Tampilkan postingan dengan label penelitian tesis/skripsi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label penelitian tesis/skripsi. Tampilkan semua postingan

Jumat, Februari 12

pengetahuan ilmiah dan kajian filsafat


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ilmu pengetahuan atau Pengetahuan ilmiah dalam tata bahasa dapat diartikan sebagai dua kata yang berangkai, dan memiliki makna ilmu, yakni suatu bidang pengetahuan yang tersusun secara bersistem, menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu pengetahuan bersangkutan . Sedangkan pengetahuan dapat juga diartikan sebagai segala sesuatu yang diketahui atau dapat diartikan kepandaian yang dimiliki. Pemahaman sebagai dua kata yang tidak terpisahkan , Ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai gabungan berbagai pengetahuan yang tersusun secara logis dan bersistem, dengan mempertimbangkan sebab akibatnya, pemahaman ini sering diikuti oleh istilah lain yakni ilmiah, istilah ini untuk menegaskan bahwa ilmu pengetahuan mengandung makna ilmiah yang artinya prosedur yang harus diikuti, yakni logis, bersistem dan mempertimbangkan sebab akibat, dengan suatu metode yang melibatkan cara berfikir empiris dan rasional.
Pada dasarnya ilmu pengetahuan adalah suatu sistem yang dikembangkan manusia untuk mengetahui keadaanya dan lingkungannnya, atau menyesuaikan lingkungannnya dengan dirinya dalam rangka strategi hidupnya.
Di masa pra ilmiah pengetahuan diperoleh secara empiris turun temurun, kemudian diteruskan dengan eksperimen dan logika . ilmu – ilmu yang dasar dan tidak dipengaruhi oleh waktu dan ruang lebih bersifat universal daripada yang tergantung pada lingkungan dan zaman.
Di dalam masyarakat ilmiah segala persoalan pertama – tama diusahakan dipecah secara ilmiah, termasuk persoalan masa lampau dan masa depan. Berbeda dengan cara – cara lain, misanya cara mitologis, tradisional, folk science, supra natural, mistik ataupun cara – cara alogis yang lain, ilmu pengetahuan memajukan pertanyaan – pertanyaan kecil dan dengan memperoleh jawaban, maju selangkah demi selangkah. Dengan demikian ilmu pengetahuan harus dinamis, kebenaran ilmiah berevolusi sesuai dengan kemajuan teori ilmu pengetahuan . memang dengan teori pengetahuan ilmiah belum semua persoalan hidup dan dunia ini dapat dipecahkan, karena kemampuan otak dan akal manusia yang terbatas, sehingga dunia obyektif yang diamati tidak pernah lengkap , model – model yang dibuat adalah realitas yang disederhanakan.
Dari uraian tersebut diatas dapat menimbulkan permasalahan – permasalahan yaitu :
1. Bagaimana Pengertian / batasan teori pengetahuan ilmiah .
2. Apa perbedaan pengetahuan ilmiah dan pengetahuan tidak / non ilmiah
3. Bagaimana cara Pemahaman tentang teori – teori pengetahuan ilmiah
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian / batasan pengetahuan ilmiah.
2. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan ilmiah dan pengetahuan tidak ilmiah.
3. Agar dapat memahami tentang teori – teori pengetahuan ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN / BATASAN PENGETAHUAN ILMIAH
Ilmu atau science diartikan sebagai studi yang dapat di uji, dites, dan diverifikasikan. Kata science diambil dari bahasa yunani scire yang berarti memahami – to know. Sejak awal dimulainya wawasan ilmu ini telah sangat luas dikembangkan dan sangat mempengaruhi kehidupan manusia . Dewasa ini semua cabang ilmu dapat diamati di investigasi, dan mungkin mengembangkan cabang ilmu lain yang dapat diamati atau dideteksi, sehingga perkembangan ilmu merupakan bentuk kegiatan untuk pemahaman dunia, planet dan bahkan alam semesta.
Pengetahuan ilmiah dikembangkan berdasarkan analisis obyektif, lebih jauh hanya sekedar melalui keyakinan seseorang. Pengetahuan berkembang menjadi ilmu melalui akumulasi waktu , yang memiliki waktu berkembang sejajar dengan perkembangan kemajuan manusia. Beberapa kelompok pengetahuan dapat ditelusuri sampai dengan awal peradaban manusia . akan tetapi terdapat juga ilmu – ilmu yang baru berusia kurang dari 50 tahun. Tapi kapan ilmu itu tumbuh apakah sudah lama atau baru , tetap ia melalui pendekatan suatu system , yang kini dikenal sebagai metode keilmuan. Untuk mencoba mengetahui keberadaanya lebih mendalam disinilah etika ilmu merupakan salah satu karakteristiknya. Sebab seringkali ilmu yang diteliti , diamati bukan ilmu baru akan tetapi para peneliti melakukanya untuk mengetahui lebih dalam , bahkan mungkin mencari sesuatu yang kan muncul teori atau pandangan yang baru. Perhatikan dalam bidang – bidang ilmu yang dikenal sekarang, sejarah, ilmu fisika, kedokteran, keperawatan, matematika, tehnologi dan sebagainya. Kadang terjadi pula penelitian dilakukan terhadap penemuan yang dianggap baru, akan tetapi ternyata ilmu tersebut telah pernah ada pada masa sebelumnya, atau ilmu terjadi kesalahan dalam beberapa tingkatanya. banyak para ahli melakukan hal ini. Bukan hal yang mengherankan jika pada suatu kurun masa penemuan seseorang ahli menjadi paradigma berbagai perkembangan ilmu, akan tetapi dalam perkembangan tersebut mengalami perubahan, sebab ditemukan fenomena lain yang dapat merubah teori sebelumnya. Tapi apakah ilmu itu salah sama sekali ? Tidak, ia diakui pada masanya, akan tetapi dengan cara , teknik – teknik baru ditemukan data baru, akan tetapi ilmu terdahulu tidak pernah, atau jarang disingkirkan begitu saja , sebab diantara yang berubah masih terdapat hal – hal yang dipertahankan , tetap diakui kebesaranya , dan tetap diakui sebagai pandangan pengetahuan yang besar.
Ilmu tidak pernah terputus dari pertumbuhan awalnya, seperti hanya tehnologi, filsafat, peradaban, kesemuanya mempunyai benang merah yang tidak pernah putus, ia merupakan time – line yang selalu dapat diketahui awalnya, akan tetapi belum dapat diketahui kapan ia berakhir. Keruntuhan suatu periode pemerintahan, Negara , tidak pernah menguburnya bersama bangsa dan peradaban yang pernah ada. Keruntuhan kerajaan firaun tidak sekaligus meruntuhkan keberadaan bangsa mesir dan peradabanya. Sejarah telah membuktikanya , peradaban mesir tetap merupakan suatu contoh kehandalan , kemegahan sejarah peradaban, yang sampai kini masih diteliti untuk melengkapinya, sedangkan bangsa mesir tetap exis dan tumbuh sebagai bangsa besar , dengan segala atribut modernisasinya.
PERBEDAAN PENGETAHUAN ILMIAH DAN PENGETAHUAN TIDAK ILMIAH
Untuk membedakan pengetahuan ilmiah dan pengetahuan yang tidak ilmiah secara sederhana pada saat ini dapat dilihat / ditelaah melalui cara penulisannya .
Pada penulisan ilmu pengetahuan yang tidak ilmiah dapat dijumpai pada majalah umum ( bukan jurnal ), surat kabar, brosur dan sebagainya, misal
1. Pengetahuan yang ditulis untuk menyajikan informasi dan bersifat iklan (emotif advertising) .
2. Pengetahuan yang hanya memberikan suatu fakta yang tidak terjabarkan ; pernyataan ditulis berdasarkan apa yang dirasakan dan apa yang dipikirkan (personal subyektif writing)
3. Pengetahuan yang ditulis dalam bentuk kritik eronik, ataupun satir (slanted criticism)
4. Pengetahuan yang ditulis berdasarkan informasi yang cukup lengkap, fakta yang ada dan persuatif (informative advertising)
Sedangkan ilmu pengetahuan ilmiah dapat berbentuk :
1. Nontechnical concrete explanation.
2. Semitechnical generalized explanation.
3. Generalized technical writing.
4. Generalized abstract explanation.
PEMAHAMAN TEORI PENGETAHUAN ILMIAH
Teori merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu factor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. Tujuan akhir dari setiap disiplin keilmuan adalah mengembangkan sebuah teori keilmuan yang bersifat utuh dan konsisten.
Sebuah teori biasanya terdiri dari hukum – hukum, teori adalah pengetahuan ilmiah yang memberikan penjelasan tentang “ mengapa” suatu gejala – gejala terjadi, sedangkan hukum memberikan kepada kita untuk meramalkan “apa” yang mungkin terjadi. Pengetahuan ilmiah dalam bentuk teori dan hukum ini merupakan “alat” yang dapat kita pergunakan untuk mengontrol gejala alam.
Pengetahuan ilmiah dalam bentuk teori dan hukum ini harus mempunyai tingkat keumuman yang tinggi, atau secara idealnya harus bersifat universal. Dalam usaha mengembangkan tingkat keumuman yang lebih tinggi ini maka dalam sejarah perkembangan ilmu kita melihat berbagai contoh dimana teori – teori yang mempunyai tingkat keumuman yang lebih rendah disatukan dengan teori umum yang mampu mengikat keseluruhan teori – teori tersebut.
Sejarah perkembangan fisika misalnya mengenal teori tentang “jatuh bebas” yang di demonstrasikan Galileo dengan menjatuhkan dua benda yang berbeda beratnya dari menara pisa . Sampai waktu itu orang masih percaya kepada teori Aristoteles yang menyatakan bahwa benda yang lebih berat akan jatuh ketanah dengan lebih cepat. Galileo dengan demonstrasinya yang bersifat testrik sekali pukul menjatuhkan teori Aristoteles yang tidak benar itu. Benda – benda tanpa melihat beratnya akan jatuh ketahan dalam waktu yang sama.
Copernikus (1473 – 1543) mengembangkan teori baru bahwa bukan matahari yang berputar mengelilingi bumi melainkan bumi yang mengelilingi matahari. Teori ini merupakan perombakan terhadap teori lama yang dikemukakan oleh Ptolomeus ( 150 SM ) dari Alexandria yang mengemukakan bahwa bumi adalah pusat dari jagat raya dengan planet – planetnya yang berputar mengelilinginya dalam orbit – orbit yang berbentuk lingkaran. Teori kopernikus ini kemudian disempurnakan oleh Johanes Kopler yang mendasarkan diri dari data yang dikumpulkan . Tycho Branhe menyatakan pada tahun 1609 bahwa rbit planet – planet dalam mengelilingi matahari tidaklah berbentuk lingkaran seperti apa yang dipercayai oleh Ptolomeus maupun Kopernikus merupakan berbentuk ellips.
Newton pada tahun 1686 menerbitkan phiksophiae Naturalis Principia Mathematica yang merupakan teori yang mempersatukan teori Gallileo, Copernicus dan Kapler. Teori Newton menyatakan bahwa semua gerak baik yang terjadi dilangit maupun dibumi, tunduk kepada hokum – hokum yang sama. Dengan teori ini maka Newton mengembangkan hokum – hukumnya sebagaimana yang kita kenal sekarang ini. Bahwa Newton berhasil menemukan teorinya yang bersifat universal didasarkan pada teori – teori sebelumnya yang bersifat sektoral.
Banyak orang bisa melihat langsung mengapa buah – buahan bisa jatuh ( Kebawah ) dari pohonnya, banyak yang menanyakan mengapa buah bisa jatuh, banyak juga yang memberikan penjelasan mengapa buah itu bisa jatuh, namun baru Newton yang bisa memformulasikan sebuah teori tentang gravitasi yang menjelaskan peristiwa tersebut dengan penjelasan yang bukan saja berlaku bagi buah – buahan tetapi juga untuk seluruh benda baik yang ada di bumi maupun yang ada dilangit.
Berdasar teori ini maka dapat disusun penjelasan yang konsisten mengenai berbagai hal yang bersifat universal yang secara keseluruhan membentuk suatu sistim teori keilmuan. Ilmu teoritis terdiri dari sebuah system penyataan , system yang terdiri dari pernyataan – pernyataan agar terpadu secara utuh dan konsisten jelas memerlukan konsep yang mempersatukan dan konsep yang mempersatukan tersebut disebut teori.
Makin tinggi tingkat keumuman sebuah konsep maka makin teoritis konsep tersebut, pengertian teoritis disini dikaitkan dengan gejala fisik yang dijelaskan oleh konsep yang dimaksud , artinya makin teoritis sebuah konsep maka makin jauh pernyataan yang dikandungnya bila dikaitkan dengan gejala fisik yang tampak nyata. Diibaratkan sebuah pohon dengan akarnya , maka makin tinggi pohon tersebut , maka makin dalam pula kita hurus menjangkau akarnya. Konsep teori seperti gravitasi merupakan penjelasan yang bersifat mendasar yang mampu mengikat berbagai gejala fisik secara universal.
Konsep – konsep yang bersifat teoritis karena sifatnya yang mendasar sering tidak langsung kelihatan kegunaan praktisnya. Secara logis maka hal ini tidak sukar untuk dimengerti, sebab makin teoritis sebuah konsep maka makin jauh pula kaitanya langsung konsep tersebut dengan gejala fisik yang nyata. Padahal dalam kehidupan sehari – hari adalah berhubungan dengan gejala yang bersifat konkret tersebut. Kegunaan praktis dari konsep yang bersifat teoritis baru dapat dikembangkan sekiranya konsep yang yang bersifat mendasar tersebut diterapkan pada masalah - masalah yang bersifat praktis. Dan dari pengertian inilah kita mengenal konsep dasar dan konsep terapan yang juga diwujudkan dalam bentuk ilmu dasar dan ilmu terapan.
Ilmu dasar (Pure Science) merupakan kerja para ilmuan , terutama dalam institusi akademik melakukan penelitian yang semata – mata untuk menemukan perkembangannya, dan kepuasan pengetahuan. Sedangkan ilmu terapan atau ilmu aplikasi (applied science) adalah perilaku para ilmuan terutama pada korporasi industrial melakukan penelitian untuk meningkatkan atau untuk menghasilkan sesuatu yang baru dalam upaya meningkatkan produktifitasnya. Keduanya mempunyai implikasi yang sama yaitu mengembangkan semua bidang ilmu. Keduanya sangat mempengaruhi etika keilmuan, yang seringkali terjadi ilmu yang satu tidak dapat berdiri sendiri , tatanan ilmu ya ng ada selalu saling mempengaruhi , dan bahkan tidak jarang menemukan suatu pendekatan system yang dapat diterapkan dalam sebagian ilmu. Psikologi sangat mempengaruhi ilmu pendidikan dan ilmu mengajar , ilmu perilaku, Ilmu social sangat mempengaruhi ilmu hokum, ilmu politik, ilmu ekonomi, Matematika sangat mempengaruhi ilmu statistika, penelitian, fisika, komunikasi dan transpormasi. Ilmu sejarah sangat mempengaruhi lmu budaya, peradaban, antropologi , selalu digunakan untuk menelusuri setiap pertumbuhan awal ilmu – ilmu yang ada tumbuh dan berkembang.

BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Setelah pembahasan dari masalah – masalah tersebut diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Ilmu / pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan manusia yang bercirikan obyektif, sistimatis, mempunyai metodologi kerja yang khas, logis, dan terbuka dari kritik.
2. Pengetahuan yang tidak ilmiah bercirikan subyektif, bersumber dari keyakinan, diperoleh secara turun – temurun, kontradiktif dan sifatnya tertutup.
3. Teori merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu factor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan yang biasanya terdiri dari hukum – hukum.
4. Pengetahuan ilmiah dalam bentuk teori dean hukum ini harus mempunyai tingkat keuniversalan atau keumuman yang tinggi .
5. Makin tinggi keumuman suatu konsep maka makin teoritis konsep tersebut.
6. Aplied Science sangat diperlukan untuk meningkatkan atau menghasilkan sesuatu yang baru dalam upaya meningkatkan produktifitas , memecahkan persoalan kehidupan manusia.

B. SARAN
1. Hendaknya para akademisi terus – menerus untuk mengggali ilmu – ilmu yang baru atau mengembangkan konsep yang telah ada agar mencapai tingkat keuniversalan yang optimal .
2. Kepada para praktisi untuk terus mengembangkan applied science untuk menjawab permasalahan kehidupan manusia.
3. Hendaknya semua teori / pengetahuan ilmiah ataupun hukum – hukum yang ditimbulkanya sesuai dengan value, etika serta moral dan bermanfaat untuk perikehidupan umat manusia.


DI SUSUN OLEH :

AGUNG SANTOSO


KEPUSTAKAAN

Hartono Kasmadi, Prof. ( ), Pandangan tentang Ilmu pengetahuan , Filsafat ilmu dari awal sampai dengan ibnu khaldun, Materi kuliah, tidak diterbitkan.

Hartono Kasmadi, Prof. ( ), Wawasan Keilmuan, Etika ilmu, Materi matrikulasi program magister ilmu hukum UNTAG, tidak diterbitkan.

Jujun S, Suria Sumantri, ( 2000 ), Filsafat ilmu, sebuah pengantar popular, Pustaka sinar harapan , Jakarta.

Rabu, Februari 3

DATA, POPULASI, SAMPLE DAN SAMPLING (DATA, POPULATION, SAMPLE AND SAMPLING RESEARCH)

PENGERTIAN DATA:
Data (jamaknya datum): adalah himpunan angka yang berasal dari hasil pengukuran peneliti. Kumpulan data disebut: agregat

KLASIFIKASI DATA

MENURUT TINGKAT PENGOLAHANYA:
Raw data: data mentah dan belum diolah
Misal: umur mhs: 20, 31, 45, 23, 19

Array data: data yang belum diolah, tetapi sudah diurutkan
Misal: umur mhs: 19, 20, 23, 31, 45

Ungrouped data: raw data yang belum dikelompokan
Misal: A(23, Pria, Islam), B (30, Pria, Katolik), C (25, Wanita, Islam), D (19, Pria, Kristen)

Gruoped data: data yang telah dikelompokan dalam kelas tertentu:
Misal: Umur: kelompok (11-20), (21-29), (31-39)
Agama: Islam, Katolik, Hindu

Menurut bentuk angka
Data Diskrit: data yang angkanya bulat, misal: 23, 41, 67
Data kontinue: data yang angkanya pecahan (desimal, misal: 1,5; 2,75

Menurut Sifatnya
Data Kuantitatif: data yang berwujud angka
Data Kualitatif: data yang tidak berwujud angka, misal: baik, jelek

Menurut Sumbernya
Data Primer: data yang diukur atau dihitung sendiri oleh peneliti
Data Skunder: data yang didapat dari sumber lain, yang tidak diukur atau dihitung sendiri oleh peneliti

Menurut Skala Pengukuranya
Skala Nominal: data yang hanya dapat membedakan (mengkatagorikan), tidak diketahui tingkat perbedaanya dan tidak ada urutanya
Misal: jenis kelamin, agama, alamat, status perkawinan

Skala Ordinal: data yang mempunyai kategori, mempunyai tingkat perbedaanya, teapi tidak diketahui berapa nilai tingkat perbedaanya
Misal: golongan, pangkat, tingkat pendidikan

Skala Interval: data yang mempunyai kategori, diketahui tingkat perbedaanya, ada urutan, tidak ada nilai nol mutlak (artinya mempunyai nilai nol, realnya ada nilai nol)
Misal: suhu badan, nilai ujian

Data Skala Ratio: data yang mempunyai kategori, diketahui tingkat perbedaanya, ada urutan, mengakui nilai nol mutlak (artinya tidak ada nilai nol, realnya tidak ada nilai nol)
Misal: berat badan, umur

POPULASI DAN SAMPEL

Populasi: adalah kumpulan semua individu atau obyek yang mempunyai kateristik tertentu yang akan dihitung/diukur dalam penelitian
Misal: penduduk Jombang, pasien poli kandungan, perawat puskesmas

Macam Populasi:
Populasi Finit (terhingga): diketahui jumlahnya
Populasi Infinit (tak terhingga): tidak diketahui jumlahnya, dapat diubah menjadi terhingga dengan cara membatasi wilayah atau jumlah

Sampel: adalah perwakilan dari populasi dengan karakteristik tertentu, yang dapat mewakili keadaan populasi yang sebenarnya

Pengambilan sample (sampling) dilakukan dengan cara acak/random dan non acak/random
Sampling random tujuannya agar semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih (untuk penelitian deskriptif dan analitik)
Sampling non random, hanya untuk penelitian deskriptif

CARA PENGAMBILAN SAMPLE RANDOM
1.Simple Random Sampling
2.Systematic Sampling
3.Stratified Sampling
4.Cluster Sampling
5.Multistage Sampling

CARA PENGAMBILAN SAMPEL NON RANDOM
Quota sampling (pengambilan besar sampel ditentukan oleh peneliti)
Accidental sampling (pengambilan sampel seadanya/ yang ada saat penelitian)
Expert sampling (pengambilan sampel berdasarkan saran ahli)
Purposive sampling: pengambilan sampel dengan pertimbangan

SIMPLE RANDOM SAMPLING

Pengambilan sample dengan menggunakan tabel random atau diundi
Random sampling: 88, 00, 23, 67, 14, 45, 17, 48, 79, 59, 42, 08, 54, 65, 61, 84, 86, 33, 64, 90, 15, 69, 97, 58, 80, 25, 72, 52, 35, 40, 98, 24, 21, 66, 01, 08, 23, 15, 55, 02, 32, 83, 24, 54, 52, 07, 44, 53, 64, 33, 80, 87, 18, 01, 39, 84, 62, 25, 72, 07, 17, 52, 86, 14, 06, 33, 70, 75, 89, 10, 22, 91 dst

SYSTEMATIC SAMPLING
Populasi diurutkan terlebih dahulu
Pemilihan random diperoleh dengan cara mencari angka kelipatan
Angka kelipatan diperoleh dari: populasi/sample, misal: 100/50=2
Hasil pemilihan sample dengan angka kelipatan 2 adalah: 00, 02, 04, 06, 08, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22 dst

STRATIFIED SAMPLING
Populasi dibagi menjadi beberapa kelompok atau strata, baru dilakukan random sampling
Misal penelitian IQ siswa SD caranya: dikelompokan dulu per kelas, lalu masing2 kelas dilakukan random sampling
Misal jumlah sample 60 siswa, karena ada 6 kelas maka masing2 kelas diambil 10 sample dipilih secara random

CLUSTER SAMPLING
Cluster sampling dipergunakan saat unit samplingnya terdiri lebih dari satu elemen populasi (kelompok)
Misalnya: survey kualitas air minum penduduk didesa atau test IQ
Penduduk kita kelompokan dulu, dapat berdasar RT/RW, jalan, sungai, atau kelompok siswa berprestasi dan tidak berprestasi

MULTISTAGE SAMPLING
Teknik pemilihan sample yang dilakukan secara bertingkat dan biasanya berdasarkan pembagian wilayah kerja suatu pemerintahan
Misal: survey jamban di jawa timur, langkah pertama kita tentukan dulu berapa kabupaten/kota yang disampling misal berapa kecamatan, berapa desa, berapa dusun, berapa RW, berapa RT

BESAR SAMPEL
Rumus yang dipakai:
p x q N - n
d = Z x √ ------- x √ --------
n N – 1
Dimana:
d = penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yg diinginkan, biasanya 0,05 atau 0,001
Z = SD normal, biasanya 1,95 atau 2,0
p = proporsi, biasanya 0,05
q = 1 – p
N = besarnya populasi
n = besarnya sample

CONTOH SOAL
Jumlah responden 1000, terdiri S1=50, D3=300, SMA=500, SMP=50, SD=100
Berapa jumlah sample berdasarkan tabel?
Berapa jumlah sample untuk masing-masing tingkat pendidikan?

JAWAB
Populasi = 1000 berdasar tabel maka besar sample-nya adalah 278
Sample berdasarkan tingkat pendidikan:
S1 =50/1000 x 278 = 13,9 = 14
D3 = 300/1000 x 278 = 83,4 = 83
SMA = 500/1000 x 278 = 139
SMP = 50/1000 x 278 = 13,9 = 14
SD = 100/1000 x 278 = 27,8 = 28
Total = 14 + 83 + 139 + 14 + 28 = 278

CONTOH SOAL
Penelitian tentang status gizi anak balita di kelurahan X dengan jumlah populasi 923.000, dimana kasus atau prevalensi gizi kurang pada populasi tsb tidak diketahui.
Berapa jumlah sampel yg harus diambil apabila menghendaki derajat kemaknaan 95% dan dengan estimasi penyimpangan 0,05?

JAWAB
p x q N - n
d = Z x √ ------- x √ --------
n N – 1

0,5 x 0,5 923.000 - n
0,05 = 1,95 x √ -------------- x √ ---------------
n 923.00 – 1

n = 480 (dibulatkan 500)

BESAR SAMPEL
Untuk populasi kecil, atau lebih kecil dari 10.000, dapat digunakan rumus:

N
n = -----------------
1 + N (d2)

Dimana:
N = besar populasi
n = besar sample
d = tingkat kepercayaan/ketepatan yg diinginkan

BESAR SAMPEL
Sampel lebih besar akan memberikan hasil yang lebih akurat, tapi perlu tenaga, waktu, biaya yg lebih besar
Pengambilan sampel secara acak akan memberikan data kuantitatif yg lebih representatif
Besar kecilnya sample bukan satu-satunya penentuan representatif, tetapi lebih kepada cara pengambilan sample

CONTOH SOAL
Penelitian tentang status gizi anak balita di kelurahan X dengan jumlah populasi 3.000, dimana kasus atau prevalensi gizi kurang pada populasi tsb tidak diketahui.
Berapa jumlah sampel yg harus diambil apabila menghendaki derajat kemaknaan 95% dan dengan estimasi penyimpangan 0,05?

JAWAB
Cara tabel populasi 3000 didapat basar sample 341
Menggunakan rumus:
N
n = -----------------
1 + N (d2)

3000 3000
n = -------------------------- = -------------- =
1 + 3000 ((0,05)2) 8,5

n = 353

REFERENSI:
1.Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC
2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara
3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara
4.Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara
5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia
6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

RANCANGAN PENELITIAN (RESEARCH DESIGN)

APA ITU DESIGN RESEARCH?

Design penelitian atau rancangan penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan dan mengolah data agar dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan penelitian
Unsur rancangan penelitian adalah: jenis penelitian, populasi sasaran, metode sampling, besar sampling, cara pengumpulan data, cara pengolahan data, perlu tidak mengunakan statistik, cara mengambil kesimpulan

METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
4.2 Kerangka Kerja
4.3 Identifikasi Variabel
4.3.1 Variabel Independen
4.3.2 Variabel Dependen
4.4 Definisi Operasional Variabel, meliputi:
a.Variabel
b.Definisi Operasional
c.Parameter
d.Alat Ukur
e.Skala Pengukuran
f.Kriteria

4.5 Desain sampling
4.5.1 Populasi: keseluruhan obyek penelitian yang akan diteliti
4.5.2 Sampel: sebagian dari keseluruhan obyek yang akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Nursalam, Pariani, 2001)
4.5.3 Sampling: proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, Pariani, 2001)

4.6 Pengumpulan dan Analisa data
4.6.1 Instrumen
4.6.2 Tempat dan waktu Penelitian
4.6.3 Prosedur Pengumpulan data
4.6.4 Analisa Data
4.7 Etika Penulisan
a.Informed Concerns
b.Anonymity
c.Confidentiality
4.8 Keterbatasan

DESIGN PENELITIAN

Design Survey: bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang obyek yang jumlahnya besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi itu
Case Study: meneliti tentang individu, sekelompok individu (keluarga), segolongan manusia (suku bangsa, profesi, agama)
Eksperiment: ada intervensi dari peneliti (pelatihan, pengobatan, perawatan)

JENIS PENELITIAN

Berdasarkan sifat permasalahanya, penelitian dibedakan:
Penelitian Historis
Penelitian historis umumnya bertujuan membuat rekontruksi secara sistematis dan obyektif dari kejadian yang telah lalu, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta mensintesa data untuk menegakan fakta dengan kesimpulan yang kuat

Penelitian Deskriptif
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsi secara sistematis, faktual dan akurat terhadap suatu populasi mengenai sifat dan faktor tertentu.
Penelitian diskriptif menjawab pertanyaan, apa, siapa, kapan, dimana, dan berapa jumlahnya.

Penelitian Korelasional (analitik)
Tujuanya untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dan jika ada seberapa besar derajat hubunganya, antara berbagai variabel.
Walaupun tidak dapat diketahui apakah hubungan tersebut hubungan yang bersifat sebab akibat atau bukan.

Penelitian Kausal-Komparatif (analitik)
Tujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan sebab akibat antara dua faktor atau variabel, yang dianggap berhubungan
Cara: pengamatan terhadap akibat yang ada, kemudian mencari kembali faktor yang diduga menjadi penyebab, melalui pengumpulan data tertentu dari suatu waktu ke waktu yang lain

Berdasarkan macam atau asal datanya, dibedakan:
Penelitian Primer: data dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Pada permulaan penelitian, data belum ada, jadi harus dikumpulkan sendiri oleh peneliti.

Penelitian Sekunder: data yang digunakan peneliti adalah data yang telah dikumpulkan oleh orang lain. Pada waktu penelitian dimulai data telah tersedia, peneliti tinggal menggunakan.

Berdasar lingkup penelitian, dibedakan
Penelitian Kasus: Dalam penelitian ini, analisa data tidak keluar dari lingkup kasus. Bersifat deduktif, berdasarkan teori atau konsep yang bersifat umum diaplikasikan untuk menjelaskan tentang seperangkat data yang diperoleh dari kasus

Penelitian Inferensial: Dalam penelitian ini analisa data mengarah dari sampel menuju ke populasi. Bersifat induktif atau inferensial. Berdasarkan data dari sampel digeneralisasi menuju data populasi

Berdasar ada tidaknya perlakuan, dibedakan:
Penelitian Expost Facto: Penelitian dilakukan terhadap kejadian atau fenomena causal efek (sebab akibat) yang telah terjadi (bukan karena adanya perlakuan / intervensi dari peneliti)

Penelitian Eksperimental: Penelitian hubungan sebab akibat dilakukan terhadap kejadian atau fenomena yang terjadi akibat adanya perlakuan atau intervensi oleh peniliti. Dengan demikian causalnya diberikan oleh peneliti

RANCANGAN PENELITIAN EXPOST FACTO

1. Rancangan penelitian: Cross Sectional
2. Rancangan penelian Cohort
3. Rancangan penelitian Retrospective

PENELITIAN CROSS SECTIONAL

Penelitian yang dilakukan pada satu waktu atau subsequent stage tertentu, artinya tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variable subyek pada saat pemeriksaan, baik variabel bebas maupun variabel tergantung



Forward study, penelitian kearah kedepan (cause effect study= prospective study= cohort study), dimana yang dilakukan pengukuran awal adalah variabel sebab (bebas), kemudian diobsevasi beberapa waktu tertentu , baru diukur variabel akibat (tergantung)



Backward study, penelitian kearah ke belakang (effect cause study= retrospective study= trohoc study: case control study), dimana yang dilakukan pengukuran awal adalah variabel akibat (tergantung), kemudian ditanyakan ulang ada tidak faktor risiko yang dialami responden beberapa waktu yang lalu , untuk pengukuran variabel sebab (bebas)



REFERENSI:
1.Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC
2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara
3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara
4.Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara
5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia
6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

TUJUAN, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN KERANGKA OPERASIONAL PENELITIAN



TUJUAN PENELITIAN


Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang informasi (data) apa yang akan digali (ingin diketahui) melalui penelitian
Tujuan Umum: pernyataan tentang sesuatu yang ingin dicapai dalam penelitian secara umum, yang dinyatakan dalam uraian pokok dan ringkas serta tidak perlu dinyatakan secara kuantitatif

Tujuan Umum, mengacu pada judul penelitian, artinya antara judul dan tujuan umum, harus ada kesamaan (konsistensi ide)
Tujuan Khusus: pernyataan tentang sesuatu yang ingin dicapai dalam penelitian secara khusus, yang dinyatakan dalam uraian pokok dan ringkas serta dinyatakan secara lengkap

Tujuan Khusus, mengacu pada Rumusan Masalah, artinya setiap point pada rumusan masalah merupakan tujuan khusus penelitian
Tujuan Khusus minimal pointnya sama dengan Rumusan Masalah, lebih boleh
Cara penulisan tujuan diawali dengan kata kerja “Me…”

CONTOH

JUDUL
Tingkat Pengetahuan Guru SMU Darul Ulum tentang Makanan Tinggi Kolesterol di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang
Tujuan Umum:
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat pengetahuan guru SMU Darul Ulum tentang makanan tinggi kolesterol

REVISI

JUDUL
Tingkat Pengetahuan Guru SMU Darul Ulum tentang Makanan Tinggi Kolesterol di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang (Tahun 2005)
Tujuan Umum:
Penelitian ini dilakukan untuk (tidak perlu) mengukur tingkat pengetahuan guru SMU Darul Ulum tentang makanan tinggi kolesterol di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang (Tahun 2005)

CONTOH

Rumusan Masalah:
Apakah para guru di SMU Darul Ulum mengetahui tentang makanan tinggi kolesterol?

Tujuan Khusus:
Mengukur tingkat pengetahuan para guru tentang makanan tinggi kolesterol
Mengukur tingkat pengetahuan para guru tentang faktor resiko
Mengkur tingkat pemahaman para guru tentang upaya pencegahan kolesterol

REVISI

Rumusan Masalah:
Apakah para guru di SMU Darul Ulum Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang Tahun 2005, mengetahui (pengetahuan) tentang makanan tinggi kolesterol?

Tujuan Khusus:
1.Mengukur tingkat pengetahuan para guru di SMU Darul Ulum Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang Tahun 2005, tentang makanan tinggi kolesterol
2.Mengukur tingkat pengetahuan para guru tentang faktor resiko (makanan tinggi kolesterol)
3.Mengkur tingkat pemahaman para guru tentang upaya pencegahan makanan tinggi kolesterol

CONTOH

JUDUL
Hubungan antara Tingkat kecemasan dengan Intensitas Nyeri pada Klien Post Operatif di Pavilyun Mawar 1 dan 2 RSU Swadana Jombang

Tujuan Umum:
Mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien post operatif

Rumusan Masalah:
Bagaimana hubungan tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien post operatif?

Tujuan Khusus:
1.Mengidentifikasi variasi tingkat kecemasan klien post operatif
2.Mengidentifikasi variasi intensitas nyeri klien post operatif
3.Mengidentifikasi hubungan antara tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri klien post operatif

KERANGKA TEORI

Kerangka Teori atau Kerangka Pikir atau Landasan Teori adalah kesimpulan dari Tinjauan Puskata yang berisi tentang konsep-konsep teori yang dipergunakan atau berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan

Berdasarkan Kerangka Teori diatas disusunlah Kerangka Konsep yaitu suatu bagan yang menggambarkan hubungan antar konsep yang akan diliti.

KERANGKA KONSEP

Konsep adalah abstraksi atau gambaran yang dibangun dengan menggeneralisasi suatu pengertian
Konsep tak bisa diamati, tak bisa diukur secara langsung
Agar bisa diamati konsep harus dijabarkan dalam variabel-variabel

CONTOH KONSEP DAN VARIABEL

Pendidikan merupakan konsep
Tingkat pendidikan, jenis pendidikan, biaya pendidikan, sarana pendidikan adalah variabel konsep pendidikan
Perkawinan merupakan konsep
Status perkawinan, pelaku perkawinan, cara/jenis perkawinan adalah variabel konsep perkawinan

Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan
Sehat adalah konsep, untuk bisa mengetahui seseorang itu sehat atau tidak, diperlukan variabel; misalnya: tekanan darah, denyut jantung, suhu badan
Jadi variabel adalah operasionalisasi dari suatu konsep atau konsep yang telah operasional, artinya dapat diamati, diukur sehingga dapat terlihat adanya variasi

Pada kerangka konseptual, semua variabel yang berhubungan ditulis, baik diteliti maupun tidak diteliti
Diberi tanda antara variabel yang diteliti dengan variabel yang tidak diteliti
Kerangka Operasional, sama dengan Kerangka Konsep, hanya bedanya variabel yang dimasukan dalam kerangka operasional hanya variabel yang akan diteliti saja

KERANGKA OPERASIONAL

Kerangka Operasional atau Kerangka Kerja adalah kerangka yang menyatakan tentang urutan langkah dalam melaksanakan penelitian

DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Defisini Operasional Variabel adalah definisi variabel berdasarkan apa yang dilaksanakan dalam penelitian, sehingga variabel tersebut dapat diukur, diamati atau dihitung sehingga timbul variasi

CONTOH

Definisi Pengetahuan
Teori: pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu (Notoatmojo)
Definisi Operasional Pengetahuan: hasil tahu tentang “….” yang diperoleh dengan menjawab dengan benar pertanyaan yang ada pada kuesioner

Definisi operasional adalah seperangkat instruksi yang lengkap untuk menetapkan apa yang akan diukur dan bagaimana cara mengukur variable.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun definisi operasional sebuah variable adalah:
Nama variable
Definisi verbal variable
Parameter
Alat ukur (instrumen)
Skala
Kriteria

Agar variabel dapat diamati dan diukur, maka setiap konsep yang ada dalam permasalahan atau yang ada dalam hipotesis harus disusun Definisi Operasional.
Definisi operasional dari variabel sangat diperlukan terutama untuk menentukan alat atau instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan data.

Sebagai contoh konsep orang lapar: Orang lapar dapat didefinisikan sebagai:
Orang yang dapat menghabiskan sepiring nasi dalam waktu kurang dari dua menit
Orang yang kelihatan mengantuk, tidak suka berbicara dan kelihatan lesu.
Untuk menentukan seseorang lapar atau tidak, berdasarkan definisi 1 diperlukan sepiring nasi dan sebuah pencatat waktu, sedang berdasar definisi 2 tidak diperlukan alat, kecuali indera pengamatan

REFERENSI:
1.Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC
2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara
3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara
4.Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara
5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia
6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

TUJUAN, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN KERANGKA OPERASIONAL PENELITIAN (OBJECTIVES, FRAMEWORK THEORY, FRAMEWORK AND CONCEPTUAL FRAMEWORK OF O

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang informasi (data) apa yang akan digali (ingin diketahui) melalui penelitian
Tujuan Umum: pernyataan tentang sesuatu yang ingin dicapai dalam penelitian secara umum, yang dinyatakan dalam uraian pokok dan ringkas serta tidak perlu dinyatakan secara kuantitatif

Tujuan Umum, mengacu pada judul penelitian, artinya antara judul dan tujuan umum, harus ada kesamaan (konsistensi ide)
Tujuan Khusus: pernyataan tentang sesuatu yang ingin dicapai dalam penelitian secara khusus, yang dinyatakan dalam uraian pokok dan ringkas serta dinyatakan secara lengkap

Tujuan Khusus, mengacu pada Rumusan Masalah, artinya setiap point pada rumusan masalah merupakan tujuan khusus penelitian
Tujuan Khusus minimal pointnya sama dengan Rumusan Masalah, lebih boleh
Cara penulisan tujuan diawali dengan kata kerja “Me…”

CONTOH

JUDUL
Tingkat Pengetahuan Guru SMU Darul Ulum tentang Makanan Tinggi Kolesterol di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang
Tujuan Umum:
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat pengetahuan guru SMU Darul Ulum tentang makanan tinggi kolesterol

REVISI

JUDUL
Tingkat Pengetahuan Guru SMU Darul Ulum tentang Makanan Tinggi Kolesterol di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang (Tahun 2005)
Tujuan Umum:
Penelitian ini dilakukan untuk (tidak perlu) mengukur tingkat pengetahuan guru SMU Darul Ulum tentang makanan tinggi kolesterol di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang (Tahun 2005)

CONTOH

Rumusan Masalah:
Apakah para guru di SMU Darul Ulum mengetahui tentang makanan tinggi kolesterol?

Tujuan Khusus:
Mengukur tingkat pengetahuan para guru tentang makanan tinggi kolesterol
Mengukur tingkat pengetahuan para guru tentang faktor resiko
Mengkur tingkat pemahaman para guru tentang upaya pencegahan kolesterol

REVISI

Rumusan Masalah:
Apakah para guru di SMU Darul Ulum Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang Tahun 2005, mengetahui (pengetahuan) tentang makanan tinggi kolesterol?

Tujuan Khusus:
1.Mengukur tingkat pengetahuan para guru di SMU Darul Ulum Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang Tahun 2005, tentang makanan tinggi kolesterol
2.Mengukur tingkat pengetahuan para guru tentang faktor resiko (makanan tinggi kolesterol)
3.Mengkur tingkat pemahaman para guru tentang upaya pencegahan makanan tinggi kolesterol

CONTOH

JUDUL
Hubungan antara Tingkat kecemasan dengan Intensitas Nyeri pada Klien Post Operatif di Pavilyun Mawar 1 dan 2 RSU Swadana Jombang

Tujuan Umum:
Mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien post operatif

Rumusan Masalah:
Bagaimana hubungan tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien post operatif?

Tujuan Khusus:
1.Mengidentifikasi variasi tingkat kecemasan klien post operatif
2.Mengidentifikasi variasi intensitas nyeri klien post operatif
3.Mengidentifikasi hubungan antara tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri klien post operatif

KERANGKA TEORI

Kerangka Teori atau Kerangka Pikir atau Landasan Teori adalah kesimpulan dari Tinjauan Puskata yang berisi tentang konsep-konsep teori yang dipergunakan atau berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan

Berdasarkan Kerangka Teori diatas disusunlah Kerangka Konsep yaitu suatu bagan yang menggambarkan hubungan antar konsep yang akan diliti.

KERANGKA KONSEP

Konsep adalah abstraksi atau gambaran yang dibangun dengan menggeneralisasi suatu pengertian
Konsep tak bisa diamati, tak bisa diukur secara langsung
Agar bisa diamati konsep harus dijabarkan dalam variabel-variabel

CONTOH KONSEP DAN VARIABEL

Pendidikan merupakan konsep
Tingkat pendidikan, jenis pendidikan, biaya pendidikan, sarana pendidikan adalah variabel konsep pendidikan
Perkawinan merupakan konsep
Status perkawinan, pelaku perkawinan, cara/jenis perkawinan adalah variabel konsep perkawinan

Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan
Sehat adalah konsep, untuk bisa mengetahui seseorang itu sehat atau tidak, diperlukan variabel; misalnya: tekanan darah, denyut jantung, suhu badan
Jadi variabel adalah operasionalisasi dari suatu konsep atau konsep yang telah operasional, artinya dapat diamati, diukur sehingga dapat terlihat adanya variasi

Pada kerangka konseptual, semua variabel yang berhubungan ditulis, baik diteliti maupun tidak diteliti
Diberi tanda antara variabel yang diteliti dengan variabel yang tidak diteliti
Kerangka Operasional, sama dengan Kerangka Konsep, hanya bedanya variabel yang dimasukan dalam kerangka operasional hanya variabel yang akan diteliti saja

KERANGKA OPERASIONAL

Kerangka Operasional atau Kerangka Kerja adalah kerangka yang menyatakan tentang urutan langkah dalam melaksanakan penelitian

DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Defisini Operasional Variabel adalah definisi variabel berdasarkan apa yang dilaksanakan dalam penelitian, sehingga variabel tersebut dapat diukur, diamati atau dihitung sehingga timbul variasi

CONTOH

Definisi Pengetahuan
Teori: pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu (Notoatmojo)
Definisi Operasional Pengetahuan: hasil tahu tentang “….” yang diperoleh dengan menjawab dengan benar pertanyaan yang ada pada kuesioner

Definisi operasional adalah seperangkat instruksi yang lengkap untuk menetapkan apa yang akan diukur dan bagaimana cara mengukur variable.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun definisi operasional sebuah variable adalah:
Nama variable
Definisi verbal variable
Parameter
Alat ukur (instrumen)
Skala
Kriteria

Agar variabel dapat diamati dan diukur, maka setiap konsep yang ada dalam permasalahan atau yang ada dalam hipotesis harus disusun Definisi Operasional.
Definisi operasional dari variabel sangat diperlukan terutama untuk menentukan alat atau instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan data.

Sebagai contoh konsep orang lapar: Orang lapar dapat didefinisikan sebagai:
Orang yang dapat menghabiskan sepiring nasi dalam waktu kurang dari dua menit
Orang yang kelihatan mengantuk, tidak suka berbicara dan kelihatan lesu.
Untuk menentukan seseorang lapar atau tidak, berdasarkan definisi 1 diperlukan sepiring nasi dan sebuah pencatat waktu, sedang berdasar definisi 2 tidak diperlukan alat, kecuali indera pengamatan

REFERENSI:
1.Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC
2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara
3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara
4.Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara
5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia
6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

TUJUAN, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN KERANGKA OPERASIONAL PENELITIAN (OBJECTIVES, FRAMEWORK THEORY, FRAMEWORK AND CONCEPTUAL FRAMEWORK OF O

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang informasi (data) apa yang akan digali (ingin diketahui) melalui penelitian
Tujuan Umum: pernyataan tentang sesuatu yang ingin dicapai dalam penelitian secara umum, yang dinyatakan dalam uraian pokok dan ringkas serta tidak perlu dinyatakan secara kuantitatif

Tujuan Umum, mengacu pada judul penelitian, artinya antara judul dan tujuan umum, harus ada kesamaan (konsistensi ide)
Tujuan Khusus: pernyataan tentang sesuatu yang ingin dicapai dalam penelitian secara khusus, yang dinyatakan dalam uraian pokok dan ringkas serta dinyatakan secara lengkap

Tujuan Khusus, mengacu pada Rumusan Masalah, artinya setiap point pada rumusan masalah merupakan tujuan khusus penelitian
Tujuan Khusus minimal pointnya sama dengan Rumusan Masalah, lebih boleh
Cara penulisan tujuan diawali dengan kata kerja “Me…”

CONTOH

JUDUL
Tingkat Pengetahuan Guru SMU Darul Ulum tentang Makanan Tinggi Kolesterol di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang
Tujuan Umum:
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat pengetahuan guru SMU Darul Ulum tentang makanan tinggi kolesterol

REVISI

JUDUL
Tingkat Pengetahuan Guru SMU Darul Ulum tentang Makanan Tinggi Kolesterol di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang (Tahun 2005)
Tujuan Umum:
Penelitian ini dilakukan untuk (tidak perlu) mengukur tingkat pengetahuan guru SMU Darul Ulum tentang makanan tinggi kolesterol di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang (Tahun 2005)

CONTOH

Rumusan Masalah:
Apakah para guru di SMU Darul Ulum mengetahui tentang makanan tinggi kolesterol?

Tujuan Khusus:
Mengukur tingkat pengetahuan para guru tentang makanan tinggi kolesterol
Mengukur tingkat pengetahuan para guru tentang faktor resiko
Mengkur tingkat pemahaman para guru tentang upaya pencegahan kolesterol

REVISI

Rumusan Masalah:
Apakah para guru di SMU Darul Ulum Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang Tahun 2005, mengetahui (pengetahuan) tentang makanan tinggi kolesterol?

Tujuan Khusus:
1.Mengukur tingkat pengetahuan para guru di SMU Darul Ulum Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang Tahun 2005, tentang makanan tinggi kolesterol
2.Mengukur tingkat pengetahuan para guru tentang faktor resiko (makanan tinggi kolesterol)
3.Mengkur tingkat pemahaman para guru tentang upaya pencegahan makanan tinggi kolesterol

CONTOH

JUDUL
Hubungan antara Tingkat kecemasan dengan Intensitas Nyeri pada Klien Post Operatif di Pavilyun Mawar 1 dan 2 RSU Swadana Jombang

Tujuan Umum:
Mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien post operatif

Rumusan Masalah:
Bagaimana hubungan tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien post operatif?

Tujuan Khusus:
1.Mengidentifikasi variasi tingkat kecemasan klien post operatif
2.Mengidentifikasi variasi intensitas nyeri klien post operatif
3.Mengidentifikasi hubungan antara tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri klien post operatif

KERANGKA TEORI

Kerangka Teori atau Kerangka Pikir atau Landasan Teori adalah kesimpulan dari Tinjauan Puskata yang berisi tentang konsep-konsep teori yang dipergunakan atau berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan

Berdasarkan Kerangka Teori diatas disusunlah Kerangka Konsep yaitu suatu bagan yang menggambarkan hubungan antar konsep yang akan diliti.

KERANGKA KONSEP

Konsep adalah abstraksi atau gambaran yang dibangun dengan menggeneralisasi suatu pengertian
Konsep tak bisa diamati, tak bisa diukur secara langsung
Agar bisa diamati konsep harus dijabarkan dalam variabel-variabel

CONTOH KONSEP DAN VARIABEL

Pendidikan merupakan konsep
Tingkat pendidikan, jenis pendidikan, biaya pendidikan, sarana pendidikan adalah variabel konsep pendidikan
Perkawinan merupakan konsep
Status perkawinan, pelaku perkawinan, cara/jenis perkawinan adalah variabel konsep perkawinan

Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan
Sehat adalah konsep, untuk bisa mengetahui seseorang itu sehat atau tidak, diperlukan variabel; misalnya: tekanan darah, denyut jantung, suhu badan
Jadi variabel adalah operasionalisasi dari suatu konsep atau konsep yang telah operasional, artinya dapat diamati, diukur sehingga dapat terlihat adanya variasi

Pada kerangka konseptual, semua variabel yang berhubungan ditulis, baik diteliti maupun tidak diteliti
Diberi tanda antara variabel yang diteliti dengan variabel yang tidak diteliti
Kerangka Operasional, sama dengan Kerangka Konsep, hanya bedanya variabel yang dimasukan dalam kerangka operasional hanya variabel yang akan diteliti saja

KERANGKA OPERASIONAL

Kerangka Operasional atau Kerangka Kerja adalah kerangka yang menyatakan tentang urutan langkah dalam melaksanakan penelitian

DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Defisini Operasional Variabel adalah definisi variabel berdasarkan apa yang dilaksanakan dalam penelitian, sehingga variabel tersebut dapat diukur, diamati atau dihitung sehingga timbul variasi

CONTOH

Definisi Pengetahuan
Teori: pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu (Notoatmojo)
Definisi Operasional Pengetahuan: hasil tahu tentang “….” yang diperoleh dengan menjawab dengan benar pertanyaan yang ada pada kuesioner

Definisi operasional adalah seperangkat instruksi yang lengkap untuk menetapkan apa yang akan diukur dan bagaimana cara mengukur variable.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun definisi operasional sebuah variable adalah:
Nama variable
Definisi verbal variable
Parameter
Alat ukur (instrumen)
Skala
Kriteria

Agar variabel dapat diamati dan diukur, maka setiap konsep yang ada dalam permasalahan atau yang ada dalam hipotesis harus disusun Definisi Operasional.
Definisi operasional dari variabel sangat diperlukan terutama untuk menentukan alat atau instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan data.

Sebagai contoh konsep orang lapar: Orang lapar dapat didefinisikan sebagai:
Orang yang dapat menghabiskan sepiring nasi dalam waktu kurang dari dua menit
Orang yang kelihatan mengantuk, tidak suka berbicara dan kelihatan lesu.
Untuk menentukan seseorang lapar atau tidak, berdasarkan definisi 1 diperlukan sepiring nasi dan sebuah pencatat waktu, sedang berdasar definisi 2 tidak diperlukan alat, kecuali indera pengamatan

REFERENSI:
1.Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC
2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara
3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara
4.Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara
5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia
6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

MASALAH PENELITIAN (RESEARCH PROBLEM)


APA ITU MASALAH PENELITIAN?

Permasalahan atau problema dalam suatu penelitian adalah:
  • Kesenjangan antara apa yang seharusnya (das Sollen) dan apa yang ada dalam kenyataan (das Sein)
  • Kesenjangan antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia
  • Kesenjangan antara harapan dan capaian
  • Kesenjangan antara target dan cakupan

IDENTIFIKASI MASALAH

  • Langkah pertama yang harus ditempuh seorang peneliti adalah mengidentifikasi permasalahan penelitian
  • Penelitian dimulai dari keinginan untuk menjawab atau memecahkan suatu permasalahan
  • Untuk memperoleh permasalahan penelitian, calon peneliti harus peka terhadap permasalahan, jangan menerima semua yang telah ditulis dalam literatur apa adanya
  • Tujuan identifikasi masalah adalah mencari penyebab yang mungkin mengapa masalah itu terjadi
  • Penyebab masalah dapat dikaji dari segi faktor internal maupun faktor eksternal atau faktor Host – Agent dan Environment atau faktor ibu dan anak

CONTOH:
Masalah: meningkatnya kasus abortus di poli kandungan RS Swadana Jombang tahun 2007
Identifikasi Masalah:

Faktor Janin:
  • Kelainan kromosom
  • Lindungan endometrium tidak sempurna
  • Gangguan luar: virus, obat, radiasi

Faktor Plasenta:
  • Gangguan oksigenasi plasenta
Faktor Ibu:
  • Pneumonia, tifus abdominalis, malaria, anemia berat, tokxoplasma
Faktor Tractus Genetalis:
  • Retroversio uteri
  • Mioma uteri

Masalah: menurunnya kasus ASI Ekslusif di desa Perongan Kecamatan Jombang tahun 2007
Faktor Predisposisi:
  • Pendidikan
  • Pengetahuan
  • Sikap
  • Persepsi

Faktor pendukung:
  • Pendapatan Keluarga
  • Ketersediaan waktu
Faktor Pendorong:
  • Sikap Petugas
  • Sikap Orang tua

  • Sikap kritis dan berpikir logis dapat memudahkan mendapatkan permasalahan penelitian
  • Permasalahan penelitian juga dapat diperoleh dari pengalaman sehari hari dalam melakukan praktek profesi masing masing
  • Sebagi ilustrasi: Isaac Newton dapat menemukan hukum gravitasi bumi, setelah dia kejatuhan apel. Banyak orang yang sebelumnya juga kejatuhan apel seperti Isaac Newton, tetapi tidak pernah ada yang berpikir tentang hukum gravitasi bumi, oleh karena pikiran mereka tidak siap siaga untuk menangkap makna yang terkandung dalam peristiwa jatuhnya apel ke kepala mereka

KRITERIA MASALAH YANG BAIK

1.Mempunyai kontribusi teoritis dan praktis
  • Hasil penelitian nantinya memberikan kontribusi atau andil yang jelas dalam bidang profesi atau bidang ilmunya.

2.Mempunyai derajat keunikan dan keaslian
  • Beberapa institusi menganggap penting faktor keaslian permasalahan penelitian ini. Tetapi kadang kadang diperlukan pengulangan penelitian untuk memperluas atau memperdalam diri penelitian yang ada, sehingga tingkat validitas penelitian tersebut menjadi lebih tinggi. Jika ini yang dilakukan maka penelitian yang diusulkan masih dianggap asli.

3.Layak untuk dilaksanakan
  • Penelitian selalu memerlukan waktu dan biaya, dan kadang kadang diperlukan sarana atau peralatan tertentu.
  • Jika dari apa yang dibutuhkan tersebut diatas tidak cukup tersedia atau tidak tersedia, maka penelitian menjadi tidak layak untuk dilaksanakan.

PERTANYAAN UNTUK PERMASALAHAN YANG BAIK
  1. Apakah masalah penelitian sedang hangat di masyarakat?
  2. Apakah masalah tsb ada di masyarakat? Atau masalah tsb aktual?
  3. Sejauh mana masalah tsb dirasakan masyarakat?
  4. Apakah masalah tsb mempengaruhi kelompok tertentu (ibu hamil, menyusui)
  5. Apakah masalah tsb berhubungan dengan masalah sosial, kesehatan atau ekonomi yang luas?
  6. Apakah masalah tsb berhubungan dengan program pemerintah?
  7. Siapa lagi yang tertarik pada masalah tsb?

CARA MERUMUSKAN MASALAH

Harus memuat tentang: 5 W 1 H
(What, Where, When, Who, Whom, How much)

CONTOH PENULISAN NARASI MASALAH
  1. Cakupan K4 Bumil di Puskesmas “Rejoso” Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang pada tahun 2005 ada kesenjangan 30% dari target yang seharusnya 90%.
  2. Kepuasan pasien Rumah Sakit Bersalin “Rejoso” Kecamatan peterongan Kabupaten Jombang pada tahun 2005, terhadap pelayanan asuhan kebidanan pada masa nifas masih rendah yaitu sebesar 10% dari target 70%.
  3. Polindes di wilayah Puskesmas “Rejoso” kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang pada tahun 2005 yang dipimpin oleh Bidan dengan lulusan D3 Kebidanan masih rendah yaitu sebesar 35% dari target 100%

APA ITU RUMUSAN MASALAH?

  • Disebut juga Pertanyaan Penelitian
  • Merupakan pertanyaan tentang apa yang ingin diketahui dari hasil penelitian yang akan diteliti
  • Rumusan masalah ditulis dimulai dengan kata tanya (Apa, Bagaimana, Mengapa, Adakah)
  • Ide Rumusan masalah diketahui setelah mengkaji masalah (identifikasi masalah)

Kajian/Identifikasi masalah dapat dikaji dari aspek:
  • Input – proses – output
  • Faktor interna dan faktor eksterna
  • Faktor genetik dan lingkungan

CONTOH: JUDUL DAN MASALAH PENELITIAN
JUDUL:
Hubungan antara pengaruh psikis dengan flour albus yang berlebihan pada remaja putri di Astri 3 ponpes darul ulum jombang tahun 2005

MASALAH:
Meningkatnya kasus fluor albus yg berlebihan pada remaja putri di Astri 3 ponpes darul ulum jombang tahun 2005

RUMUSAN MASALAH:
  1. Apakah ada hubungan antara psikis dengan fluor albus berlebihan pada remaja putri di Astri 3 Ponpes Darul Ulum Jombang tahun 2005?
  2. Apakah ada hubungan frekuensi ganti celana dalam dengan fluor albus berlebihan pada remaja putri di Astri 3 Ponpes Darul Ulum Jombang tahun 2005?
  3. Apakah ada hubungan antara menkonsumsi buah nanas dengan fluor albus berlebihan pada remaja putri di Astri 3 Ponpes Darul Ulum Jombang tahun 2005?

JUDUL:
Hubungan antara pendampingan suami terhadap psikologis ibu bersalin saat proses persalinan di RSUD Swadana Jombang tahun 2005

MASALAH:
Meningkatnya kecemasan ibu bersalin saat proses persalinan di RSUD Swadana Jombang tahun 2005

RUMUSAN MASALAH:
  1. Apakah ada hubungan antara kecemasan ibu bersalin dengan pendampingan suami saat menghadapi persalinan di RSUD Swadana Jombang tahun 2005?.
  2. Apakah ada hubungan antara kecemasan ibu bersalin dengan suasana ruang bersalin di RSUD Swadana Jombang tahun 2005?.
  3. Apakah ada hubungan antara kecemasan ibu bersalin dengan pelayanan tenaga kesehatan di RSUD Swadana Jombang tahun 2005?.

MASALAH:
Meningkatnya pemberian susu formula pada Bayi umur kurang dari enam bulan di Puskesmas Bareng Kab Jombang tahun 2005

RUMUSAN MASALAH:
  1. Apakah ada hubungan antara ibu karier dengan pemberian susu formula?
  2. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemberian susu formula?
  3. Apakah ada hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan pemberian susu formula?

REFERENSI:
  1. Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC
  2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara
  3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara
  4. Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara
  5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia
  6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Hipotesis

PENGERTIAN HIPOTESIS
Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil sementara yang kebenaranya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmojo)
Cara penulisan hipotesis:
Dirumuskan dengan jelas, padat, sederhana
Dinyatakan dalam kalimat pernyataan
Menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih
Harus dapat diuji (secara emperis)

MACAM HIPOTESIS
  1. Hipotesis Kerja atau Alternatif atau Riset atau Asli atau Riil atau Teori atau Substantif (H1)
  2. Hipotesis Nihil atau Statistik (Ho)
  3. Hipotesis Tandingan

HIPOTESIS KERJA (H1)
Hipotesis kerja adalah suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala muncul
Biasanya menggunakan rumusan pernyataan:
Jika …., maka….
Artinya jika suatu variabel terjadi pada suatu situasi, maka ada akibat tertentu yang dapat ditimbulkan

CONTOH HIPOTESIS KERJA
“Jika sanitasi lingkungan suatu daerah buruk, maka penyakit menular di daerah tersebut tinggi”
“Jika persalinan dilakukan oleh Dukun yang belum dilatih, maka angka kematian bayi didaerah tersebut tinggi”
“Jika pendapatan perkapita suatu negara rendah, maka status kesehatan masyarakat di negara tersebut rendah pula”

MACAM HIPOTESIS KERJA
Hipotesis satu ekor atau satu pihak atau satu arah àsudah jelas arahnya (AàB)
Hipotesis dua ekor atau dua pihak atau dua arah àbelum jelas arahnya(A—B)
“Jumlah pasien Puskesmas A lebih banyak dari jumlah pasien Puskesmas B”
(satu ekor) à arahnya jelas, pasien PKM A lebih banyak dan pasien PKM B lebih sedikit
“Ada perbedaan jumlah kunjungan pasien di Puskesmas A dan di Puskesmas B”
(dua ekor) à arahnya belum jelas, bisa dua kemungkinan bisa lebih banyak di PKM A atau di PKM B

HIPOTESIS NOL (Ho)
Hipotesis Nol adalah rumusan yang menyatakan sesuatu kesamaan atau tidak adanya suatu perbedaan yang bermakna antara dua kelompok atau lebih mengenai suatu hal yang dipermasalahkan

CONTOH HIPOTESIS NOL
“Tidak ada perbedaan tentang angka kematian akibat penyakit jantung antara penduduk perkotaan dengan penduduk pedesaan”
“Tidak ada perbedaan antara status status gizi anak balita yang tidak mendapat ASI pada waktu bayi, dengan status gizi balita yang mendapat ASI pada waktu bayi”

HIPOTESIS TANDINGAN
Hipotesis tandingan adalah hipotesis luar atau variabel pengganggu atau variabel yang tidak dikehendaki, tetapi ada dan ikut mempengaruhi variabel pengaruh
Variabel pengganggu tersebut harus dikontrol

CONTOH
“Tingkat pendidikan mempengaruhi kesediaan periksa bagi ibu hamil ke Puskesmas”
Hipotesis diatas juga dipengaruhi oleh: tingkat pengetahuan ibu tentang bayi sehat, sosial ekonomi, jarak rumah ke Puskesmas
Variabel tersebut harus dikontrol, caranya?

Cara mengontrol adalah: menyamakan variabel pengganggu
Artinya:
1. responden yang diambil harus mempunyai: tingkat pengetahuan ibu tentang bayi sehat yang sama,
2. sosial ekonomi yang sama,
3. jarak rumah ke Puskesmas yang sama.

HIPOTESIS DESKRIPTIF
Adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan
Contoh:
Jika rumusan masalah adalah:
Seberapa lama daya tahan lampu merek X
Seberapa tinggi produktivitas padi di Kabupaten Jombang
Maka rumusan hipotesis berdasar teori dapat dibuat sebagai berikut:
“Daya tahan lampu X = 1000 jam”
“Produktivitas padi di Jombang = 500 ton/ha”

HIPOTESIS KOMPARATIF
Adalah pernyataan yang menunjukan perbandingan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sample yang berbeda
Contoh:
Jika rumusan masalah adalah:
Adakah perbedaan daya tahan lampu merek A dan B?
Adakah perbedaan produktivitas kerja antara bidan D1 dan bidan D3?
Maka rumusan hipotesisnya dapat dibuat sbb:
“Tidak terdapat perbedaan daya tahan antara lampu merek A dan B”
Rumusan Masalah: Daya tahan lampu merek A lebih besar lampu merek B
Hipotesis:
“Tidak ada perbedaan produktivitas kerja antara bidan D1 dan Bidan D3”

HIPOTESIS ASOSIATIF
Adalah hipotesis yang menunjukan dugaan adanya hub atau pengaruh antara dua variabel atau lebih
Contoh:
Rumusan masalah:
Adakah hubungan antara gaya kepemimpinan dan efektifitas kerja?

Hipotesisnya adalah:
“Tidak ada hubungan antara gaya kepemimpinan dan efektivitas kerja”

LATIHAN:
Judul: Lama Kala 1 pada Ibu bersalin Primigravida
Tuliskan:
  1. Rumusan Masalah
  2. Tujuan Penelitian
  3. Hipotesis

Judul: Hubungan Tinggi Badan dengan Persalinan Spontan
Tuliskan:
  1. Rumusan Masalah
  2. Tujuan Umum
  3. Tujuan Khusus
  4. Hipotesis

Judul: Pengaruh Kontrasepsi Depo Propera terhadap Obesitas
Tuliskan:
  1. Masalah
  2. Rumusan masalah
  3. Tujuan umum
  4. Tujuan khusus
  5. Hipotesis

REFERENSI:
1.Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC
2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara
3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara
4.Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara
5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia
6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Powered By Blogger