bilih bade leleson, mangga tipayun abdi bade ngoncian panto heula !" ceuk pamajikanana surti. Karek oge nek cengkat ngajungjung, tiluar aya nu uluk salam.
" Assalamu alaikum !" sora semah meuni nyelengkeung.
" Waailakum salam !" Dua duana meh bareng nembalan,hatena sarua pada pada mentegeg.
" Sikasebelan aya aya wae !" kitu meureun nu ngarakacak dijero hatena.
" Geuning silaing, Bro aya naon euy peuting peuting !"
" Puguh ngahaja euy, da ngadenge aya beja yen ente datang, nek menta ududeun !"
" Kaparengan can meuli euy poho !" Juhe alesan, padahal dina kantongna aya kana dua selopna.
" Keun wae atuh ari kituh mah, nek ngadon lalajo siaran mengbal we dina ditivi, kaparengan aya siaran langsung liga inggris, tas acara mengbal bejana aya acara siaran langsung wayang golek sapeuting jeput !" ceuk Ibro teu euleum euleum. Ngadenge kitu angeun Juhe ngadadak seueul, maenya nek ngadeluk maturan semah,ngan dipikir deui maenya aya semah dibuburak titah kaluar.

" Nyi suguhan atuh, maenya semah dianggurkeun wae, pan cikopi pait mah aya lin ?"
" Mangga kang !" satengah kapaksa, Sari ngojengkang kadapur nek nyieun cikopi jang tamuna.
Keur guntreng ngobrol,pes listrik teh ngadadak pareum, Ibro anu kadedemes nongton mengbal handeueuleun, manehna gura giru balik lantaran inget kapamajikanana lamun pareum listrik teh sok kuwawang keweweng neangan cempor.
" He...lain teu sono dewek nek balik euy !" ceuk Ibro bari ngajaweng lampu senter anu tadi dibawa.
" Heueuh jig...kahade dijalan poek, mangkaning imah dewek mah pan mencal jauh tibatur !" Hate Juhe asa bungangang.

Heuleut sababaraha waktu, bray listrik teh caang deui, Sari nyerengeh seuri bari nyampeurkeun ka Juhe pok ngomong.
" Aman ayeuna kang teu kudu diusir geuning semah teh !"
" Naha dikumahakeun kitu listrik teh bet kawas nu ngarti ?"
" Ku abdi meteran listrikna diturunkeun kang, keuheul atuh da !"
" Hebat lah !" Juhe ngacungkeun jempol.
" Ayeuna bade neraskeun nongton mengbal atawa bade leleson kang ?"
" Raosan mengbal dikamar yu...urang ngadu pinalti jeung akang !"

Kakara ge nek singgolehe, diluar kadenge aya nu gura gero.
" He...geus teu aliran deui euy...nek nuluykeun lalajo tea !" Horeng nu gura gero teh Ibro.
Nu dikamar simpe euweuh nu nembalan,nu kadenge sora si Ibro gura gero deui.
" Adeuw suku aing..suku aing kagencet !" bari terus lumpat balik deui kaimahna.
" Nya kunaon ari si Ibro make ceuceuleuweungan kitu ?" ceuk Juhe ngaharewos.
" Puguh ku abdi dilawang panto di pasangan senteg beurit kang !"
" Heuheuy hebat euy....eh tuh nya jadi poho...ari tadi geus sabaraha tendangan pinalti teh ?"
" Pami teu lepat....nembe tilu kang !"
" Har lain karek dua ?!"
" Huz sok korupsi...sok atuh uihan deui tihiji!"
" He..he...kau tau yang ku mau...kemon beiy beuh !" ceuk Juhe bari singkil deui

Kisah Karsih di Sakola


Ceuk batur, mung uing direndengkeun jeung Dian Sastro cenah kawas beubeulahan terong. Tapi aya oge nu ngomong mirip Bella Saphira, atuh ceuk sawareh deui uing teh leuwih mirip bentang sinetron kawin gantung Nathalie Sarah. Ah mana nu bener ieu teh? Keun we , matak disangka mirip artis ge meureun uing teh geulis. Paingan atuh saban aya lalaki teu kolotna teu budakna teu aki-akina sok marelong wae ka uing. Malahan guru olahraga uing pa' Somad song olohok lamun uing keur make kaos jeung calana trening teh, kitu deui pa Kardi guru matematika, tara ieuh nyarekan mun uing teu ngerjakeun peerna, malahan sabalikna sok mere pijawabeunana. Ah boa boa naksir ka uing, tapi maenya aya guru bogoh ka murid.

Bodi okeh, panampilan okeh tapi naha ngaran uing bet Karsih, teu mecing teuing jeung teu gaul. Heueuh nu kitu tea mah bapa uing, mere ngaran budak teh jangji jle wae, cik atuh mere ngaran teh nu rada komersil Desi, Dona, atawa Euis aya saleuheung. Teu kabayang mun engke lulus ti SMEA, heug ngalamar gawe jadi sekertaris. Kira kira ditarima kitu jadi sekertaris?

Keun wae, da ceuk mang Shakespir ge, cenah apa arti sebuah nama, batur ge aya nu ngarana Casingkem geuning teu disangka sangka bisa sasalaman jeung ibu persiden tur naek pasawat ti Riyad ka Jakarta kalayan haratis. Sabalikna nu ngarana hade, tingkah polahna loba nu teu hade malah unggal poe jadi tontonan batur di acara Buser, Patroli, jeung Sergap. Mun seug uing siga kitu, mana teuing pada ngajejelehna. Teu jauh ti ngaran Karsih. "Karsih-Karsih.... karsihan deh luh !" Kitu meureun sing kecewisna batur.

Kawas geus diatur tidituna, nurubcupu deuih boga kabogoh teh ngarana Dudun, najan ngarana teu sakeren Thomas Djhorgy, tapi tagogna mah beda ipislah jeung Anjasmara mah. Malah sok seuri sorangan ngaran papanjangna teh sarua deuih, ari uing Karsih Setiawati ari kabogoh uing mah Dudun Setiawan. Enya sarua tipe satia. Buktina basa Aa Dudun ngajak nyalingker heula kapipir wc sakola, uing teh teu nolak da bakating ku satia tea. Teu pira di pipir wc teh, ngan ukur titah ngadengekeun manehna ngahariring laguna Obbie Mesakh, nu kawas kieu tea geuning.
" Kisah Karsih di sekolah tak kan terlupa...tiada kisah paling indah kisah Karsih di sekolah..tiada kisah paling indah kisah Karsih di sekolah !"
Nya kuing teh dialokan kawas kieu.
" Malu aku malu pada semut merah, yang berbaris didinding, seakan curiga, sedang apa disana? Sedang ngabuburit jawabku!"

Harianeun kabogoh teh, batur mah ngajak ngabuburit teh ka mol, ieu mah ngajak nyalingker kapipir wc sakola. Kumaha mun geus dur bedug magrib, heug euweuh jeung ngabatalan, ari pokna teh ngagampangkeun pisan.
" Gampang atuh urang silih cabut bulu irung we !"
Puguh irung uing mah tibaheula ge euweuh buluan, kitu deui bulu sejenna can jadi. Teu percaya ? Pek we toong mun uing keur mandi ! Bit ketah.

Kumis Baplang


JANG Dadang bujang gandang urang Sela Gedang, gandang lantaran boga kumis baplang sangadulang. Najan gandang geuning teu jadi jaminan payu ka mojang lenjang. Kukituna sakapeung sok humandear tur ngarasa kaluman lantaran geus lana teuing ngabujang. Manehna hariwang lamun lila teuing ngabujang pakarangna bisi karatan lantaran lila teuing dina jero sayang. Lain teu hayang cenah neangan ubar karatan disisi jalan tapi inggis kubisi rempan kusugan. Keun wae cenah pakarangna karatan tur pipi karadak jarawatan, daripada kudu mayar tur ngeunahna ngan saentragan bari ahirna pakarangna panyakitan.

Sabar jeung sabar , sugan jeung sugan sabada lebaran, aya mojang lenjang kumalayang tur eunteup dina sayang jang Dadang. Lamun tea mah aya, meureun ku jang Dadang teh langsung diajak makalangan tur diajak galungan sabada walimahan sarta diajak lalayaran ngambah sagara kaendahan dina mangsa peuting munggaran.

Sakedetan tarang jang Dadang kerung sorangan, mikiran nu bakal karandapan, naha mun boga pamajikan bakal kaparaban kalayan hirup bisa senang sabab keur sorangan ge mungguh ripuh loba kahayang nu can kasorang, komo deui geus maraban duaan jeung pamajikan, asa pamohalan bakal senang lantaran jang Dadang masih pangangguran alias can boga pakasaban.

Dasar gurat awak sisit kadal, nu didago dago tacan jonghok, nu lenjang tacan kabandang, kitu deui nu bahenol can wae norojol, nongtot jodo kasebutna dicap jomlo salilana.
" Boa boa enya Euis Demplon nampik sapajodogan teh gara-gara kumis aing!" Gerentes jang Dadang bari ngusapan kumis baplangna. Najan ceuk paribasa, lalaki mah ditampik paranti ditolak biasa, tapi tetep we mun karandapan, sok ngajedug kana jajantung, ngaganjel kana angen, hate peurih asa digerihan, kitu deui nu karandapan ku jang Dadang harita.
" Cik atuh mun nolak mah nolak we, ulah tudah tuduh kana kumis sagala anu teu tua teu dosa !" ceuk jang Dadang gegerendengan sorangan, basa ras inget deui ka ucapan Euis Demplon, anu nolak cintana kalayan dibumbuan ku alesan sieun digadil ku kumisna lamun seug manehna jadi bebenena.

Bakating kuhayang ngabandang Euis Demplon anu super herang, kabejakeun jang Dadang luluasan ngurud kumisna anu baplang. Leumpang ngagandeuang seja nepangan sang mojang anu lenjang. Sanggeus nepi kapakarangan, kasampak Euis Demplon keur dikaleng ku sang juragan bari terus sing sulusup kana sedan. Biur indit ngadon senang senang duaan. Hate jang Dadang kumalayang, cimata teu karasa ngeumbeung ngagenclang, hanas kumisna geus bolenang tapi simojang tetep teu kabandang, malahan geus dikeukeuweuk ku juragan anu cenah boga pabrik mobil sedan, anu kumisna geuning leuwih baplang ti jang Dadang. Deudeuh teuing jang Dadang iraha atuh nek mungkas ngabujang, naha nungguan jadi deui kumis baplang atawa nungguan boga mobil kijang ?

Calon Minantu

Dasar si Euis mah rayungan, aya Jumad kulap kelep dilayanan, aya Badrun kucap kiceup langsung nempel, aya Kohir kalalar kililir kapipir langsung naksir, atuh puguh we pas malem minggu tilu tiluna datang. Kituna mah pantes saha lalakina, mun dibere hate ku awewe teu langsung disusul tepus, teu dibere ge kadang sok keukeureuweut.

Ningali nu datang aya tiluna, bah Jelug bapana si Euis haripeut cakah cikih pacampur jeung reuwas, sabalikna Euis mah kalem we siga nu euweuh karingrang.
" Teu salah eta teh kabogoh hidep aya tiluna ?" ceuk bah Jelug ngaharewos ka Euis.
" Muhun bah, puguh abdi ge bingung margi tilu tiluna lolos electrocal treshold, tilu tiluna langkung ti 3% tos mahugi ka abdi !" jawab Euis ngajelaskeun.
" Jadi kudu kumaha atuh, da pamohalan dipilih tilu tiluna ?"
" Mangga ku abah talek heula, visi sareng misina !"
" Mun geus ditanya visi jeung misina, terus nanya naon deui ?"
" Upami tos terang visi sareng misina, karek taros program 100 harina !"
" Heug atuh ari kitu mah !" ceuk bah Jelug bari terus muru ruang tamu.
" Eheeemmmmmmm !" bah Jelug dedehem. Kontan tilu tiluna ngarenjag, padahal harita keur anteng silih pelong,silih polototan,silih herengan, ngan henteu ari keur silih cakar mah.

Sabada ngenalkeun jeung ngobrol ngaler ngidul, kakara bah Jelug ngomong anu ngajurus ka masalah anakna.
" Kieu nya abah mah, salaku sepuhna Euis wajib naros ka sadayana, ngan abah ge sakedikna tos surti maksud sarumping kadieu teh panginten sanes jabung tambuh laku, sanes lunta tanpa seja, sanes kitu ?" ceuk bah Jelug ancad pisan.
" Leres pisan bah !" tilu tiluna ngajawab ampir bareng.
" Kukituna abah mah bade langsung we naros kasadyana, naha bade leres leres miharep ka Euis teh ? Upami bade leres leres, naon visi sareng misina? Cobi jang Jumad heula !" ceuk bah jelug bari ngareret ka Jumad anu diukna paling pojok.
" Sumangga Bah...singketna kieu Bah, dumasar kana saling cinta, atuh platform katresna anu sami, sareundeug saigelan, silih asah silih asuh, nya abdi teh gaduh tekad hoyong mileuleuheungkeun anak abah, tah kitu Bah !"
" Oh sae...sae..ari ujang kumaha ?" bah Jelug neuteup seukeut ka kandidat kadua nyaeta Badrun.
" Sami sareng nu ti payun !" jawab Badrun pondok.
" Ari ujang ? cik cik cik..abah hoyong terang naon visi sareng misina ?" tanya bah Jelug ka Kohir.
" Saleresna abdi ge sami sareng kandidat sanesna Bah !"
" Oh kitu..ayeuna patarosan abah nu kadua. Naon anu nek dijalankeun 100 poe kahareup, upami haridep diparengkeun ngajodo ka anak abah..sok saha heula ?"
" Abdi Bah !" Badrun sumanget.
" Moal kantos 100 dinten, abdi bade ngadamel gedong sigrong, meser mobil mewah, jalan anu kalembur abah bakal leucir diaspal, tah kitu Bah !"
" Abdi ge sami sareng Badrun..Bah !" Kohir langsung nyamber. "Ngan aya langkungna...salami 100 dinten dijamin neng Euis bakal lalieur sarebel, pondokna namah teu kantos sataun satengah ti nikah insyallah bakal masihan incu, nya etang etang hadiah kanggo abah !"
" Oh..sae..sae..sae pisan ! Tah ari jang Jumad ?" bah Jelug ngareret ka Jumad.
" Ari abdi mah teu kedah ngantosan 100 dinten bah, dalah ayeuna ge neng Euis tos lalieur sarebel, upami teu percanten mah taroskeun wae ka jinisna !" ceuk jumad anteb
" Bener eta teh Euis.... ?" bah Jelug kekerot.
" Leres bah...abis kang Jumad lebih kul sih !" jawab Euis bari ngeluk tungkul.
" Behna mah pangacakan batur...dewek Bedoooo !" Badrun ngabengbeos.
" Sarua dewek ge teu sudi abrig-abrigan ari seken mah, kajeun bedo.... bedoooooo !" Kohir ngabecirr.

NUTRISI PERIOPERATIF


Publikasi Charles Butterworth’s pada tahun 1974 menyatakan bahwa ditemukan adanya pasien malnutrisi di rumah sakit dimana pasokan makanan tidak menjadi masalah. Juga diketahui ternyata bahwa parameter penting untuk melihat adanya malnutrisi seperti tinggi badan dan berat badan tidak dicatat pada kebanyakan pasien dan kehilangan berat badan, kadar albumin yang rendah sering terjadi. Sejak publikasi dari Butterworth, lebih dari 150 penelitian lain telah dilakukan dengan menggunakan parameter seperti yang dilakukan Butterworth, tapi juga dengan menggunakan parameter lain yang lebih canggih. Ternyata bahwa malnutrisi di RS masih sekitar 30-50% dari pasien yang dirawat dan makin lama pasien itu dirawat makin malnutrisi. Detsky mempublikasikan suatu penelitian pada 202 pasien yang dirawat karena operasi besar saluran cerna. Tigapuluhsatu persen pasien ini mengalami malnutrisi, dan 10% diantaranya mengalami malnutrisi berat. Satu penelitian besar dilakukan di Brazil pada 4000 pasien di rumah sakit swasta dan rumahsakit pemerintah, menemukan bahwa 12.6% (504 pasien) di diagnosa malnutrisi berat, 35.5% malnutrisi sedang. Juga ditemukan bahwa makin lama dirawat dirumah sakit, makin malnutrisi pasien tersebut. Walaupun prevalensi malnutrisi pasien yang dirawat di rumah sakit masih tinggi dan dihubungkan dengan terjadinya komplikasi, banyak dokter yang belum menyadari bahwa malnutrisi di RS masih tinggi dan berpengaruh pada outcome pasien.
Malnutrition dihubungkan dengan terjadinya komplikasi terutama pada pasien dengan metabolik stress misalnya trauma dan tindakan pembedahan. Keperluan protein lebih tinggi daripada pasien tanpa stress. Bila pasien dengan metabolik stress tidak diberikan terapi nutrisi yang adekuat, tubuh akan menggunakan cadangan protein sebagai sumber energi, hal ini akan menyebabkan penurunan massa tubuh, penyembuhan luka jadi lambat, gangguan fungsi imun, dan meningkatnya morbiditas serta mortalitas.
Penelitian Buzby, Hickman, and Klidjian, menunjukkan bahwa komplikasi 2 sampai 20 kali lebih sering pada pasien yang malnutrisi daripada yang nutrisinya baik. Penelitian Dickhaut dkk., menemukan bahwa adanya malnutrisi dihubungkan dengan lambatnya penyembuhan luka, pada pengamatan pascabedah pada pasien yang dilakukan amputasi kaki, 86% pada yang nutrisinya baik penyembuhannya sukses dan hanya 20% penyembuhannya baik pada pasien yang malnutrisi. Detsky menemukan adanya hubungan yang sama antara malnutrisi dan komplikasi, pada penelitannya pada pasien bedah, pasien yang malnutrisi berat 4 kali lebih banyak mengalami komplikasi pascabedah daripada pasien yang nutrisinya baik.
Penelitian Robinson menemukan bahwa lama perawatan untuk pasien yang malnutrisi lebih lama daripada yang nutrisinya baik. Bila tingkatan malnutrisi meningkat maka lama perawatan akan meningkat pula. Pasien yang malnutrisi ringan lama perawatan sedikit lebih lama daripada yang nutrisinya baik, sedangkan yang malnutrisi berat lama perawatan lebih lama lagi. Pada penelitian ini, 45% pasien yang malnutrisi dirawat lebih lama daripada yang nutrisinya adekuat.
Penelitian Fietkau pada 47 pasien dengan kanker kepala dan leher yang menerima nutrisi enteral dini dengan percutaneous endoscopic gastrostomy (PEG) dalam 2 minggu setelah dimulainya terapi radiasi menunjukkan bahwa kadar pre-albumin secara progresif membaik dan rata-rata berat badannya meningkat. Pasien yang diberikan makanan per-oral kehilangan berat badan sampai 3 kg. Penelitian ini menunjukkan pemberian terapi nutrisi yang tepat secara positif mempengaruhi outcome klinik.
Suatu penelitian pada pasien luka bakar menunjukkan pentingnya pemberian nutrisi secara dini. Pada 12 pasien diberikan nutrisi rata-rata pada hari ke-7 setelah luka bakar, sedangkan pada kelompok lain diberikan secara dini dengan rata-rata pada hari ke-3, dan pada beberapa kasus diberikan pada 48 jam setelah terjadinya luka bakar. Lama perawatan pada kelompok pasien yang diberikan nutrisi dini adalah rata-rata 30 hari (20 hari), dibandingkan dengan 76 hari (49 hari) pada pasien yang diberikan nutrisi lambat.
Sebelum tindakan pembedahan apakah pasien luka bakar atau cancer kita dihadapkan dengan pasien dalam keadaan malnutrisi. Pada pasien dengan cancer ada yang disebut Cancer cachexia yaitu suatu sindroma dengan penurunan nafsu makan, kehilangan berat badan, perubahan metabolik dan inflamasi.
Indikasi terapi nutrisi bila ditemukan pasien dalam keadaan malnutrisi atau pasien tidak makan lebih dari 7 hari atau bila intake yang adekuat < 60% untuk lebih dari 10 hari. Undernutrition dan cachexia sering terjadi pada pasien cancer dan merupakan indikator prognosis yang buruk. Pasien dengan resiko malnutrisi yang berat menguntungkan bila diberikan terapi nutrisi 10-14 hari sebelum operasi besar, kecuali bila pembedahan tidak bisa ditunda. Bila memungkinkan lebih disukai diberikan nutrisi enteral. Nutrisi enteral harus dimulai bila terlihat adanya undernutrisi atau bila intake makanan kurang lebih dari 7-10 hari. Dianjurkan diberikan standar formula, dan pemberian modulator metabolik seperti EPA dapat menolong memperbaiki outcome. Nutrisi enteral merupakan indikasi terapi nutrisi prabedah dan berikan 5-7 hari pada pasien cancer yang akan dilakukan operasi abdomen besar.
Semua pasien cancer yang akan dilakukan operasi abdomen besar lebih baik diberikan immune modulating substrate ( arginine, omega-3 fatty acids) untuk 5-7 hari tanpa memandang status nutrisinya. TNT versi 2000 menganjurkan pemberian nutrisinya sebagai berikut: tinggi protein dan Zn untuk pembentukan otot, rendah lemak, tinggi serat, Eicosapentaenoic acid (EPA), Antioxidants (vitamins A, C, E and Se), Folate dan Fe untuk anemianya.
Kesimpulannya, banyak penelitian yang menunjukkan prevalensi malnutrsisi pada pasien yang dirawat di rumahsakit. Malnutrisi sering dihubungkan dengan terjadinya komplikasi dan memperburuk outcome, maka pemberian nutrisi harus menjadi bagian integral dari pengobatan pasien.

Kata kunci: malnutrisi, komplikasi pascabedah


Sumber: TNT Course 2000 dan ESPEN Guidelines for Enteral Nutrition 2006.

ANESTESI UNTUK PASIEN DENGAN CEDERA OTAK TRAUMATIKA

Pendahuluan
Cedera Kepala atau Traumatic Brain Injury (TBI) adalah salah satu dari trauma yang paling serius dan mengancam jiwa. Terapi yang tepat dan cepat diperlukan untuk mendapatkan outcome yang baik. Anestetist mengelola pasien ini sepanjang periode perioperatif, dari ruang gawat darurat sampai ke tempat pemeriksaan radiologi, kamar bedah, dan neuroICU.
Sasaran utama pengelolaan anestesi untuk pasien dengan cedera otak adalah optimalisasi tekanan perfusi otak dan oksigenasi otak, hindari cedera sekunder dan memberikan fasilitas pembedahan untuk dokter bedah saraf. Anestesi umum dianjurkan untuk memfasilitasi fungsi respirasi dan sirkulasi.
Cedera kepala diklasifikasikan kedalam cedera primer dan cedera sekunder. Klasifikasi ini berguna untuk pertimbangan terapi. Cedera primer adalah kerusakan yang ditimbulkan oleh impak mekanis dan stres aselerasi-deselerasi pada tulang kepala dan jaringan otak, mengakibatkan patah tulang kepala (tulang kepala atau basis kranii) dan lesi intrakranial. Lesi intrakranial diklasifikasikan kedalam dua tipe yaitu cedera difus dan fokal. Difus injuri ada dua kategori yaitu brain concussion (bila hilangnya kesadaran berakhir < 6 jam) dan Diffus axonal injury /DAI (bila hilangnya kesadaran berakhir > 6 jam). Fokal injury ada beberapa macam antara lain brain contusion, epidural hematom, subdural hematom, intracerebral hematom. Cedera sekunder berkembang dalam menit, jam atau hari sejak cedera pertama dan menimbulkan kerusakan lanjutan dari jaringan saraf. Penyebab paling umum dari cedera sekunder adalah hipoksia dan iskemi serebral. Cedera sekunder dapat disebabkan hal-hal berikut : 1) disfungsi respirasi (hipoksemia, hiperkarbia), 2) instabilitas kardiovaskuler ( hipotensi, curah jantung rendah), 3) peningkatan tekanan intrakranial, dan 4) kekacauan biokimia.

Pemeriksaan prabedah
Pemeriksaan prabedah sama seperti pemeriksaan rutin untuk tindakan anestesi lain, hanya ditambah dengan evaluasi tekanan intrakranial, efek samping kelainan serebral, terapi dan pemeriksaan sebelumnya, hasil CT-scan, MRI dll. CT scan menunjukkan adanya peningkatan tekanan intrakranial dengan adanya midline shift, obliterasi sisterna basalis, hilangnya sulkus, hilangnya ventrikel (atau pembesaran, dalam kasus hidrosefalus), dan edema (adanya daerah hipodensitas).
Indikasi untuk pemasangan monitor tekanan intrakranial adalah 1) CT scan abnormal dan GCS 3-8 setelah resusitasi syok dan hipoksia adekuat, 2) CT scan normal dan GCS 3-8 dan disertai dua atau lebih : umur > 40 tahun, posturing, tekanan sistolik < 90 mmHg. Pemantauan tekanan intrakranial menggunakan kateter intraventrikuler lebih disukai karena selain dapat membaca tekanan intrakranial juga dapat digunakan untuk terapi peningkatan tekanan intrakranial dengan cara drainase cairan serebrospinal. Terapi untuk menurunkan tekanan intrakranial umumnya dimulai pada level tekanan intrakranial 20-25 mmHg. Tujuannya untuk mempertahankan tekanan perfusi otak > 70 mmHg.
Pengobatan hipertensi intrakranial adalah level kepala 150 sampai 300, mengendalikan kejang, ventilasi PaCO2 normal rendah (35 mmHg), suhu tubuh normal, tidak ada obstruksi drainase vena jugularis, optimal resusitasi cairan dan semua homeostasis fisiologis, dan pemberian sedasi dan obat pelumpuh otot bila diperlukan. Bila tindakan ini gagal untuk menurunkan tekanan intrakranial, tambahan terapi diberikan dalam manuver first-tier dan second-tier terapi.
First-tier terapi adalah : 1) drainase CSF secara inkremental melalui kateter intraventricular, 2) Diuresis dengan mannitol, 0.25-1.5 g/kg diberikan lebih dari 10 menit, 3) hiperventilasi moderat. Mannitol menurunkan tekanan intrakranial dengan cara mengurangi edema otak dan memperbaiki aliran darah otak. Akan tetapi, mannitol dapat menyebabkan diuresis dan hipotensi, terutama pada fase resusitasi awal bila tidak dipasang alat pantau invasif dan adanya cedera lain tidak diketahui. Karena itu, dipertahankan euvolemia atau sedikit hipervolemia selama terapi mannitol dan osmolaritas serum dipantau serta dipertahankan dibawah 320 mOsm/L. Hiperventilatisi moderat untuk mencapai PaCO2 antara 35 sampai 40 mmHg juga menurunkan tekanan intrakranial dengan mengurangi aliran darah otak. Hiperventilasi harus dilakukan dengan singkat untuk mengobati gangguan neurologis akut atau peningkatan tekanan intrakranial yang refrakter terhadap drainase cairan serebrospinal dan pemberian mannitol.
Second-tier terapi adalah: 1) hiperventilasi agressif, 2) dosis tinggi barbiturat dan, 3) craniektomi decompresif. Hiperventilasi agressif untuk mencapai PaCO2 < 30 mmHg mungkin diperlukan untuk peningkatan tekanan intrakranial yang tidak berespon terhadap first-tier terapi. Bila digunakan aggresif hiperventilasi, pemantauan jugular venous oxygen saturation (SJO2) atau cerebral tissue oxygenation dianjurkan untuk menilai pengaruh penurunan aliran darah otak pada metabolisme oksigen serebral.
Herniasi otak adalah satu hal yang paling ditakutkan sebagai akibat penyakit intrakranial misalnya tumor otak atau cedera kepala. Dari pasien cedera kepala yang berkembang menjadi herniasi transtentorial, hanya 18% mempunyai outcome yang baik, didefinisikan sebagai good recovery atau moderate disability.
Secara klasik, trias yang dihubungkan dengan herniasi transtentorial yaitu penurunan kesadaran, dilatasi pupil, motor posturing timbul sebagai konsekwensi adanya massa hemisperic. Tanda pertama dan ketiga akan hilang bila pasien dianestesi dan yang kedua memerlukan pemantauan pupil yang sering.
Pengelolaan klinis sindroma herniasi adalah sama dengan pengelolaan hipertensi intrakranial yaitu dirancang untuk mengurangi volume otak dan volume darah otak yaitu dengan cara: berikan mannitol, hiperventilasi. Tambahan tindakan yang mungkin digunakan adalah posisi kepala head-up (supaya drainase vena serebral baik), posisi leher netral (untuk menghindari penekanan vena jugularis), pola ventilasi yang tepat, glukokortikoid (hanya untuk tumor atau abses otak, tidak efektif untuk stroke dan kerusakan akibat hipoksia), sedasi, pelumpuh otot dan terapi demam (lakukan hipotermi ringan). Bila tekanan darah naik, harus dikurangi secara hati-hati karena hipertensi umumnya sekunder bukan primer (merupakan komponen dari trias Cushing).
Pengelolaan pasien tanpa adanya tanda klinis herniasi otak
Bila tidak ada tanda herniasi transtentorial, sedasi dan pelumpuh otot harus digunakan selama transportasi pasien untuk kemudahan dan keamanan selama transportasi. Agitasi, confus sering terdapat pada pasien cedera kepala dan memerlukan pertimbangan pemberian sedasi. Pelumpuh otot mempunyai keterbatasan untuk evaluasi pupil serta dalam pemeriksaan CT scan. Karena itu, penggunaannnya pada pasien tanpa tanda herniasi otak adalah bila pemberian sedatif saja tidak cukup untuk menjamin keamanan dan kemudahan transportasi pasien. Bila akan digunakan pelumpuh otot, pakailah yang masa kerjanya pendek. Tidak perlu mannitol karena dapat menimbulkan hipovolemia. Tidak perlu dilakukan hiperventilasi tapi asal optimal oksigenasi dan normal ventilasi.
Pengelolaan pasien dengan adanya tanda klinis herniasi otak
Bila ada tanda herniasi transtentorial atau perubahan progresif dari memburuknya neurologis yang bukan disebabkan akibat ekstrakranial, diindikasikan untuk melakukan terapi agresif peningkatan tekanan intrakranial. Hiperventilasi mudah dilakukan dengan meningkatkan frekuensi ventilasi dan tidak tergantung pada sukses atau tidaknya resusitasi volume. Disebabkan hipotensi dapat menimbulkan memburuknya neurologis dan hipertensi intrakranial maka pemberian mannitol hanya bila volume sirkulasi adekuat. Bila belum adekuat jangan dulu diberi mannitol.

Anestesi
Pasien dengan cedera kepala berat (GCS 3-8) biasanya telah dilakukan intubasi di unit gawat darurat atau untuk keperluan CT-scan. Bila pasen datang ke kamar operasi belum dilakukan intubasi, dilakukan oksigenasi dan bebaskan jalan nafas. Spesialis anestesi harus waspada bahwa pasien ini mungkin dalam keadaan lambung penuh, hipovolemia, dan cervical spine injury.
Beberapa teknik induksi dapat dilakukan dan keadaan hemodinamik yang stabil menentukan pilihan teknik induksinya. Rapid sequence induction dapat dipertimbangkan pada pasien dengan hemodinamik yang stabil walaupun prosedur ini dapat meningkatkan tekanan darah dan tekanan intrakranial. Selama pemberian oksigen 100%, dosis induksi pentotal 3-4 mg/kg atau propofol 1-2 mg/kg dan succinylcholin1,5 mg/kg diberikan, lidokain 1,5 mg/kg lalu dilakukan intubasi endotrakheal. Etomidate 0,2-0,3 mg/kg dapat diberikan pada pasien dengan status sirkulasi diragukan. Pada pasien dengan hemodinamik tidak stabil dosis induksi diturunkan atau tidak diberikan. Akan tetap, depresi kardiovaskuler selalu menjadi pertimbangan, terutama pada pasien dengan hipovolemia.
Succinylcholin dapat meningkatkan tekanan intrakranial. Pemberian dosis kecil pelumpuh otot nondepolarisasi dapat mencegah kenaikkan tekanan intrakranial, akan tetapi keadaan ini tidak dapat dipastikan. Succinylcholin tetapi merupakan pilihan, terutama, untuk memfasilitasi laringoskopi dan intubasi yang cepat. Rocuronium 0,6 -1 mg/kg merupakan alternatif yang memuaskan disebabkan karena onsetnya yang cepat dan sedikit pengaruhnya pada dinamika intrakranial.
Bila pasien stabil dan tidak ada lambung penuh, induksi intravena dapat dilakukan dengan titrasi pentotal atau propofol untuk mengurangi efeknya pada sirkulasi. Berikan dosis intubasi pelumpuh otot tanpa diberikan priming terlebih dulu. Sebagai contoh, dengan rocuronium 0,6-1 mg/kg diperoleh kondisi intubasi yang baik dalam watu 60-90 detik. Fentanyl 1-4 ug/kg diberikan untuk menumpulkan respon hemodinamik terhadap laringoskopi dan intubasi. Lidokain 1,5 mg/kg intravena diberikan 90 detik sebelum laringoskopi dapat mencegah kenaikan tekanan intrakranial.
Intubasi dengan pipa endotrakheal sebesar mungkin yang bisa masuk, dan pasang pipa nasogastrik untuk aspirasi cairan lambung dan biarkan mengalir secara pasif selama berlangsungnya operasi. Jangan dipasang melalui nasal disebabkan kemungkinan adanya fraktur basis kranii dapat menyebabkan masuknya pipa nasogastrik kedalam rongga cranium.
Pemeliharaan anestesi dipilih dengan obat yang ideal yang mampu menurunkan tekanan intrakranial, mempertahankan pasokan oksigen yang adekuat ke otak, dan melindungi otak dari akibat iskemia. Pemilihan obat anestesi berdasarkan pertimbangan patologi intrakranial, kondisi sistemik, dan adanya multiple trauma.
Tiopental dan pentobarbital menurunkan aliran darah otak, volume darah otak, dan tekanan intrakranial. Penurunan tekanan intrakranial oleh obat ini berhubungan dengan penurunan aliran darah otak dan volume darah otak akibat depresi metabolisme. Obat-obat ini juga mempunyai efek pada pasien yang respon terhadap CO2nya terganggu. Tiopental dan pentobarbital mempunyai efek proteksi melawan iskemia otak fokal. Pada cedera kepala, iskemia merupakan sequele yang umum terjadi. Walaupun barbiturat mungkin efektif pada brain trauma, tapi tidak ada penelitian Randomized Controlled Trial yang menunjukkan secara definitif memperbaiki outcome setelah cedera otak traumatika. Sebagai tambahan, tiopental dapat mempunyai efek buruk bila tekanan darah turun.

Pascabedah
Bila pasien prabedah GCS 8 kebawah, pasca bedah tetap diintubasi. Bila masih tidak sadar, pasien mungkin dilakukan ventilasi mekanik atau nafas spontan. Harus diperhatikan bahwa pasien dalam keadaan posisi netral-head up, jalan nafas bebas sepanjang waktu, normokapni, oksigenasi adekuat, normotensi, normovolemia, isoosmoler, normoglikemia, normotermia (35-360C). Berikan fenitoin sampai 1 minggu pascabedah untuk profilaksis kejang. Nutrisi enteral dimulai dalam 24 jam pascabedah.


Sumber Bacaan:
1. Bisri T. Dasar-Dasar Neuroanestesi. Olah Saga Citra; 2008.
2. Bisri T. Penentuan Jugular Bulb Oxygen Saturation (SJO2) dan Cerebral Extraction of Oxygen (CEO2) sebagai indikator utama proteksi otak pada teknik anestesi untuk operasi cedera kepala. Disertasi. Universitas Padjadjaran 2002.
3. Newfield P, Cottrell JE. Handbook of Neuroanesthesia, 4th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2007:91-110.

Anesthesi untuk kasus asthma bronchiale berat

Asthma occurs when the main air passages of your lungs, the bronchial tubes, become inflamed. Asthma is characterized by increased responsiveness of the airways. The muscles of the bronchial walls tighten, and cells in the lungs produce extra mucus further narrowing your airways. This can cause minor wheezing to severe difficulty in breathing. Signs and symptoms can range from mild to very severe and are often similar to those of other conditions, including emphysema, early congestive heart failure or vocal cord problems. Two most common tools to measure lung function: Spirometer and Peak flow meter.
The indications for intubation include apnea, near apnea, a sustained respiratory rate of more than 40 breaths per minute (in an adult), depressed level of consciousness, changes in mental status, central cyanosis, or appearance of severe distress. The severity of asthma define in five step scale dependent upon the amount of treatment required to control symptoms:
1. Requires occasional use of a short acting Beta2-agonist.
2. Being the addition of inhaled steroid at up to 400 mcg of beclomethasone dipropionate or equivalent per day.
3. Addition of a third therapy such as a long acting Beta 2-agonist or leukotriene-receptor antagonist.
4. Suggests a cautious increase of inhaled steroids, to maximum of 800mcg per day.
5. Introduction of oral steroids, high dose of inhaled steroid > 1000 mcg per day or other systemic steroid sparing agents such as aminohpylline.
Anesthesiologist must be extra cautious when anesthetizing children on steps four and five.

Premedication : Mild sedation before entering OT, short-acting benzodiazepine midazolam IV (0.05 to 0.1 mg/kg IV) or, in small children, orally (0.5 to 1 mg/kg, with maximum of 15 mg). Bronchodilators should be given just prior to induction. Patients use their inhalers as usual on the day of surgery, but also to take inhaled Beta 2-agonist prior to admission to the operating room. Corticosteroids may help to prevent perioperative bronchospasm although evidence is limited. Intravenous hydrocortisone is recommended to avoid adrenal crisis.
Choice of the anesthesia: Regional anesthesia vs general vs mask vs LMA. Most patient with reactive airways, regional anesthesia is ideal. Ketamine, agent of choice: bronchodilator effect, possibly mediated by direct relaxation of airway smooth muscles. Inhabits vagal pathways and augments catecholamine release, should be accompanied by an anticholinergic agent
Volatile agents used are well known as bronchodilating drugs. Halothane was the agent of choice in the past. Sevoflurane is the most commonly used agent now. LMA may be useful but have not been fully investigated in children. The use of LMA, instead of laryngoscopy and endotracheal intubation, should be considered in patients undergoing minor surgery, as airway reflexes are stimulated less significantly. LMA does not protect the airway from aspiration and is not effective in ventilating patients who have a significant elevation in airway pressure. The best approach to anesthetizing a child might be the use of face mask but only in the presence of good airway and the suitability of the surgical procedures.
Maintenance of anesthesia can be achieved by either IV infusion of hypnotic agents (propofol 50 to 200 mg/kg/min) or the administration of volatile anesthetics, which induce bronchodilatation in a dose-dependent fashion. Opioids and muscle relaxants are frequently administered during surgery. Fentanyl (1 to 3 mcg/kg) and its derivatives do not release histamine (the preferred choices among opioids)
Various muscle relaxants including vecuronium bromide (0.08 to 0.12 mg/kg) and rocuronium bromide (0.6 to 1.2 mg/kg) are devoid of histamine release and are the preferred choices for muscle relaxant (asthma patient). Muscle relaxant should be administered only for the duration of surgery. Asthmatics who are steroid-dependent should be given additional therapy perioperatively in order to avoid adrenal insufficiency during surgery. Perioperative epidural analgesia has been shown to be important in pain relief and in decreasing pulmonary complication.

Bagaimana mencegah dan mengelola Mendelson’s syndrome

Abstrak
Aspirasi isi lambung yang terdiri dari asam lambung dan sisa makanan (Mendelson’s syndrome) merupakan salah satu penyulit anestesi yang dapat dihindari. Aspirasi merupakan resiko dari tindakan anesthesia yang dapat terjadi pada saat intubasi, pasca intubasi, selama anestesi dan pasca bedah. Walaupun angka kematiannya relatif rendah, namun ketidak tepatan penanganan akan menambah morbiditas.
Volume dan derajat keasaman asam lambung menentukan keparahan akibat aspirasi. Aspirasi dapat dicegah dengan puasa pra pembedahan, pemberian obat-obatan untuk mengurangi volume dan keasaman lambung dan melakukan teknik anestesi yang tepat.
Tindakan segera yang dilakukan setelah diduga terjadi aspirasi adalah tindakan suportif dengan head down, pembersihan jalan napas, diberikan oksigen 100% dengan PPV. Dengan melakukan obervasi keadaan klinis dalam 2 jam setelah aspirasi, ditentukan apakah pasien perlu dilakukan tindakan lanjutan di ruang perawatan intensif. Terapi oksigen dan pemberian bronchodilator disesuaikan dengan keadaan klinis dari pasien tersebut. Pemberian antibiotika dilakukan apabila pasien sudah dinyatakan pneumonia. Pemberian korticosteroid hanya bermanfaat apabila aspirat asam lambung pHnya berkisar antara 1,5-2,5.

Pendahuluan
Salah satu penyulit selama tindakan pembedahan dengan pembiusan umum adalah terjadinya aspirasi. Dalam konteks ini yang dimaksud dengan aspirasi adalah masuknya benda asing melalui trakhea ke paru. Benda asing tersebut dapat berasal dari lambung, esophagus, mulut dan hidung, serta dapat berupa makanan, darah, air ludah atau cairan lambung. Masuknya cairan lambung ke saluran napas dapat terjadi akibat muntah atau regurgitasi. Aspirasi isi lambung yang terdiri dari asam lambung dan sisa makanan (Mendelson’s syndrome) merupakan kejadian yang sangat dikhawatirkan oleh anestesiologis karena dapat mengancam jiwa pasien.1,2 Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian Warner et al.3 bahwa dari 215.488 tindakan pembiusan umum, angka kejadian aspirasinya adalah 1:3886 untuk pembedahan elektif, dan 1:895 untuk pembedahan darurat. Enam puluh empat persen pasien yang mengalami aspirasi dalam waktu 2 jam tidak tampak gejala pada proses pernapasan, akan tetapi terjadi kematian pada tiga pasien dari enam pasien yang dilakukan pemasangan alat bantu napas (respirator) dalam 24 jam.3
Pasien yang mengalami aspirasi harus didiagnosis dengan tepat dan cepat agar dapat dilakukan penanganan yang adekwat sesegera mungkin. Gejala terjadinya aspirasi harus dapat cepat diidentifikasi. Mendelson mengklasifikasikan 2 kelompok gejala akibat aspirasi dari isi lambung. Kelompok pertama adalah gejala akibat dari bahan padat isi lambung yang mempunyai tanda dan gejala sianosis, wheezing, coughing, takhipneu, hipotensi dan mediastinal shift dan konsolidasi jaringan paru.4 Kelompok kedua adalah gejala dikenal dengan sindroma Mendelson yang klasik, adalah akibat dari aspirasi asam dengan gejala spasme bronchus, takhipneu, wheezing, sianosis dan panas.4 Berikutnya sejak diketahui bahwa aspirasi lebih mudah terjadi pasien obstetri, Mendelson menyatakan bahwa penyebab aspirasi antara lain adanya perubahan anatomi dan fisiologi pada ibu kehamilan, pengosongan lambung yang memanjang dan penurunan kekuatan otot sphincter-esophagus.4,5
Aspirasi isi lambung dapat dan harus dihindari oleh tim pembedahan, oleh karena itu sebagai anggota tim seorang anestesiologis memerlukan penguasaan pengetahuan tentang apirasi ini dan ketrampilan teknik mengatasinya. Dalam naskah ini akan diuraikan secara singkat tentang patofisiologi, predisposisi, pencegahan dan penatalaksanaan/manajemen aspirasi.4,5

Patofisiologi
Aspirasi isi lambung, penyebab, akibat dan gejalanya dapat dibedakan oleh 3 bahan aspirat jaitu berupa asam, partikel (sisa makanan) dan bakteri. Secara umum aspirasi dapat dicegah dengan menjaga isi lambung agar tidak masuk ke esophagus dan faring, aspirat yang di faring dijaga tidak masuk trakhea dan paru. Selain bahan aspirat, volume isi lambung menentukan keparahan akibat aspirasi sehingga jumlah yang cairan masuk paru diupayakan menjadi lebih sedikit.
Timbulnya reaksi akibat aspirasi asam dapat terlihat segera setelah kejadian atau gejala yang timbulnya lambat. Aspirasi asam lambung terjadi 2 fase yaitu trauma pada jaringan dan reaksi keradangan. Dalam waktu 5 detik, asam akan bereaksi dengan mukosa trakhea dan alveoli, dan dalam waktu 15 detik telah terjadi netralisasi. Enam jam kemudian akan kehilangan lapisan sel superfisial yang bersilia dan yang tidak bersilia. Regenerasi terjadi dalam waktu 3 hari, dan dalam waktu 7 hari terjadi regenerasi yang sempurna pada sel yang mengalami kerusakan. Sel alveolar tipe II sangat peka terhadap asam hidroklorid dan mengalami kerusakan dalam waktu 4 jam setelah terjadinya aspirasi. Peningkatan yang cepat lisophophosphatidyle choline dalam 4 jam setelah aspirasi asam mengakibatkan peningkatan permiabilitas alveolar dan cairan paru (lung water). Peningkatan cairan paru mengakibatkan menurunkan compliance paru, meningkatkan ventilation-perfusion mismatching dan meningkatkan alveolar-arterial oxygen tension difference. Pada fase kedua, ditandai dengan acid-mediated induction dan pelepasan pro-inflamatory cytokine seperti TNFα dan interleukin-8. Hal ini akan merangsang ekpresi sel adhesion molecule L-selectin dan beta-2 integrins pada neutrofil, and intercellular adhesion molecules (ICAM) pada endothel paru yang selanjutnya merangsang reaksi keradangan (neutrophilic inflammatory response).
Aspirasi lokal memicu reaksi keradangan yang menyeluruh yang memungkinan terjadinya kegagalan kardiopulmoner. Aspirasi isi lambung secara bersama dengan adanya akibat partikel, menyebabkan terjadi fokus keradangan dan reaksi tubuh terhadap benda asing dengan kerusakan jaringan secara menyeluruh akibat asam. Partikel dan asam lambung bekerja sama secara sinergis menyebabkan kebocoran kapiler alveolar1,6
Aspirasi partikel besar dari isi lambung, akan menimbulkan gejala obstruksi jalan napas, dan dalam waktu pendek dapat terjadi kematian pasien, oleh karena itu partikel tersebut harus segera dikeluarkan, dan dilakukan oksigenasi dan ventilasi untuk menghindari hipoksia, dan segera dilakukan intubasi untuk mencegah aspirasi selanjutnya.
Isi lambung tidak steril sehingga aspirasi yang terjadi dapat disertai bakteri. Enam puluh sampai 100% terdiri dari kuman anaerob. Gabungan kuman aerob dan anaerob sering dijumpai pada aspirasi pneumoni yang terjadi di rumah sakit. Pseudomonas aeroginosa, Klebsiella dan Escheresia colli merupakan kuman gram negatif yang banyak dijumpai sebagai penyebab pneumonia nosokomial. Staphylococcus aureus merupakan kuman gram positif yang patogen. Kuman gram negatif yang dijumpai pada pemakaian ventilator, 34% berasal dari aspirasi isi lambung dan sekret orofaring, dan diduga merupakan penyebab kematian pneumonia pasca bedah. 1,6

Predisposisi terjadinya aspirasi.
Meningkatnya kejadian aspirasi, disebabkan oleh adanya faktor pasien, faktor pembedahan, faktor anestesi.4,5,6

Faktor pasien
Adanya peningkatan isi lambung, seperti yang terjadi pada: 1) pasien dengan hipersekresi lambung pada kehamilan dan obesitas, 2) pembedahan emergensi yang waktu puasanya belum cukup, dan 3) pengosongan lambung yang memanjang terjadi pada kehamilan, obesitas, trauma, pemberian opioid, kelainan gastro intestinal (obstruksi usus, hambatan pada proses pengeluaran dari lambung dan pada perdarahan saluran pencernakan atas), neuropati anatomi karena diabet dan kegagalan ginjal meningkatkan kemungkinan aspirasi.
Selain itu kondisi seperti: 1) meningkatnya kecenderungan terjadinya regugurgitasi terjadi pada pasien dengan tonus sphincter esophagus yang menurun, misalnya pada kehamilan, obesitas dan hiatus hernia, adanya reflek gastro esophageal yang terjadi pada hiatus hernia dan kelainan GIT, kelainan esophagus misalnya penyempitan dan carcinoma esophagus dan pada usia lanjut; serta 2) inkompenten dari laring misalnya pasien yang tidak sadar, kelainan anatomi laring dan neuro muscular disorder akibat bulbar atau pseudobulbar palsy juga dapat meningkatkan kemungkinan aspirasi 4,5,6

Faktor pembedahan
Tehnik pembedahan yang harus diperhatikan berkaitan dengan kemungkinan terjadinya aspirasi diantaranya adalah: 1) manipulasi usus pada pembedahan abdomen atas dapat terjadi reflux dari lambung, 2) kenaikan tekanan intra-abdominal akibat pneumoperitoneum pada pembedahan laparoscopi, dan 3) posisi lithotomy dan trendelenburg mendesak gaster ke arah proksimal menyebabkan terjadi regurgitasi. 4,5,6

Faktor anestesi
Hal yang dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya aspirasi sewaktu melakukan anestesi yang perlu diantisipasi adalah: (1) pemberian obat anestesi lokal disekitar trakhea pada saat intubasi, (2) belum kembalinya kemampuan batuk akibat pemberian obat pelumpuh otot (neuroblocking agent), (3) tehnik anestesi yang tidak sesuai misalnya a) laringoskopi yang dilakukan pada tahap anestesi yang dangkal dan sudah diberikan obat pelumpuh otot menyebabkan timbulnya batuk, regurgitasi dan muntah, b) dilakukan ekstubasi sebelum kembalinya reflek untuk melindungi jalan napas dari muntah dan regurgitasi c) pemakaian laryngeal mask atau alat pembebas jalan napas yang berada didepan supraglotik menyebabkan penurunan tonus spincter esofagus distal, serta (4) kesulitan manajemen jalan napas, misalnya kesulitan melakukan intubasi sehingga harus memberikan positif pressure ventilation dengan masker, criccoid pressure yang tidak sempurna atau melepaskan tekanan sebelum endotracheal tube nya masuk dan pemasangan endotracheal tube yang masuk ke esophagus pada pasien dengan lambung penuh. 4,5,6,7,8,9,10
Verghes melakukan audit prospektif pada 2359 pasien yang dilakukan anestesi umum dengan LMA, 41% dilakukan positve pressure ventilation 5 pasien mengalami regurgitasi, 3 pasien terjadi pada saat pelepasan LMA pasca bedah, hanya 1 pasien yang diketahui terjadi regurgitasi dan pasca bedah tidak ada gejala sisa.4 Hasil survei Brimacombe dan Berry di unit perawatan intensive pada tahun 1990-1991 memperlihatkan bahwa 758 pasien dengan laryngeal mask, 8 pasien terjadi aspirasi ada 1 orang terjadi aspirasi penumonitis, tanpa ada kematian. 4

Pencegahan aspirasi
Aspirasi dapat terjadi setiap saat, sebelum, selama dan sesudah pemberian anestesia. Aspirasi isi lambung tanpa gejala terjadi pada 45% pasien tidur dan 75% pada pasien tidak sadar. Kecurigaan terjadi aspirasi apabila terdengar suara tambahan, terjadi kenaikan airway pressure atau pengeluaran sekret yang berlebih. Adanya suara napas tambahan berupa wheezing, rales yang menyeluruh, takhipneu, takhikardia, dan panas yang tidak tinggi merupakan gejala dari aspirasi isi lambung. Untuk diagnosa pasti dapat dilakukan dengan pemeriksaan invasif misalnya fibreoptic bronchoscopy, bronchoalveolar lavage. 1,4,5,6,12
Aspirasi dapat terjadi pada keadaan peningkatan tekanan lambung, meningkatnya kecenderungan terjadinya regurgitasi dan adanya penurunan kompetensi laring. Pencegahan dilakukan dengan mengurangi produksi asam lambung dan keasaman lambung. Produksi asam lambung yang lebih dari 25ml(0,4 ml/kg) dan pH kurang dari 2,5 mempunyai resiko yang lebih besar. Apabila pH asam lambung kurang dari 1,5, kerusakan yang terjadi pada paru sangat hebat. 1,4,5,6,12
Aspirasi dapat dicegah melalui: puasa pra pembedahan, pemberian obat-obatan untuk mengurangi volume dan keasaman lambung dan melakukan dengan teknik anestesi yang tepat.

Puasa pra pembedahan
Puasa merupakan salah satu cara dari pengurangan isi lambung yang berupa padat dan cair. Berkurangnya jumlah asam lambung akan meminimalkan efek terjadinya aspirasi pneumonitis. Tujuan utama puasa adalah mengurangi volume isi lambung dibawah 25 ml. Puasa pra bedah menyebabkan mulut kering, haus, meningkatkan resiko PONV dan terjadinya hipovolemi. Pengosongan cairan lambung dikendalikan oleh bagian proksimal dari gaster dan berkaitan langsung perbedaan tekanan dari gastroduodenal, kecuali kalau ada hal yang patologi dari pyloric dan terjadi perubahan anatomi akibat pembedahan.
Jumlah isi lambung tergantung dari dimulainya waktu puasa. Puasa dengan minum air putih 2 jam sebelum pembedahan tidak meningkatkan volume cairan lambung dan keasaman lambung, karena dalam 2 jam sudah terjadi pengosongan lambung, tetapi apabila minum ASI pengosongan lambung baru terjadi setelah 4 jam. Untuk susu formula, makanan ringan pasien dipuasakan dalam waktu 6 jam. Makanan berat pengosongan lambung terjadi dalam waktu 9 jam. 4,11

Pemberian obat-obatan untuk mengurangi volume dan keasaman lambung
Derajat keasaman lambung sangat berpengaruh terhadap derajat kerusakan dan kegawatan dari aspirasi paru. Pemberian Na citrate akan meningkatkan pH asam lambung. Sucralfate akan mengikat empedu dan asam lambung, mempunyai efek untuk perdarahan lambung, tetapi apabila terjadi aspirasi akan menyebabkan pneumonitis akut dan perdarahan paru. H2 reseptor antagonis yang diberikan 90-120 menit akan mengurangi produksi dan menaikkan pH asam lambung. Apabila pasien sudah memakai obat H2 reseptor antagonis untuk beberapa waktu efektivitas untuk mengurangi produksi dan menaikan pH asam lambung berkurang sehingga akan meningkatan resiko akibat terjadi aspirasi paru. Proton pump inhibitors (PPls) mengikat residu cisteine dari H+/K+ ATPase pump mukosa gaster. PPls menurunkan produksi dan meningkatkan pH asam lambung, namun efek tersebut tidak tampak menurunkan kejadian dan keparahan dari paru akibat aspirasi.
Obat prokinetic yang dikenal dengan metoclopramide menurunkan resiko aspirasi dengan menurunkan volume isi lambung. Efek obat prokinetic akan dihambat oleh atropin (10µg/kg), pemberian opiat yang menyebabkan perpanjangan pengosongan lambung dan meningkatkan tonus dinding lambung. 4,11

Teknik anestesi
Aspirasi paling sering terjadi pada saat induksi dan laringoskopi. Kemungkinan terjadinya aspirasi ini dapat dikurangi dengan mengisolasi jalan napas dengan tractus gastrointestinal. Pemasangan endotrakheal secara sadar atau dilakukan rapid sequence induction dengan cricoid pressure akan mengurangi terjadinya aspirasi. Sellick mengemukakan dengan dilakukan penekanan pada cricoid pada pasien yang telentang dan kepala lebih rendah(slight head down) akan mengakibatkan isi lambung yang keluar tidak dapat masuk dalam jalan napas. Posisi head up 450 pada saat intubasi untuk menghindari terjadinya aspirasi. Laringokopi yang dilakukan dengan kedalaman anestesi yang tidak cukup akan mengakibatkan batuk, bucking, muntah dan spasme laring. Keadaan ini akan menyulitkan intubasi sehingga akan memperbesar kemungkinan terjadi aspirasi.
Pemakaian LMA tidak mengisolasi jalan napas dengan tractus gastrointestinal. Hasil meta analisis menunjukkkan bahwa 2 dari 10.000 yang dilakukan dengan LMA mengalami aspirasi. 1,3,4,6,7,8,9,10

Manajemen aspirasi
Aspirasi merupakan resiko dari tindakan anesthesia dan pemberian obat-obatan yang mengurangi reflek proteksi jalan napas. Aspirasi dapat menyebabkan pneumonitis, meningkatkan kejadian pneumonia dan adult respiratory distress syndrome (ARDS). 4,6,12
Tindakan segera setelah diketahui terjadi aspirasi, pertama adalah terapi suportif dengan, pasien diposisikan head down untuk meminimalkan kontaminasi isi lambung dengan paru. Mulut dan faring segera dibersihkan dengan menekan cricoid. Pembersihan jalan napas melalui endotrakheal dapat dilakukan dengan mengisap intratrakheal yang sebelumnya diberikan oksigen 100% dengan PPV. Tindakan selanjutnya adalah melakukan bronhoscopy untuk membuang partikel dari aspirat. Pemasangan oro/nasogastro ditujukan untuk mengosongkan lambung dan mengukur derajat keasaman lambung. Terapi oksigen dan bronchodilator diberikan sesuai dengan keadaan klinis dari pasien tersebut.
Setelah diagnosis aspirasi ditegakkan kelanjutan dari tindakan pembedahan dapat dibicarakan dan disesuaikan dengan keadaan pasien. Setelah pembedahan berakhir dilihat keadaan klinik dalam 2 jam setelah aspirasi, apakah pasien perlu dilakukan tindakan lanjutan di ruang perawatan intensif. Pertimbangan ini perlu dilakukan untuk menyelamatkan jiwa pasien. Warner melakukan studi retrospektif pada 66 pasien yang mengalami aspirasi. Empat puluh dua pasien dari 66 orang dalam 2 jam tidak tampak adanya gejala dan pasca bedah tidak dilakukan intervensi pada pernapasan. Delapan belas pasien yang dilakukan rawat jalan 12 pasien, pulang pada hari tersebut. Delapan belas pasien dari 24 pasien yang menunjukan gejala wheezing, penurunan SpO2 lebih dari 10% dan ada gambaran radiologis dari aspirasi dalam waktu 2 jam. Pasien tersebut dilanjutkan perawatan di ICU untuk diberikan napas buatan. Tiga pasien dilakukan napas buatan lebih dari 24 jam, dan 2 orang mengalami sindroma distres napas dan meninggal. 4,6,12
Pemberian antibiotika dilakukan bila pasien sudah dinyatakan pneumonia. Pemeriksaan mikrobiologi dari pasien aspirasi diperlukan untuk memastikan pemberian obat-obatan. Bahan aspirat membawa kuman masuk kedalam jaringan paru. Dari penelitian bahan aspirat pada kasus aspirasi berat, didapatkan kuman basili gram negatif 49%, bakteri anaerob 16% dan stafilokokus 12%. Keberadaan kuman basili gram negatif menunjukan bahwa pasien tersebut mengalami aspirasi dari bahan tractus gatrointestinal. 4,6,12
Pemberian corticosteroid masih kontroversi. Pertimbangan penggunaannya adalah untuk mengurangi keradangan dan stabilisasi membrane lysosom. Selain itu diduga dapat mencegah kerusakan sel paru dengan cara melindungi pneumosit alveolar tipe II dan mengurangi aglutinasi leukosit dan platelet. Hasil penelitian eksperimental oleh Downs JB et al menunjukan efektivitas pemberian kortikosteroid ada hubungannya dengan nilai pH Aspirat, jika pH aspirat berada pada 1,5-2,5 terapi corticosteroid berperan untuk membantu proses kesembuhan acid aspiration pneumonitis. Dexamethasone diberikan 0,8 mg/kg BB tiap 6 jam menurunkan cairan paru (lung water) secara bermakna mulai 24jam, dan kembali kekeadaan normal setelah 72 jam. Bila pH aspirat lebih kecil dari 1,5 akan terjadi kerusakan parensim paru yang hebat dan luas, oleh karena itu terapi steroid tidak efektif. Apabila pH aspirat lebih besar dari 2,5 pemberian corticosteroid tidak ada artinya. Penelitian Wolfe et al, memperlihatkan bahwa pasien pneumonia pasca aspirasi yang disebabkan oleh kuman gram negatif lebih banyak diketemukan pada pasien yang diberi corticosteroid. 6

KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN-KELUARGA

Pendahuluan
Perkembangan Ilmu komunikasi di mulai dari disadari proses komunikasi itu terjadi di dalam diri seseorang, lalu berkembang antar personal, kelompok lalu berkembang lagi seiring dengan penemuan teknologi informasi, sehingga terciptanya media teknologi itu sendiri. Pendekatan multidisiplin menjadi salah satu perkembangan menarik dalam komunikasi, yang disebabkan perkembangan berbagai pengetahuan. Penerapan komunikasi mulai di butuhkan berdasarkan subjek keilmuan lainnya. Munculnya bentuk dan penerapan komunikasi dalam komunikasi Politik, komunikasi Biologi, Komunikasi Sosial, dan juga Komunikasi Kesehatan menunjukan kesadaran di perlukan keahlian komunikasi dalam berbagai bidang ilmu yang memiliki kekhususan masing-masing.
Global health communication, merupakan term yang berkembang dan di gunakan dalam bentuk pendekatan komunikasi dan area seperti interpersonal komunikasi, mobilisasi masyarakat dan sosial serta advokasi. Komunikasi antara dokter- pasien –keluarga, adalah komunikasi yang tidak dapat dihidarkan dalam kegiatan klinikal, yang merupakan bagian dari komunikasi kesehatan tersebut. Pasien datang berobat menyampaikan keluhannya, didengar, ditanggapi, oleh dokter sebagai respon dari keluhan tersebut. Seorang pasien yang datang berobat memiliki harapan akan kesembuhan penyakitnya. Sedangkan seorang dokter mempunyai kewajiban memberikan pengobatan sebaik mungkin. Keluarga memiliki peran dalam proses dialog tersebut. Memberikan masukan informasi, dorongan dan kerjasama dengan dokter untuk membantu kondisi pasien yang diharapkan.
Dalam proses komunikasi dokter – pasien- keluarga melibatkan banyak elemen yang harus di ketahui dan dipahami agar proses komunikasi tersebut berjalan dengan baik. Untuk itu perlunya pemahaman mengenai proses komunikasi itu sendiri, elemen yang ada di dalamnya, tujuan, proses komunikasinya, serta tipe komunikasi. Agar proses diagnosis terhadap pasien bersifat efektif, dokter harus trampil berkomunikasi dengan pasien, mampu mendengarkan pasien.
Komunikasi dokter-pasien-keluarga, merupakan salah satu aspek dari komunikasi kesehatan, yang memiliki tujuan meraih kesehatan masyarakat yang baik.sedangkan bentuk komunikasinya merupakan tipe komunikasi interpersonal, yang memiliki ke khususan dalam prosesnya. Memahami komunikasi interpersonal juga mengetahui elemen yang ada seperti bentuk pesan verbal dan non verbal, empati, serta prinsip-prinsip yang menjadi dasar keberhasilan komunikasi ini. Selain itu perlunya di perhatikan nilai etika dalam proses komunikasi ini, mana yang dapat dan tidak dapat dilakukan dalam berkomunikasi.


Pengertian Komunikasi
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang bermasyarakat dan hidup saling berkelompok. Hal ini membuktikan salah satu kebutuhan dasar manusia, yaitu keinginan untuk berkelompok dan berkomunikasi. Banyak pendapat pakar yang berusaha menguraikan alasan mengapa manusia mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Salah satu dari pakar komunikasi tersebut Thomas M. Sheildel (dalam Mulyana, 2002: 4) yang mengungkapkan bahwa komunikasi dibutuhkan oleh manusia untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitar kita dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa berpikir atau perilaku seperti yang kita inginkan.
Ada beberapa definisi komunikasi yang dinyatakan oleh beberapa ilmuan komunikasi. Menurut Bernard Berelson dan Gary A. Steiner (dalam Mulyana, 2002:62) menyatakan bahwa: "Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya". Sedangkan Harlod Lasswell merumuskan komunikasi dengan pertanyaan Who Say What In Which Channel To Whom With What Effect?

Unsur-Unsur Komunikasi
Berdasarkan definisi Lasswell diatas dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu:
1. Sumber (source)
Sering disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker), atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi, sumber boleh jadi individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. Kebutuhannya bervariasi, mulai dari sekedar mengucapkan "selamat pagi" untuk memelihara hubungan yang sudah dibangun, menyampaikan informasi, menghibur, hingga kebutuhan untuk mengubah ideologi, keyakinan agama dan perilaku pihak lain. Menyampaikan apa yang ada dalam hatinya (perasaan) atau dalam kepalanya (pikiran), sumber harus mengubah perasaan atau pikiran tersebut kedalam seperangakat simbol verbal dan/ atau nonverbal yang idealnya dipahami oleh penerima pesan. Proses inilah yang disebut penyandian (encoding). Pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir, dan perasaan sumber mempengaruhinya dalam merumuskan pesan tersebut.

2. Pesan (message)
Yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangakat alat verbal dan/ atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga komponen: makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan. Simbol terpenting adalah kata-kata (bahasa), yang dapat merepresentasikan objek (benda), gagasan, clan perasaan, baik ucapan (percakapan, wawancara, diskusi, ceramah clan sebagainya) ataupun tulisan (surat, esai, artikel, novel, puisi, famflet, dan sebagainya). Kata-kata memungkinkan kita berbagi pikiran dengan orang lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh (acungan jempol, anggukan kepala, senyuman, tatapan mata, dan sebagainya) juga melalui musik, lukisan, patung, tarian, dlan sebagainya.
3. Saluran (channel)
Saluran atau media yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran nonverbal. Pada dasarnya saluran komunikasi manusia adalah dua saluran, yakni cahaya dan suara, meskipun kita bisa juga menggunakan kelima indra kita untuk menerima pesan dari orang lain. Anda dapat mencium wangi parfum yang merangsang fantasi anda yang liar ketika anda berdekatan dengan seorang wanita yang tidak anda kenal di sebuah kafe, mencicipi ketupat lebaran yang disugukan tuan rumah, atau menjabat tangan sahabat yang baru lulus sarjana. Jabatan tangan yang erat (sentuhan) dapat juga menyampaikan lebih banyak pesan daripada kata-kata. Saluran juga merujuk pada cara penyajian pesan: apakah langsung (tatap-muka) atau lewat media cetak (surat kabar, majalah) atau media elektronik (radio, televisi). Surat pribadi, telepob, selebaran, Overhead Projector (OHP), sistem suara (Sound Sisytem) multi media, semua itu dapat dikategorikan sebagai (bagaian dari) saluran komunikasi. Pengirim pesan akan mengirim saluran-saluran itu, bergantung pada situasi, tujuan yang hendak dicapai dan jumlah penerima pesan yag dihadapi. Kita mungkin membaca artikel atau menonton siaran olahraga lewat televisi. Dalam suatu peristiwa komunikasi, sebenarnya banyak saluran yang kita gunakan, meskipun ada salah satu yang dominan. Misalnya, komunikasi langsung, bahasa (verbal dan nonverbal) adalah saluran yang menonjol meskipun pancaindra dan udara yang mengantarkan gelombang suara juga salah satu saluran komunikasi tatap¬muka tersebut. Dalam komunikasi massa, katakanlah melalui surat kabar, saluran yang paling menonjol adalah surat kabar yang kita baca, meskipun terdapat juga saluran yang lain yang juga berperan seperti telepon, faksimili, komputer, mesin cetak, kendaraan yang digunakan untuk mengantarkan surat kabar tersebut kepada pembaca, dan sebagainya.
4. Penerima (receiver)
Penerima (receiver), sering juga disebut sasaran/ tujuan (destination), komunikatn (communicatee), penyandi-balik (decoder) atau khalayak (audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni orang yang menerima pesan dari sumber. Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir dan perasaan, penerima pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangakat simbol verba; dan/ atau nonverbal yang ia terima menjadi gagasan yang dapat ia pahami. Proses ini disebut penyandian-balik (decoding).
5. Efek,
Yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan, perubahan tingkah laku (dari tidak bersedia membeli barang yang ditawarkan menjadi bersedia membelinya, atau dari tidak bersedia memilih partai politik tertentu menjadi bersedia memilihnya dalam pemilu), dan sebagainya. (Mulyana, 2002: 63-65)
Sedangkan Joseph A DeVito menambahkan tiga unsur lainnya yaitu :
6. Konteks,
Dalam unsur konteks ada empat dimensi di dalamnya. 1.fisikal 2. psikologi sosial 3. waktu 4. budaya. Secara fisikal merupakan dimensi yang terukur dari lingkungan atau tempat dimana komunkasi itu terjadi. Sosial psikologi merupakan status hubungan antara partisipan komunikasi, pertemanan, formal atau tidak formal hubungan, serius atau humor situasi.Waktu adalah saat yang di gunakan dalam berkomunikasi. Budaya disini berhubungan dengan kepercayaan, nilai yang dianut, cara yang dilakukan dalam kelompok secara turun menurun (DeVito, Joseph A, 2006: 4)
7. Etiks, (ethics)
Dimensi ini sangat komplikasi, dikarenakan etik sangat berkaitan erat dengan philosophi seseorang dalam kehidupan dan budayanya. Segala keputusan dalam berkomunikasi bergantung pada nilai etik yang digunakan sebagai petunjuk mana yang benar dan yang salah (DeVito, Joseph A, 2006: 10-11)
8. Gangguan (noise)
Adalah penghambat dalam berkomunikasi, segala sesuatu yang menggangu pada pesan, penerimaan pesan. Gangguan dapat berupa atau berbentuk fisik dari luar. Psiologikal, berbentuk gangguan fisik di dalam diri komunikan atau komunikator. Psikologikal, bentuk gangguan kognitif atau mental(kemarahan, kesedihan, buruksangka dll). Semantik, perbedaan arti kata yan tersampaikan dari komunikan dan komunikator DeVito, Joseph A, 2006: 10-11)

Tujuan Komunikasi
Menurut Joseph A DeVito ada beberapa tujuan manusia berkomunikasi yaitu :
1. Mencari tahu, terhadap informasi yang di perlukan
2. Membina hubungan, melalui interaksi antara komunikator( pemberi pesan) dan komunikan ( penerima pesan). Bentuk komunikasi yang terjadi seperti sapaan, berdiskusi/ bercakap- cakap.
3. Menolong, dalam memberikan apa yang diinginkan dan di perlukan melalui pertanyaan, pernyataan.
4. Membujuk, komunikasi digunakan agar seseorang mengikuti apa yang kita maui.
5. Kesenangan

Elemen transaksional
“Communication 'is transactional, which means that the elements in communication are interdepen¬dent. Each person in the communication act is both speaker and listener; each person is simultaneously sending and receiving messages (Barnlund, 1970; Watzlawick, 1971, 1978: Vatzlawick, Beavin, & Jackson, 1967; Wilmot. 1987 dalam DeVito, Joseph A., 2006). ”Komunikasi sendiri merupakan bentuk transaksional dimana ada hubungan antara komunikan dan komunikatornya dalam mengirim dan menerima pesan yang membawa pada berbagai konsekwensi yaitu:
1. Komunikasi merupakan proses yang berubah-rubah.
2. Setiap elemen komunikasi saling berhubungan, misalnya tidak ada komunikator jika tidak ada komunikannya.
3. Reaksi dari transaksi komunikasi berdasarkan situasi pada saat itu.
4. Jika dua orang komunikan mendegarkan pesan yang sama bisa jadi menerima dalam arti yang berbeda berdasar persepsinya masing-masing.

Proses Komunikasi
Jalannya komunikasi ini terlihat dalam suatu proses, pandangan atau pula model, di dalamnya melibatkan elemen – elemen komunikasi yang ada. Ada tiga pandangan dalam proses komunikasi adalah,
1. Linear View, merupakan alur komunikasi satu arah dari komunikator kepada komunikannya
2. Interactional View, Komunikasi yang terjadi dua arah dari komunikator ke komunikan ataupun sebaliknya.
3. Transactional view. Komunikasi yang terjadi dua arah yang saling membangun pesan dan bertanggung jawab terhadap keberhasilan komunikasi tersebut.

Tipe komunikasi
Berdasarkan tipe komunikasi yang ada dapat dikelompokan dalam 5 bentuk tipe berdasar komunikanya dan proses yang terjadi didalamnya:
 Intrapersonal communication (komunikasi intrapersonal, bagaimana orang mengolah informasi yang diterimanya. Meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir pada diri sendiri( (Rakhmat, Jalaludin, 2000)
 Interpersonal communication ( Komunikasi antar persona, komunkasi biasanya terjadi antara dua individu)
 Small group communication ( komunikasi kelompok, komunikasi yang terjadi dalam sebuah kelompok yang terbatas jumlahnya)
 Mass communication ( komunikasi massa, komunikasi yang menggunakan media massa pada khalayak yang tidak di kenali)
 Public communication (Komunikasi publik, komunikasi antara pembicara dengan audiencenya yang di ketahui.)(Devito, Joseph A. :13)

Komunikasi kesehatan
Berdasarkan fokus perhatian dalam tema/ bidang, komunikasi dapat di lihat berdasarkan hal tersebut. Komunikasi dokter-pasien-keluarga dapat di masukan dalam fokus komunikasi kesehatan.
Ada beberapa definisi tentang komunikasi kesehatan:
 The study and use of communication strategies to inform and influence individual and community decisions that enhance health (2001; U.S. Department of Health and Human services, 2005)
 The art and technique of informing, influencing, and motivating individual, institutional, and public audiences about important heath issues ( Healthy people 2010)
 Health communication is a multifaceted and multidisciplinary approach to reach different audiences and share health-related information with the goal of influencing, engaging, and supporting individuals, communities, health professionals, special groups, policymakers and the public to champion, introduce, adopt, or sustain a behavior, practice, or policy that will ultimately improve health outcomes.(Renata Sciavo, 2007: 7)
Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi kesehatan bertujuan akhir untuk meningkatkan kondisi kesehatan yang lebih baik. Dalam prosesnya ada beberapa isu yang harus dipertimbangkan ketika kita merencanakan berbagai kegiatan komunikasi kesehatan, seperti yang disampaikan Edwards and Hugman:
• 1 Tujuan / maksud dari pesan
• 2 Kondisi pikiran atau sikap termasuk kemampuan kognitif, dan situasi
• emosional
• 3 Konteks secara umum atau kondisi pesan akan di terima
• 4 Medium yang digunakan dalam berkomunikasi
• 5 Mekanisasi tanggapan / respons
• 6 Monitor dan evaluasi (Edwards and Hugman ,1997: 223)
Pada Konferensi Internasional Komunikasi Kesehatan menghasilkan 'Toronto Consensus Statement' terhadap hubungan antara praktek komunikasi dan hasil kesehatan (Simpson et al., 1991). Pernyataannya membuat delapan titik kunci: 1 permasalahan komunikasi di/dalam praktek medis adalah penting dan umum. 2 ketertarikan pasien dan ketidak puasan adalah yang berhubungan dengan ketidak pastian serta kekurangan informasi, penjelasan dan umpan balik. 3 Dokter sering salah persepsi terhadap jumlah dan jenis informasi yang diingin oleh pasien. 4 Peningkatan kualitas komunikasi klinis adalah yang berhubungan dengan hasil kesehatan positif. 5 Penjelasan dan perhatian pemahaman pasien, ketika mereka tidak dapat diselesaikan / di raih merupakan kegagalan 6 Partisipasi yang besar dari pasien dalam pertemuan meningkatkan kepuasan, pemenuhan dan hasil penanganan. 7 Tingkat kesusahan psikologis pasien dengan penyakit serius adalah lebih sedikit ketika mereka merasa diri mereka ke telah menerima informasi cukup. 8 Keuntungan komunikasi klinis adalah secara rutin mungkin diperoleh praktek klinis dan mungkin selama pertemuan klinis yang rutin, tanpa terlalu mengambil waktu, dengan ketentuan bahwa petugas kesehatan telah mempelajari teknik2yang relevan.

Komunikasi Intrerpersonal
Komunikasi antara dokter – pasien-keluarga, merupakan bentuk dari tipe komunikasi interpersonal ( interpersonal communication) sebagai sebuah proses transaksi pesan antara dua individu untuk menciptakan atau mempertahankan pemahaman.. Ada beberapa prinsip dalam komunikasi interpersonal yaitu:
• Is unavoidable, tidak dapat terhindarkan , setiap orang tidak bisa tidak berkomunikasi
• Involves symbol exchange,terkandung di dalamnya pertukaran symbol-simbol baik itu melaui verbal dan non verbal
• Is ruled-governed, peraturan yang ada menjadi pegangan dan petunjuk dalam berkomunikasi untuk mempertahan kan hubungan , misalnya mengucapkan terima kasih jika orang memberikan sesuatu dll)
• Is learned, merupakan proses belajar, saling memahami, saling menerima terhadap pesan.
• Has content, selalu memiliki pesan
• Has relationship information, memiliki hubungan informasi, karena dalam pertukaran informasi selalu ada proses menerima dan mengartikan pesan tersebut)
Dalam komunikasi interpersonal memiliki empat elemen utama, seperti diungkapkan oleh Burton:
• the core of self,
• needs and motivations,
• cognitions monitoring the reactions of others.
Burton and Dimbleby (1995),

Komunikasi Dokter- pasien
Menurut Ong et al. (1995) dalam Dianne Berry, hubungan dokter dengan pasien merupakan hubungan interpersonal yang sangat kompleks, dikatakan kompleks karena tidak setara posisi, ada emosianal yang berpengaruh, membutuhkan kerjasama yang dekat/ baik. Roter and Hall (1992) menggambarkan empat dasar bentuk,: default (kelalaian) tidak terkontrolnya dari bagiannya, paternalistic(kebapakan) dominannya dokter dan pasifnya pasien, consumerist(berkaitan dengan hak pasien dan tugas dokter dan mutualistic(kesamaan) saling berbagi untuk membuat keputusan .
Komunikasi yang efektif antara pasien dan dokter dapat memberikan keuntungan yang banyak. Ini penting untuk ketepatan dan kelengkapan pengumpulan data mengenai simton, side efek, mengurangi masalah, kepatuhan untuk mengikuti rekomendasi tatacara pengobatan pengaruh emosi dan kesehatan fisik dan juga membuat kepuasan pada kedua belah pihak. Ada empat faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan efektifitas interaksi dokter – pasien. Edelmann (2000):
1 Karakter dari dokternya (khususnya jenis kelamin dan pengalaman)
jeniskelamin
3 Perbedaan-perbedaan antara keduanya dalam kelas sosial, pendidikan, sikap, kepercayaan dan harapan .
4 Faktor situasional

Dokter harus berkomunikasi dengan pasien memiliki beberapa tujuan. Ong et al. (1995) menyankan ada tiga tujuan dasar dari komunikasi dokter pasien: membuat hubungan yang baik antara mereka, saling tukar menukar informasi dan membuat keputusan medik.
Membuat hubungan yang baik
Merupakan langkah paling awal agar dapat secara optimal dalam melakukan perawatan kesehatan. Suksesnya hubungan dan komunikasi antara dokter dan pasien dapat memberikan efek yang positif dalam kepuasan pasien, pengetahuan serta pengertian dan keinginan untuk melakuakan perawatan dalam meraih kesembuhan.
Saling bertukar informasi.
Dari sisi medik informasi yang jelas dari pasien sangat di perlukan untuk membuat diagnosa, kondisi yang tepat, serta langkah berikutnya dari data yang diterima.. Bagi pasien diperlukan komunikasi yang jelas dan lengkap tentang apa yang terjadi pada dirinya dan apa yang harus di lakukan untuk kesembuhannya. Dokter harus mampu menggali informasi dengan memberikan pertanyaan yang tepat isi dan saat penyampaiannya. Pasien memberikan penjelasan dengan selengkapnya sesuai pertanyaannya, juga menyampaikan segalanya yang terlewat di tanyakan.
Ketrampilan berkomunikasi dengan memperhatikan rasa empati merupakan dasar yang penting dalam menerapkan etika kedokteran dalam hubungan pasien dokter dan keluarga seperti dalam bagan berikut ini :



Hubungan etika profesi, empati dan Komunikasi (Samsuridjal Djauzi: 5)Alur Samsuridjal Djauzi menjelaskan dalam bukunya:
” penyelesaian masalah memerlukan keterampilan komunikasi, keterampilan praktis (P) dan keterampilan intelektual.Pada wawancara keterampilan komunikasi digabung dengan keterampilan intelektual (kognitif), yaitu pemahaman patofisiologi; hipotosis penyebab masalah melandasi jalannya wawancara. Keterampilan kognitif juga digunakan untuk memilih tes dan melakukan interprestasi tes. Berbagai tes (invasif maupun noninvasif) memerlukan keterampilan praktis (P).
Alur utama penyelesaian masalah : Wawancara ---) Pertimbangan klinis ditunjang oleh keterampilan intelektual dan komunikasi (---•). Keterampilan komunikasi merupakan awal dari perjenjangan Komunikasi Empati Etik Profesi. Keterampilan komunikasi dan empati dipengaruhi juga oleh nurani dokter.
Hasil wawancara, pemeriksaan jasmani dan interpretasi tes akan dianalisis dan disintesis melalui penalaran klinis (clinical reasoning) sedangkan penyelesaian masalah untuk menetapkan asuhan mau¬pun tindakan memerlukan pertimbangan klinis (clinical judgment) yang dilandasi etik profesi.”

Membuat keputusan medik
Ini adalah tujuan terakhir dari komunikasi yang dilakukan bagi pasien dan dokter.Dari saling berbagi informasi didapat keputusan yang tepat tentang status pengobatan, perawatan bagi pasien guna meraih kesembuhan dan kepuasan pasien.

Komunikasi dokter-keluarga
Dalam kondisi sakit biasanya pasien jarang eksis, hal ini menjadikan keluarga pasien, teman ataupun kerabat memegang peranan penting dalam mendukung pasien dan meningkatkan perbaikan kondisi pasien.. Hal ini sangat terasa pada kasus pasien yang depressi, stress dan memiliki penyakit yang serius. Keluarga dapat mendukung agar pasien menjalankan segala saran pengobatan. Setiap anggota keluarga dapat memberikan dukungan yang berbeda kepada pasien tergantung kedekatan dang pengaruhnya dalam keluarga.Berkomunikasi dengan anggota keluarga pasien yang berbeda tingkat pengetahuan dan tingkat emosinya dapat memberikan kejelasan bagi dokter, atau petugas kesehatan. Tetapi memiliki tingkat kesulitan yang berbeda bergantung dengan kedudukan dalam keluarga, dalam mencapai informasi yang benar, juga dalam memberikan informasi sebenarnya mengenai situasi pasien, apalagi ada informasi yang tidak dapat disampaikan kepada pasien.
Northouse and Northouse (1998)menunjukan, Jika terlalu banyak perhatian yang harus diberikan kepada keluarga pasien dan temannya, sebaiknya menjadi kekuatan untuk bersama-sama mendukung dan memberi kekuatan pada pasien untuk perolehan kesehatannya. Jika keluarga memegang peranan penting dalam hal tersebut mereka memerlukan komunikasi yang efektif dari dan dengan petugas kesehatan. Hal ini untuk menghindarkan didapati informasi yang disampaikan pasien ke keluarga sudah disaring oleh keluarga dalam penyampaian ke dokter, atau penjaga ketenangan pasien dengan hanya memberikan informmasi yang tidak menyeluruh pada pasien.
Dalam kasus –kasus tersebut, komunikasi yang baik dengan keluarga pasien tidak dapat di hindari, dan harus menjadi perhatian serius bagi dokter atau tenaga kesehatan. Perlu di lihat dan di perhatikan juga berbagai bentuk keterikatan keluarga dalam proses berkomunikasi, antara lain 1. Orangtua paling utama, dimana posisi orang tua sangat berkuasa mutlak terhadap anggota keluarganya, terutama pada si pasien 2. Saling menyalahkan, dimana setiap anggota keluarga selalu saling menyalahkan anggota keluarga lainnya 3. Keluarga yang berantakan, dan 4.partisipasi dalam wawancara, terutama dalam situasi pasien yang tidak berdaya.

Mengkomunikasikan informasi ketidakpastian dan beresiko
Informasi medik terkadang kompleks dan sulit untuk disampaikan, terutama pada situasi keadaan pasien yang kritis ataupun menjelaskan situasi sebenarnya dari bahasa medik kepada bahasa keseharian. Di bawah ini ada beberapa hal yang dapat diperhatikan dalam komunikasi dalam situasi tersebut di bawah:
• Verbal versus numerical descriptions of risk likelihood, membantu menjelaskan angka-angka sebagai informasi yang dapat dipahami oleh pasien atau keluarganya
• Framing effects, ketika informasi tersebut terbingkai sebagai informasi positif atau negatif.
• Absolute and relative risk, penyampaian informasi mengenai resiko yang akan di hadapi oleh pasien .
• The order of information, yang harus diperhatikan bukan saja isi dari pesan yang akan di perhatikan tetapi juga bentuk atau cara penyampaiannya.

Ethik isu dalam komunikasi kesehatan.
Dalam upaya mencapai komunikasi yang efektif tentunya juga harus memperhatikan cara komunikasi yang sesuai nilai etika yang berlaku. Ada empat hal yang harus di ingat dan diperhatikan dalam etika medik:
• 1 Respect for patient autonomy. Menghargai keinginan pasien dan membantunya untuk mengambil keputusannya sendiri
• 2 Beneficence. Memberikan keuntungan bagi pasien
• 3 Non-maleficence. Dokter tidak boleh merugikan pasiennya
• 4 Justice. Memperlakukan dengan wajar, adil bagi pasien-pasiennya.
Menyampaikan kebenaran dengan tepat kepada pasien sesuai tujuan yang akan disampaikannya.Kemampuan komunikasi ini dapat menimbulkan kepuasan bagi pasien juga keberhasilan bagi dokter. Oleh karena itu perlunya peningkatan kemampuan berkomunikasi bagi kedua belah pihak. Dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi bagi dokter ada beberapa dasar yang perlu di perhatikan. Dianne Berry dalam bukunya menegaskan kemampuan yang harus di latih bagi dokter yaitu: bertanya, menjelaskan dan menyampaikan informasi, memberi perhatian dan mendengarkan, penguatan, perefleksian, membuka dan menutup interaksi serta mengatasi/mengatur konflik.

Penutup
Kemampuan berkomunikasi pada dokter dapat saja sebagai suatu keahlian yang bisa saja sudah dimiliki oleh setiap manusia, karena sebagai makhluk sosial pastinya melakukan interaksi, akan tetapi keahlian tersebut dapat dimunculkan melalui pengasahan dan pembelajaran mengenai penerapan ilmu komunikasi itu bagi kemampuan komunikasi antara dokter-pasien dan keluarga. Sudah pada saatnya pembelajaran komunikasi bagi dokter sebagai salah satu mata kuliah yang ada dalam proses penyiapan dokter terjun di lapangan. Pembelajaran komunikasi ini juga menjadi bagian yang harus dimiliki pula oleh pasien dan keluarga yang di stimulasi oleh dokter. Terjadinya komunikasi yang efektif antara dokter –pasien- dan keluarga menjadi langkah dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
Powered By Blogger