Rabu, September 30

Bencana, bencana

Hari ini tanggal 30 September 2009 pukul 17.16 daerah Sumatera Barat tepatnya di kota Padang diguncang oleh gempa berkekuatan 7,6 SR dan disusul kembali dengan gempa dengan kekuatan guncangan yang sama pada pukul 17.58 di Padang-Pariaman yang tentu saja meluluhlantakan bangunan-bangunan dan juga rumah-rumah dalam tempo beberapa detik saja, tidak itu saja ratusan korban pun berjatuhan karena tertimpa reruntuhan bangunan dan mungkin saja masih banyak korban yang belum ditemukan jasadnya karena sulitnya evakuasi dari reruntuhan yang hampir rata dengan tanah, kalau dihitung-hitung entah berapa triliun rupiah harta benda yang telah lenyap dalam sekejap atas bala bencana yang dahsyat itu dan setelah itu membutuhkan berapa triliun rupiah untuk recovery dan healing therapy untuk anak-anak yang trauma.

Pada keesokan harinya pada pukul 08.52, tak kalah hebatnya kota Jambi pun diguncang gempa dengan kekuatan yang sama dahsyatnya sehingga kehancuran bangunan dan rumah-rumah pun tak terelakan belum lagi korban jiwa yang tertimpa tak terhitung lagi.

Belum genap sebulan dari bencana yang sama yang telah menimpa Jawa bagian selatan (Tasikmalaya, Garut, Cianjur, Bandung, Sukabumi) yang telah menghancurkan rumah-rumah warga dan memakan korban jiwa yang tidak sedikit pula, hingga sampai sekarang masih banyak warga yang terlantar karena tidak memiliki tempat tinggal lagi.

Itulah sekelumit bencana alam terlepas dari macam dan jenisnya yang tengah melanda bumi nusantara Indonesia 5 tahun terakhir ini, mulai dari tsunami di Aceh pada penghujung tahun 2004, Gempa bumi di DI. Jogjakarta, Hancurnya bendungan Situ gintung, dan baru-baru ini gempa besar yg terjadi di Jawa bagian selatan dan di pulau Sumatera Barat, belum lagi berbagai kecelakaan transportasi baik darat, laut maupun udara yang tidak bisa dianggap biasa-biasa saja, sungguh sangat mengharukan dan memilukan ditengah kesengsaraan kebanyakan masyarakat yang susah dalam mencukupi kehidupan ini, namun dilain pihak banyak Pejabat negara yang dengan santainya menikmati kehidupan dengan mewahnya walaupun itu tidak dipungkiri berasal dari uang rakyat yang “dijarahnya”, sungguh miris nasib bangsa ini ibarat sebuah pepatah “Sudah jatuh tertimpa tangga pula”.

Marilah sejenak kita merefleksikan diri kita dari beberbagai hal yang membuat penat fikiran kita karenanya, dan cobalah kita berinstrospeksi diri dan bertaffakur kepada diri kita, alam disekitar kita dan kepada siapa yang telah menciptakannya dan mengurusnya. Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an yang suci: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”(QS.Al-‘Aaraf:96). Itulah janji dari Sang empunya langit dan bumi dan segala isinya bahwa jika penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa kepadaNya dengan sebenar-benarnya maka akan Ia berikan rizki yang melimpah ruah yang diturunkan dari langit dan dikeluarkan dari dalam buminya dan Nusantara tanah yang kita diami inipun pernah mengalaminya disaat-saat penduduknya dipimpin oleh Sultan yang negerinya berasaskan kerajaan Islam yang memerintah dengan berpedoman pada ayat-ayat Allah dan Sunnah RasulNya. Namun sebaliknya janji Allah kepada penduduk suatu negeri bila penduduk itu mengingkari dan mendustakan (dalam artian tidak mau berhukum kepada hukum yang telah Allah tetapkan) ayat-ayat Nya maka azab/siksa Allah akan menghampirinya dalam berupa bencana alam yang beragam jenisnya.

Dan dalam bencana gempa yang menimpa pulau Sumatera Barat pun ini ada sangkutpautnya dengan peringatan dari Allah yang keras, dan ini bertepatan antara waktu kejadian gempa (Padang pada pukul 17:16 disusul Pariaman pukul 17:58 dan keesokan harinya di Jambi pada pukul 08:52) dengan Ayat Allah dalam Al-Qur’an Surat 17 [Al-Israa] ayat 16, Surat 17 [Al-Israa] ayat 58 dan Surat 8 [Al-Anfaal] ayat 52

“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS. 17:16)

“Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).” (QS. 17:58)

“(keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi amat keras siksaan-Nya.”(QS.8:52)

Beberapa analisis saya pribadi berkaitan antara bencana tersebut dengan ayat-ayat Allah diatas:

  1. Kehidupan pembesar-pembesar (Pejabat-pejabat negara) yang sejatinya pelayan masyarakat hidup dengan bermewah-mewah dan berlebihan pada pelantikan anggota MPR/DPR RI yang baru periode 2009-2014 dengan menghabiskan Milyaran uang rakyat yang mereka “jarah”, sedang rakyat mereka sendiri sengsara.
  2. Banyaknya maksiat yang dilakoni oleh penduduk Indonesia yang titlenya Muslim terbesar di Dunia, sehingga Allah murka kepada mereka dengan menimpakan azab kepada mereka karena perbuatan mereka sendiri yang selalu menyimpang dari peringatan.
  3. Penguasa dan masyarakatnya yang phobia terhadap undang-undang / syariat Allah (Al-Qur’an dan As-Sunnah) padahal title mereka adalah Muslim terbesar di Dunia. Inilah pertanyaan saya terbesar pada penduduk negeri ini, mereka mengaku Muslim tetapi takut dengan aturannya bahkan membencinya, lebih baik kafir mutlak seperti AS dan dunia barat lainnya, toh mereka diberikan kesenangan juga didunia ini walaupun sejatinya itu adalah kesenangan yang menipu.

Oleh karena itu saya mengajak kepada saudara sesama muslim, marilah kita kembali kepada Allah Sang Pemilik dan Pengatur diri ini, bumi dan langit serta segala isinya juga Penguasa Dunia dan Akhirat, ya… tentu saja dengan iman dan ketaqwaan dengan sebenar-benarnya bukan dengan taqwa yang sesaat di bulan suci Ramadhan saja. Akhirul kalam marilah kita merenungkan kembali ayat Allah dibawah ini:

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”(QS.Al-‘Aaraf:96).

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS.3 : 102)

Jumat, September 11

Mengungkap 5 Rahasia Yang Membuat Diri Anda Selalu Kompetitif

"Jika Anda Memiliki Mimpi, Cita-Cita, Dan Harapan Yang Besar Untuk Mencapai Keberhasilan Di Dalam Hidup Anda. Maka Jangan Berdiam Diri, Tapi Kembangkan Kualitas Diri Anda Agar Mampu Berkompetisi Dengan Orang-Orang Lain." - Djajendra

Di tempat kerja atau pun di dunia bisnis Anda tidak pernah sendirian. Di sana akan ada terlalu banyak orang yang siap bersaing dengan Anda untuk mendapatkan yang terbaik. Para kompetitor Anda akan saling berlomba untuk mempersiapkan diri mereka buat mencapai hal-hal tertinggi dibidangnya. Mereka akan berusaha melampaui kualitas diri Anda melalui pengembangan kualitas diri mereka ke arah yang lebih baik. Salah satu kekuatan kompetitif yang paling penting untuk dikembangkan adalah perilaku kerja dan mind set sukses Anda. Jika Anda tetap bekerja dengan cara-cara lama tanpa mau memperbaiki setiap kekurangan yang ada pada diri Anda, maka janganlah pernah memiliki mimpi dan harapan yang besar. Sebab, mimpi dan harapan besar adalah milik dari orang-orang yang mau berjuang keras untuk mempersiapkan dirinya menjadi pribadi yang berkualitas tinggi yang pantas dihargai dengan berbagai jabatan, kekuasaan, dan kekayaan. Apakah Anda mau menjadi pribadi yang diperkaya kualitas hidup Anda melalui jabatan, kekuasaan, dan kekayaan? Jika Anda mau, maka berikut ini ada 5 rahasia yang perlu Anda renungkan dan menyerapnya secara bijaksana.

1. Jadilah Diri Sendiri Yang Positif.

Pastikan Anda mampu memahami dan mengetahui jati diri sejati Anda. Pastikan Anda mengetahui tentang perubahan-perubahan yang harus Anda lakukan agar diri Anda mampu menjadi diri sejati yang diperkaya dengan nilai-nilai kebijaksanaan hidup. Pastikan Anda mampu memiliki pikiran positif, emosi positif, etika dan moral kehidupan yang positif, kemampuan berkomunikasi dengan keluarga dan semua pihak lain yang positif, dan kemampuan mengelola kekayaan dan keuangan yang positif.

2. Tingkatkan Standar Diri Anda

Pastikan Anda mampu meningkatkan kualitas, ukuran, dan mutu diri Anda yang sesuai dengan harapan pasar atau bisnis yang terkait dengan pekerjaan Anda. Anda harus meningkatkan semua standar diri Anda untuk kemudian disesuaikan dengan standar-standar tertinggi dibidang pekerjaan yang Anda tekuni. Pastikan juga sikap dan perilaku Anda selalu terfokus untuk meningkatkan kualitas dan kinerja diri Anda secara maksimal.

3. Jangan Memiliki Keyakinan Yang Sempit

Jadilah pribadi yang berwawasan luas, yang mampu menyerap semua kebaikan kehidupan melalui sistem keyakinan dan kepercayaan diri Anda yang luas. Jadilah seperti matahari yang mampu menyinari setiap bagian kehidupan di bumi ini secara adil dan penuh cinta kasih, tanpa membeda-bedakannya. Jadi, walaupun mungkin Anda mampu meningkatkan standar kehidupan Anda secara hebat, tapi bila tidak mampu merubah sistem keyakian dan kepercayaan diri Anda yang sempit, Anda tetap akan mengalami kesulitan untuk menjadi pribadi berkualitas yang diperkaya dengan kebijaksanaan kehidupan. Anda tetap akan hidup dalam kotak sempit sesuai keyakinan dan kepercayaan Anda. Untuk itu, saatnya Anda menjadi pribadi cemerlang yang mampu memahami realitas kehidupan, yang mampu memahami perubahan, yang mampu memahami masa depan yang lebih cemerlang buat kebahagian Anda dan keluarga Anda.

4. Rubah Strategi Anda Dalam Meraih Sukses

Anda tidak boleh kaku dan fanatik dengan sebuah cara atau pun strategi, tapi Anda harus selalu melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap nilai-nilai kehidupan yang Anda gunakan buat menciptakan strategi Anda di semua aspek kehidupan Anda. Pahami semua situasi dan kondisi yang ada, lalu sesuaikan semua strategi Anda tersebut pada situasi dan kondisi yang ada. Pastikan Anda adalah seorang pembelajar yang selalu cerdas memahami setiap persoalan melalui kekuatan intuisi dan kekuatan empati Anda.

5. Satukan Diri Anda Kepada Kekuatan Tuhan

Sesungguhnya tidak ada seorang manusia pun yang pintar dan hebat. Semua kepintaraan dan kehebatan itu hanyalah titipan Tuhan kepada manusia dan kehidupan. Sehebat apa pun upaya kita, kita wajib berdoa dan selalu berdoa sambil minta restu dan petunjuk dari Tuhan. Dekatkan diri kepada Tuhan. Kerjakan semua mimpi, cita-cita, harapan, ambisi, dan keinginan sambil mengingat kebesaran Tuhan.

Rabu, September 9

RADEN SYAHID MENCARI GURU SEJATI

Di antara para wali yang lain, Kanjeng Sunan Kalijaga bisa dikatakan satu-satunya wali yang menggunakan pendekatan yang pas yaitu budaya Jawa. Dia sadar, tidak mungkin menggunakan budaya lain untuk menyampaikan ajaran sangkan paraning dumadi secara tepat. Budaya arab tidak cocok diterapkan di Jawa karena manusia Jawa sudah hidup sekian ratus tahun dengan budayanya yang sudah mendarah daging. Bahkan, setelah “dilantik” menjadi wali, dia mengganti jubahnya dengan pakaian Jawa memakai blangkon atau udeng.

Nama mudanya Raden Syahid, putra adipati Tuban yaitu Tumenggung Wilatikta dan Dewi Nawangrum. Kadpiaten Tuban sebagaimana Kadipaten yang lain harus tunduk di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Nama lain Tumenggung Wilatikta adalah Ario Tejo IV, keturunan Ario Tejo III, II dan I. Arti Tejo I adalah putra Ario Adikoro atau Ronggolawe, salah seorang pendiri Kerajaan Majapahit. Jadi bila ditarik dari silsilah ini, Raden Syahid sebenarnya adalah anak turun pendiri kerajaan Majapahit.

Raden Syahid lahir di Tuban saat Majapahit mengalami kemunduran karena kebijakan yang salah kaprah, pajak dan upeti dari masing-masing kadipaten yang harus disetor ke Kerajaan Majapahit sangat besar sehingga membuat miskin rakyat jelata. Suatu ketika, Tuban dilanda kemarau panjang, rakyat hidup semakin sengsara hingga suatu hari Raden Syahid bertanya ke ayahnya: “Bapa, kenapa rakyat kadipaten Tuban semakin sengsara ini dibuat lebih menderita oleh Majapahit?”. Sang ayah tentu saja diam sambil membenarkan pertanyaan anaknya yang kritis ini.

Raden Syahid yang melihat nasib rakyatnya merana, terpanggil untuk berjuang dengan caranya sendiri. Cara yang khas anak muda yang penuh semangat juang namun belum diakui eksistensinya; menjadi “Maling Cluring”, yaitu pencuri yang baik karena hasil curiannya dibagi-bagikan kepada orang-orang miskin yang menderita. Tidak hanya mencuri, melainkan juga merampok orang-orang kaya dan kaum bangsawan yang hidupnya berkecukupan.

Suatu ketika, perbuatan mulia namun tidak lazim itu diketahui oleh sang ayah dan sang ayah tanpa ampun mengusir Raden Syahid karena dianggap mencoreng moreng kehormatan keluarga adipati. Pengusiran tidak hanya dilakukan sekali namun beberapa kali. Saat diusir Raden Syahid kembali melakukan perampokan namun sialnya dia tertangkap pengawal kadipaten hingga sang ayah kehabisan akal sehat. “Syahid anakku, kini sudah waktunya kamu memilih, kau yang suka merampok itu pergi dari wilayah Tuban atau kau harus tewas di tangan anak buahku”. Syahid tahu dia saat itu harus benar-benar pergi dari wilayah Tuban dan akhirnya, dia pun dengan hati gundah pergi tanpa arah tujuan yang jelas. Suatu hari dalam perjalanannya di hutan Jati Wangi, dia bertemu lelaki tua yang kemudian memperkenalkan dirinya sebagai Sunan Bonang. Sunan Bonang adalah putra dan murid Sunan Ampel yang berkedudukan di Bonang, dekat Tuban.

Syahid yang ingin merampok Sunan Bonang akhirnya harus bertekuk lutut dan Syahid akhirnya berguru pada Sunan Bonang. Oleh Bonang yang saat itu sudah jadi guru spiritual ini, Syahid diminta duduk diam bersila di pinggir sungai. Posisi duduk diam meneng ini di kalangan para yogi dikenal dengan posisi meditasi. Syahid saat itu telah bertekad untuk mengubah orientasi hidupnya secara total seratus delapan puluh derajat. Yang awalnya dia berjuang dalam bentuk fisik, menjadi perjuangan dalam bentuk batin (metafisik). Dia telah meninggalkan syariat masuk ke ruang hakekat untuk mereguk nikmatnya makrifat. Namun syarat yang diajarkan Sunan Bonang cuma satu: duduk, diam, meneng, mengalahkan diri/ego dan patuh pada sang guru sejati (kesadaran ruh). Untuk menghidupkan kesadaran guru sejati (ruh) yang sekian lama terkubur dan tertimbun nafsu dan ego ini, Bonang menguji tekad Raden Syahid dengan menyuruhnya untuk diam di pinggir kali.

Ya, perintahnya hanya diminta untuk diam tok, tidak diminta untuk dzikir atau ritual apapun. Cukup diam atau meneng di tempat. Dia tidak diminta memikirkan tentang Tuhan, atau Dzat Yang Adikodrati yang menguasai alam semesta. Tidak, Sunan Bonang hanya meminta agar sang murid untuk patuh, yaitu DIAM, MENENG, HENING, PASRAH, SUMARAH, SUMELEH. Awalnya, orang diam pikirannya kemana-mana. Namun sekian waktu diam di tempat, akal dan keinginannya akhirnya melemas dan akhirnya benar-benar tidak memiliki daya lagi untuk berpikir, energi keinginan duniawinya lepas landas dan lenyap. Raden Syahir mengalami suwung total, fana total karena telah hilang sang diri/ego.

“BADANKU BADAN ROKHANI, KANG SIFAT LANGGENG WASESA, KANG SUKSMA PURBA WASESA, KUMEBUL TANPA GENI, WANGI TANPA GANDA, AKU SAJATINE ROH SAKALIR, TEKA NEMBAH, LUNGO NEMBAH, WONG SAKETI PADA MATI, WONG SALEKSA PADA WUTA, WONG SEWU PADA TURU, AMONG AKU ORA TURU, PINANGERAN YITNA KABEH….”

Demikian gambaran kesadaran ruh Raden Syahid kala itu. Berapa lama Raden Syahid diam di pinggir sungai? Tidak ada catatan sejarah yang pasti. Namun dalam salah satu hikayat dipaparkan bahwa sang sunan bertapa hingga rerumputan menutupi tubuhnya selama lima tahu. Setelah dianggap selesai mengalami penyucian diri dengan bangunnya kesadaran ruh, Sunan Bonang menggembleng muridnya dengan kawruh ilmu-ilmu agama. Dianjurkan juga oleh Bonang agar Raden Syahid berguru ke para wali yang sepuh yaitu Sunan Ampel di Surabaya dan Sunan Giri di Gresik. Raden Syahid yang kemudian disebut Sunan Kalijaga ini menggantikan Syekh Subakir gigih berdakwah hingga Semenanjung Malaya hingga Thailand sehingga dia juga diberi gelar Syekh Malaya.

Malaya berasal dari kata ma-laya yang artinya mematikan diri. Jadi orang yang telah mengalami “mati sajroning urip” atau orang yang telah berhasil mematikan diri/ego hingga mampu menghidupkan diri-sejati yang merupakan guru sejati-NYA. Sebab tanpa berhasil mematikan diri, manusia hanya hidup di dunia fatamorgana, dunia apus-apus, dunia kulit. Dia tidak mampu untuk masuk ke dunia isi, dan menyelam di lautan hakikat dan sampai di palung makrifatullah.

Salah satu ajaran Sunan Kalijaga yang didapat dari guru spiritualnya, Sunan Bonang, adalah ajaran hakikat shalat sebagaimana yang ada di dalam SULUK WUJIL: UTAMANING SARIRA PUNIKI, ANGRAWUHANA JATINING SALAT, SEMBAH LAWAN PUJINE, JATINING SALAT IKU, DUDU NGISA TUWIN MAGERIB, SEMBAH ARANEKA, WENANGE PUNIKU, LAMUN ARANANA SALAT, PAN MINANGKA KEKEMBANGING SALAM DAIM, INGARAN TATA KRAMA. (Unggulnya diri itu mengetahui HAKIKAT SALAT, sembah dan pujian. Salat yang sesungguhnya bukanlah mengerjakan salat Isya atau maghrib. Itu namanya sembahyang. Apabila disebut salat, maka itu hanya hiasan dari SALAT DAIM, hanya tata krama).

Di sini, kita tahu bahwa salat sejati adalah tidak hanya mengerjakan sembah raga atau tataran syariat mengerjakan sholat lima waktu. Salat sejati adalah SALAT DAIM, yaitu bersatunya semua indera dan tubuh kita untuk selalu memuji-Nya dengan kalimat penyaksian bahwa yang suci di dunia ini hanya Tuhan: HU-ALLAH, DIA ALLAH. Hu saat menarik nafas dan Allah saat mengeluarkan nafas. Sebagaimana yang ada di dalam Suluk Wujil: PANGABEKTINE INGKANG UTAMI, NORA LAN WAKTU SASOLAHIRA, PUNIKA MANGKA SEMBAHE MENENG MUNI PUNIKU, SASOLAHE RAGANIREKI, TAN SIMPANG DADI SEMBAH, TEKENG WULUNIPUN, TINJA TURAS DADI SEMBAH, IKU INGKANG NIYAT KANG SEJATI, PUJI TAN PAPEGETAN. (Berbakti yang utama tidak mengenal waktu. Semua tingkah lakunya itulah menyembah. Diam, bicara, dan semua gerakan tubuh merupakan kegiatan menyembah. Wudhu, berak dan kencing pun juga kegiatan menyembah. Itulah niat sejati. Pujian yang tidak pernah berakhir)

Jadi hakikat yang disebut Sholat Daim nafas kehidupan yang telah manunggaling kawulo lan gusti, yang manifestasinya adalah semua tingkah laku dan perilaku manusia yang diniatkan untuk menyembah-Nya. Selalu awas, eling dan waspada bahwa apapun yang kita pikirkan, apapun yang kita kehendaki, apapun yang kita lakukan ini adalah bentuk yang dintuntun oleh AKU SEJATI, GURU SEJATI YANG SELALU MENYUARAKAN KESADARAN HOLISTIK BAHWA DIRI KITA INI ADALAH DIRI-NYA, ADA KITA INI ADALAH ADA-NYA, KITA TIDAK ADA, HANYA DIA YANG ADA.

Sholat daim ini juga disebut dalam SULUK LING LUNG karya Sunan Kalijaga: SALAT DAIM TAN KALAWAN, MET TOYA WULU KADASI, SALAT BATIN SEBENERE, MANGAN TURU SAHWAT NGISING. (Jadi sholat daim itu tanpa menggunakan syariat wudhu untuk menghilangkan hadats atau kotoran. Sebab kotoran yang sebenarnya tidak hanya kotoran badan melainkan kotoran batin. Salat daim boleh dilakukan saat apapun, misalnya makan, tidur, bersenggama maupun saat membuang kotoran.)

Ajaran makrifat lain Sunan Kalijaga adalah IBADAH HAJI. Tertera dalam Suluk Linglung suatu ketika Sunan Kalijaga bertekad pergi ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji. Di tengah perjalanan dia dihentikan oleh Nabi Khidir. Sunan dinasehati agar tidak pergi sebelum tahu hakikat ibadah haji agar tidak tersesat dan tidak mendapatkan apa-apa selain capek. Mekah yang ada di Saudi Arabia itu hanya simbol dan MEKAH YANG SEJATI ADA DI DALAM DIRI. Dalam suluk wujil disebutkan sebagai berikut:
NORANA WERUH ING MEKAH IKI, ALIT MILA TEKA ING AWAYAH, MANG TEKAENG PRANE YEN ANA SANGUNIPUN, TEKENG MEKAH TUR DADI WALI, SANGUNIPUN ALARANG, DAHAT DENING EWUH, DUDU SREPI DUDU DINAR, SANGUNIPUN KANG SURA LEGAWENG PATI, SABAR LILA ING DUNYA.

MESJID ING MEKAH TULYA NGIDERI, KABATOLLAH PINIKANENG TENGAH, GUMANTUNG TAN PACACANTHEL, DINULU SAKING LUHUR, LANGIT KATON ING NGANDHAP IKI, DINULU SAKING NGANDHAP, BUMI ANENG LUHUR, TINON KULON KATON WETAN, TINON WETAN KATON KULON IKU SINGGIH TINGALNYA AWELASAN.

(Tidak tahu Mekah yang sesugguhnya. Sejak muda hingga tua, seseorang tidak akan mencapai tujuannya. Saat ada orang yang membawa bekal sampai di Mekah dan menjadi wali, maka sungguh mahal bekalnya dan sulit dicapai. Padahal, bekal sesungguhnya bukan uang melainkan KESABARAN DAN KESANGGUPAN UNTUK MATI. SESABARAN DAN KERELAAN HIDUP DI DUNIA. Masjid di Mekah itu melingkar dengan Kabah berada di tengahnya. Bergantung tanpa pengait, maka dilihat dari atas tampak langit di bawah, dilihat dari bawah tampak bumi di atas. Melihat yang barat terlihat timur dan sebalinya. Itu pengelihatan yang terbalik).

Maksudnya, bahwa ibadah haji yang hakiki adalah bukanlah pergi ke Mekah saja. Namun lebih mendalam dari penghayatan yang seperti itu. Ibadah yang sejati adalah pergi ke KIBLAT YANG ADA DI DALAM DIRI SEJATI. Yang tidak bisa terlaksana dengan bekal harta, benda, kedudukan, tahta apapun juga. Namun sebaliknya, harus meletakkan semua itu untuk kemudian meneng, diam, dan mematikan seluruh ego/aku dan berkeliling ke kiblat AKU SEJATI. Inilah Mekah yang metafisik dan batiniah. Memang pemahaman ini seperti terbalik, JAGAD WALIKAN. Sebab apa yang selama ini kita anggap sebagai KEBENARAN DAN KEBAIKAN MASIHLAH PEMAHAMAN YANG DANGKAL. APA YANG KITA ANGGAP TERBAIK, TERTINGGI SEPERTI LANGIT DAN PALING BERHARGA DI DUNIA TERNYATA TIDAK ADA APA-APANYA DAN SANGAT RENDAH NILAINYA.

Apa bekal agar sukses menempuh ibadah haji makrifat untuk menziarahi diri sejati? Bekalnya adalah kesabaran dan keikhlasan. Sabar berjuang dan memiliki iman yang teguh dalam memilih jalan yang barangkali dianggap orang lain sebagai jalan yang sesat. Ibadah haji metafisik ini akan mengajarkan kepada kita bahwa episentrum atau pusat spiritual manusia adalah BERTAWAF. Berkeliling ke RUMAH TUHAN, berkeliling bahkan masuk ke AKU SEJATI dengan kondisi yang paling suci dan bersimpuh di KAKI-NYA YANG MULIA. Tujuan haji terakhir adalah untuk mencapai INSAN KAMIL, yaitu manusia sempurna yang merupakan kaca benggala kesempurnaan-Nya.

Sunan Kalijaga adalah manusia yang telah mencapai tahap perjalanan spiritual tertinggi yang juga telah didaki oleh Syekh Siti Jenar. Berbeda dengan Syekh Siti Jenar yang berjuang di tengah rakyat jelata, Sunan Kalijaga karena dilahirkan dari kerabat bangsawan maka dia berjuang di dekat wilayah kekuasaan. Di bidang politik, jasanya terlihat saat akan mendirikan kerajaan Demak, Pajang dan Mataram. Sunan Kalijaga berperan menasehati Raden Patah (penguasa Demak) agar tidak menyerang Brawijaya V (ayahnya) karena beliau tidak pernah berlawanan dengan ajaran akidah. Sunan Kalijaga juga mendukung Jaka Tingkir menjadi Adipati Pajang dan menyarankan agar ibukota dipindah dari Demak ke Pajang (karena Demak dianggap telah kehilangan kultur Jawa.

Pajang yang terletak di pedalaman cocok untuk memahami Islam secara lebih mendalam dengan jalur Tasawuf. Sementara kota pelabuhan jalurnya syariat. Jasa lain Sunan Kalijaga adalah mendorong Jaka Tingkir (Pajang) agar memenuhi janjinya memberikan tanah Mataram kepada Pemanahan serta menasehati anak Pemanahan, yaitu Panembahan Senopati agar tidak hanya mengandalkan kekuatan batin melalui tapa brata, tapi juga menggalang kekuatan fisik dengan membangun tembok istana dan menggalang dukungan dari wilayah sekeliling. Bahkan Sunan Kalijaga juga mewariskan pada Panembahan Senopati baju rompi Antakusuma atau Kyai Gondhil yang bila dipakai akan kebal senjata apapun.

Kamis, September 3

kATA Ki Arya ttg Cinta


Apabila cinta memanggilmu, ikutlah dengannya, meski jalan yang akan kalian tempuh terjal dan berliku.
Dan apabila sayap-sayapnya merengkuhmu, pasrahlah serta menyerahlah, meskipun pedang yang tersembunyi di balik sayap itu akan melukaimu.

Memasuki dunia tanpa musim, dimana kalian dapat tergelak tanpa tawa, menangis tanpa air mata.
Cinta takkan memberikan apa-apa pada kalian, kecuali keseluruhan dirinya. Cinta tidak akan mengambil apa-apa dari kalian, kecuali dari dirinya sendiri. Cinta tidak memiliki dan dimiliki, karena cinta telah cukup untuk cinta.
Dan janganlah kalian mengira bahwa kalian dapat menentukan arah cinta, karena cinta apabila telah menjatuhkan pilihan pada kalian, dialah yang akan menentukan perjalanan hidup kalian.
Cinta tidak punya hasrat selain mewujudkan maknanya sendiri. Namun jika kalian mencintai disertai berbagai hasrat, maka wujudkanlah dia demikian. Meluluhkan diri, mengalir bagaikan anak sungai, yang menyanyikan persembahan malam. Mengenali kepedihan kemesraan yang paling dalam. Merasakan luka akibat dari pengertianmu sendiri tentang cinta. Dan meneteskan darah dengan rela dan suka cita.

TAKUT..


Aku bukan tak mau bicara,

Tapi aku tak sanggup bicara.

.Aku terlalu takut untuk bicara

,Aku takut menyakitinya..
Aku takut dia menangis karenaku

Aku pun takut kau bersedih melihatnya menangis
Aku bukan tak bisa bicara..

Tapi aku tak mampu bersuara

Aku terlalu khawatir hatiku akan terluka

Aku terlalu khawatir aku akan membuka lukaku lagi
Aku takut ia tahu apa yang ku rasakan

Aku pun takut kau kecewa atas keegoisanku
Aku bukan tak mau jujur

Tapi aku terlalu malu untuk jujur

Aku malu pada diriku yang malu

Aku malu pada hatiku yag rapuh
Aku takut ia tahu kalau aku malu

Aku pun takut kau tahu kalau aku malu padamu
Aku bukan takut akan cinta

Tapi aku takut cinta ini menyakitiku

Aku takut cinta ini melukaiku

Aku takut kau tahu, kalau aku tak bisa berhenti mencintamu

Penantian Bodoh



Aku tersiksa….
Hanya dia yg sanggup menyembuhkan
Jerat kawat berduri ini yang menusuk tubuhku karena jeratan rindu ini
Sanggup kah aq menahan rasa sakit ini
Rasa rindu yang sudah tak tertahankan
Aku hanya bisa menunggu hingga waktu Cuma bisa tertawa geli
MelihatQ yang hanya menunggu tanpa hasil
Menunggu dari seekor kupu-kupu yang tak jelas kemana terbangnya
Aku takut kupu-kupu itu tak tau arah tujuan
Melupakan alamatku
Meninggalkan ku
Mengikuti arah angin
Hingga jauh dari bunganya
Dan tak kan pernah kmbali lagi……
Disini aku terpuruk hanya bisa menunggu
Sampai waktu yng tak jelas
Hinnga aku kembali ke asal mula aku diciptakan

Menatap tanpa Daya

Hidup disini hanyalah sementara sekedar mampir belaka
Dentang sang waktu entah kapan kan menjemput tibaaa
Jasad hina dan kotor hancur tiada berbekas di telan bumi
Tetapi Ruh hidup kekal abadi melanjutkan perjalanannya
Didunia adalah ladang untuk bercocok tanam bagi sang diri
Jangan buang waktu sia sia untuk hal tiada guna manfaat
Bergegaslah selagi waktu dan kesempatan masih membentang
Kelak nanti Ruh tiada menyesal menggigil gemertak ketakutan

Wahaaaaaai saudara saudaraku semuaaaaa… pernahkah sekali sekali terbayangkan dalam benak fikiran kita pada suatu hariii… mungkin di saat kita sedang duduk melamun bengong dalam kesendirian… apakah gerangan yang akan dilakukan dan diperbuat oleh ruuuuh kita semuaaa… pada saat malaikat elmaut… malaikat izrail… *sang pencabuuut nyawa*… datang dengan garangnya untuk menjemput kita… dan mulai menarik… membetot… mencabut… dan melepaskan nyawa kita dari tubuh raga jasad hina dan kotor ini ???…

Hmm… sakiiiiit yang luar biasaaa… mengerikaaaan… sungguh menakutkan tiada terkira ketika ajal menjelang dataaang… ketika nyawa meregaaang… tiada sempat berkata ampun dan tobaaat… tiada sempat berkata dan berseru… laa illahaillallah Muhamadarasullillah… tiada sempaaaaat… bahkan untuk berseru Yaaa ALLAAAAH… mulut kakuuuu… bibir membekuuuu… lidaaaaah terkunci rapat rapaaaaaat… dan Ruh pun sedikit demi sedikit mulai diangkat dari ujung kaki… sakiiiiit yang sangatlah ruaaaaarrrr biasaaa… ketika ajal datang menjemput pulang… sementara mata… hati… dan pikiran kita masih dapat merasakan dan menyaksikan kehadiran orang orang tercinta… yang ada di dekat tubuh kita… yang terbaring tergolek lemah lunglai tak berdaya…

Hingga ruh secara perlahan tapi pasti naik menjalar dari kaki… ke pusar… sampai ke tenggorokan dan lepas sempurna sudaaaah… Maka sempurna jugalah ruh kita pergi dari sangkar kurungannya selama berpuluh puluh tahun… Menyaksikan tiada berdaya orang orang tercinta yang menangis menjerit jerit histeris penuh kesedihan… dan jasad kurungannya selama masa hidup di sini telah terbujur dengan keras dan kaku…. tiada mampu bergerak… diaaam… tiada dayaaaa… tiada upaya… bak sebongkah batang pisaaaang…

Ketika ruh kita tak mampu dan tak kuasa lagi untuk berbuat sesuatu apapun… ketika semuanya… bahkan segala macam ego…ambisi… hasrat… keinginan… rencana… harta benda… pekerjaan… rumah mewah… mobil mewaaah… harta berlimpah ruah dan semuanya kepemilikan kita… lepas sudaaah terbang dari erat dan kuatnya genggaman tangan kita… hilang sudah semua saat terputusnya denyut ruh dari dalam tubuh kita… yayaya… ruh kita hanya tinggal mampu memandang…. Melihat dan memperhatikan tanpa daya upaya… Yayaya…. menyaksikan dalam gemertak ketakutaaan… memandang semuanya dari kejauhan sana… tanpa bisa menyentuh lagi apalagi untuk memiliki semua kepunyaan dan harta kita bahkan keluarga kita bahkan tubuhnya sendiri…..

Marilah kita berfikir sejenak… masuklah ke dalam diri masing masing… dalam diam dan tafakur sejenak… saat ini disaat kita semua masih hidup… nafas kita masih turun dan naik menghirup oksigen… ruh kita masih bersemayam dalam tubuh… maka kita terlena… tersenyum… tertawa… menangis… berpikir… berencana…. Bekerja dan berkeluarga… dan seterusnya… Jika nafas sudah berhenti… dan ruh pun lepas meninggalkan badan maka kitapun mati… teruuuus…. Sudahkah terpikirkan oleh kita… Kalau ruh kita itu kekal dan abadi… akan pergi kemanakah ruh kita setelah kita mati ???… jasad seorang Maha Raja tetaplah terpendam dalam tanah dan hancur lebur menjadi tanah… sedangkan Ruh… burung yang sudah lepas dari sangkarnya… kemanakah dia akan terbaaaaaaang… sudahkah dia mengetahui tempat hinggaaaap dan bersemayam yang baik ???…

Ingaaaat !!!… sekali lagi ingaaaaat !!!… bahwa ruh itu kekal dan abadi… sedangkan jasad kita hancur seiring waktu kembali ke tanah… asalnya dari tanah menghilang terurai ke dalam buni… tetapi Ruh kitalah yang akan dimintai pertanggung jawaban kelak nanti…. Ruh akan menjalani siksa kubur dan siksa siksa lainnya jika kita terpuruk dalam gelimang kenikmatan duniawi… berjalan tiada arah menentu mengikuti angan angan meraja… merasa memiliki semua dengan sombong dan gagahnya… merasa diri paling segalanya… bahkan paling benar sendiri… berkuasa tiada batas seakan hidup selamanya disini… mengumbar nafsu dan maksiat di mana mana… mereka lupaaaaa… lupaaaaaa… dan lupaaaaa…

Sebaliknya dari itu… Ruh pulalah yang akan menikmati keindahan dan kenikmatan kubuuuur… dan anugerah anugerah besar lainnya bagi kita yang diridhai oleh Allah… Ruhlah yang akan menerima ganjaran setiap perilaku kita di dunia sekarang ini… ruh akan merasakan pahit-manis… siksa-nikmat… Pedih-bahagia… susah-senang.. secara kekal dan abadi kelak nanti di hadapan Allah… Kekaaaaal dan abadi… Ruh jujur tiada pernah berdusta dalam kesaksiannya kelak nanti… tiada kebohongan dan dusta… tinggal gemertak atau tawa bahagia… jeritaaaaaaaan kesakitaaaaan abadi atau kebahagiaan sejati bersamaNYA…

Maka persiapkanlah diri kita masing masing sebaik baiknya… selama nafas kita masih mengalir… selama kita hidup…. Mulailah berfikir… bersiap siap… ketahuilah arti dan makna serta tujuan kita hidup dan berjalan di muka bumi ini… agar tiada menyesal nanti… mulailah menata diri… masuk ke dalam diri… temukan diri sebenar benarnya diri… dalam tiket laa hwalla walla quwata… meraih Ketenangan Jiwa dalam tangis sujud syukur… sebab hanya Jiwa Jiwa yang Tenang yang dapat merasakan dan menikmati indahnya kehidupan dalam kedamaiaaaan di HATI… dan terus berjalan untuk menemukan jalan pulaaang… dengaaaan Ridhaaaa dan di Ridhaaaaai… jalan kembali kepadaNYA… Inalillahi wainaillaihi ro’jiun…. sebagai sebaik baiknya tempat kembali… wallahuallaaaaam…


by. wwahdana & IBS crew

Marhaban Yaa Ramadhan

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB.
... ... ...Marhaban YaRamadhan………
MARHABAN YAA RAMADHANA
ssalaamu'alaikum wr.wb..
Marhaban ya Ramadhan,
Bulan dimana nafas kita menjadi tasbih,
tidur kita menjadi ibadah, amal kita diterima dan do'a kita di ijabah,
Sungguh cantik kain plekat, dipakai orang pergi ke pekan.
Puasa Ramadhan semakin dekat, silap dan salah mohon dimaafkan
Berharap padi dalam lesung, yang ada cuma rumpun jerami,
harapan hati bertatap langsung, cuma terlayang e-mail ini.
Sebelum cahaya surga padam, Sebelum hidup berakhir,Sebelum pintu tobat tertutup,
Sebelum Ramadhan datang,saya mohon maaf lahir dan bathin....
Taqqobalahu Minna Waminkum, Taqoballahu Ya Karim
,Marhaban Ya Ramadhan
llaahumma baariklanaa fi Sya'ban wa ballighnaa RamadhanYa Rabb,
berkahi kami pada bulan Sya'ban
dan pertemukanlah kami denganbulan Ramadhan
……………………………….Aminn.
If there is a day,
There Must Be a nightIf there is a black,
there must be a whiteIf there is a mistakes, there must be forgiveness
Mata kadang salah melihat.....
Mulut kadang salah berucap....
ati kadang salah menduga.....
Maafkan segala kekhilafan yang pasti ada...
.=====Mohon Maaf Lahir dan Bathin ======
Do'a Malaikat Jibril adalah sbb:
"Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad,
apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:
Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada);
Tidak berma'afan terlebih dahulu antara suami istri
Tidak berma'afan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.
Maka Rasulullahpun mengatakan amiin sebanyak 3 kali.
Dapat kita bayangkan, yang berdo'a adalah Malaikat dan yang meng-amiinkan adalah Rasullullah dan para sahabat, dan dilakukan pada hari Jum'at.
Tanpa Disadari:
11 bulan banyak kata sudah diucapkan dan dilontarkantak semua menyejukkan,
11 bulan banyak perilaku yang sudah dibuat dan diciptakantak semua menyenangkan,
11 bulanbanyak keluhan, kebencian, kebohonganmenjadi bagian dari diri,
saatnya istirahat dalam "perjalanan dunia"saatnya membersihkan jiwa yang berjelaga,
saatnya menikmati indahnya kemurahan
Nyasaatnya memahami makna pensucian diri
Selamat menunaikan Ibadah Puasabersama kita leburkan kekhilafan,
Semoga dengan puasa mempertemukan kita dengan Keagungan Lailatul Qadar dan kita semua menjadi pilihan Nya untuk dikabulkan do'a - do'a dan kembali menjadi fitrah
Amien,
Wassalam,
by. w.wahdana and IBS crew

Mencintaiku yang tidak sempurna

Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat, itulah kesempatan.
Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik, itubukan pilihan, itu kesempatan.

Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, itupun adalahkesempatan.
Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, Bahkan dengan segala kekurangannya, itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan.

Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yangterjadi, itu adalah pilihan.
Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain yang lebihmenarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasanganmu dan tetap memilih untuk mencintainya, itulah pilihan.

Perasaan cinta, simpatik, tertarik,datang bagai kesempatan pada kita.
Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan. Pilihan yang kita lakukan.
Berbicara tentang pasangan jiwa, ada suatu kutipan dari film yang mungkinsangat tepat : “Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap bergantungpada kita bagaimana membuat semuanya berhasil”Pasangan jiwa bisa benar-benar ada. Dan bahkan sangat mungkin ada seseorang yang diciptakan hanya untukmu. Tetapi tetap berpulang padamu.

Untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin Melakukan sesuatu untukmendapatkannya, atau tidak…Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita, Tetapi mencintai dantetap bersama pasangan jiwa kita adalah pilihan yang harus kita lakukan.Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untukdicintai TETAPI untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna.
Powered By Blogger