Selasa, Juni 6

Pituah Sajatina Hidup (wong alus)

PADA SUATU KETIKA SESEORANG AKAN MENYADARI BAHWA RUMAH, MOBIL, PACAR, KELUARGA, ILMU PENGETAHUANNYA, KEKAYAANNYA BAHKAN DIRINYA SENDIRI YANG SELAMA INI DIBANGGAKANNYA ITU TERNYATA TIDAK BERARTI APA-APA BAGI KEHIDUPAN ABADINYA. PADA SEBUAH PERISTIWA YANG MENGHANTAM KESADARANNYA, DIA DIPAKSA UNTUK MENGAKUI BAHWA HIDUPNYA GAGAL DAN SIA-SIA. APA YANG DIMILIKINYA, APA YANG DICINTAINYA DAN APA YANG DIHARAPKANNYA BISA MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN DAN KESELAMATAN TERNYATA NOL BESAR. SESEORANG MERASA TERASING, SEPI DAN TERSINGKIR MESKIPUN DI SANA BANYAK SAHABAT DAN KELUARGA YANG MENGHIBURNYA. HATINYA KOSONG, MERANA DAN KETAKUTAN.

Kita berteduh di bawah sebuah dunia benda-benda dan diri jasmani yang sesungguhnya tidak kekal. Yang kekal justeru adalah apa yang selama ini kita anggap sebagai hal yang gaib. Hal yang menakutkan dan hal yang bersifat mitos dan klenik. Kita enggan memasuki wilayah-wilayah tersebut karena kita merasa tidak senang dan nyaman. Padahal, senang dan nyaman yang bisa merasakan adalah jasad, tubuh dan fisik yang nantinya akan mengalami sakit, renta dan sirna ditelan kematian. Jasad kita akan dikubur atau dibakar… Musnah dimakan cacing tanah atau diterbangkan angin.

Tidak ada sesuatu yang abadi kecuali perubahan. Akhirat adalah sebuah zona metafisik dan gaib yang senantiasa berubah sesuai dengan garis kodrat yang diciptakan oleh manusia sendiri. Yang bisa merasakan yang abadi ini adalah RUH kita. Ruh adalah bagian yang paling hakiki, paling esensial, paling substansial, paling sejati pada diri kira. RUH senantiasa bermeditasi dalam keheningan dan berada di sebuah tempat tersuci di dalam diri manusia. Karena tidak pernah bohong, tidak mengalami kematian, senantiasa menyuarakan kebenaran maka RUH disebut dengan GURU SEJATI atau AKU SEJATI.

Meskipun jasad berada di dunia sekarang ini, namun RUH senantiasa berada di dalam genggaman-Nya dan beradanya RUH melampaui ruang dan waktu dunia. Jadi RUH senantiasa dalam kondisi tetap hidup abadi sepanjang masa. Setelah ditiupkannya RUH dan kemudian “menjadi” manusia maka RUH ini tidak pernah mati lagi untuk selama-lamanya. RUH menikmati dunia dan akhirat, mengalami berbagai macam baju kesadaran akal dan hati manusia. RUH tidak mengenal pintar dan bodoh, berilmu maupun tidak berilmu, tidak mengerti cinta dan benci, tidak merasakan susah dan senang. RUH kita senantiasa ADA karena sesungguhnya RUH adalah bagian emanasi dari Dzat Tuhan Yang Maha Abadi.

Kalau kita menggunakan alat Elektro Encepalograph (EEG) untuk mengukur gelombang otak manusia maka kita tetap tidak akan mendapati kesadaran ruh. KESADARAN RUH akan terbangun saat semua aktivitas otak kita berhenti total, yaitu saat kita mengalami KEMATIAN. MATINYA JASAD FISIK DAN OTAK TIDAK BERARTI MATINYA RUH. Kesadaran Ruh(ani) akan terjaga dan bangun secara otomatis saat kita tidak lagi berpikir apa-apa. Saat kita tidak merasakan perasaan apa-apa. Kesadaran Ruh tidak akan bisa dilatih dengan hanya melakukan aktivitas olah raga, olah pikir maupun olah rasa. Kesadaran ruh adalah kesadaran berketuhanan yang bisa diusahakan dengan upaya yang sungguh-sungguh bertentangan dengan apa yang kita pikirkan, apa yang kira rasakan dan apa yang kita harapkan. Sebab ruh tidak berpikir, ruh tidak merasakan apa-apa dan ruh tidak berharap apa-apa.

Energi ruh kita berasal dari mana? Energi ruh kita berasal dari ENERGI TUHAN. Yang tidak pernah akan habis sekian triliun tahun, yang tidak akan pudar meskipun sudah menyinari sekian milyar batin manusia. Energi ruh abadi selama-lamanya karena selalu terpancar dari Dzat-Nya yang Maha Sempurna. Karena sifatnya yang abadi, maka ruh tidak mengenal surga dan neraka. Surga dan neraka adalah Ciptaan Tuhan, sementara RUH adalah bagian dari Dzat Tuhan. Tidak mungkin Tuhan menempatkan diri-Nya sendiri di dalam tempat surga dan neraka. Sehingga benar bila nanti setelah alam semesta ini digulung, maka Ruh kita akan kembali di dalam Diri-Nya. Surga dan neraka “diciptakan” sendiri oleh manusia, untuk mereka yang masih berkeinginan untuk melanjutkan kehidupannya setelah kehidupan nyata di bumi ini berakhir. Ini wilayah gaib yang tercipta bagi mereka yang BELUM PUAS DENGAN KEHIDUPAN DUNIA ini. Bagi mereka yang sudah puas dan bersyukur diperkenankan Tuhan untuk hidup di dunia ini saja, maka tempat tinggal mereka selanjutnya tidak di surga atau neraka. Mereka akan MENJADI TUHAN sebagaimana AWALNYA DULU SEBELUM SEMUANYA ADA KECUALI DZAT-NYA.

Maka cermatilah apa sebenarnya keinginan kita sekarang? Apa ingin keadilan, kesamaan, kesetaraan dengan yang lain karena merasa bahwa di dunia ini dia merasa diperlakukan secara semena-mena, tidak setara dan sederajat dan masih merasa bahwa kebahagiaan dan kenyamanan patut diperjuangkan. Orang yang masih berkeinginan melanjutkan perjuangan menuntut keadilan, Tuhan akan mengganjarnya dan membalasnya dengan SURGA atau NERAKA. Dia akan mendapatkan hukum sebab dan akibat dari buah niat, perbuatan dan amalnya. Keinginan adalah zona pikiran, perasaan dan hati. Sehingga masih bersifat “JASAD FISIK” BUKAN LAHIR DARI KESADARAN RUH. Coba tanya pada orang-orang yang sudah mati dan kesadaran ruhnya sudah hidup, apa yang diinginkannya? Jawabannya PASTI BUKAN INGIN MASIH SURGA LAGI… RUH PASTI TIDAK INGIN APA-APA LAGI KARENA SUDAH MENYATU DENGAN TUHAN.

Maka nanti di Surga atau neraka adalah tempat bagi DIRI-DIRI MANUSIA YANG MASIH MEMILIKI KEINGINAN-KEINGINAN. Keinginan akan terpuaskan sesaat, namun kemudian akan bosan dan tidak kekal. Sehingga surga dan neraka adalah tempat yang akan mengalami kehancuran dan tidak abadi. Satu-satunya Yang Abadi adalah Dzat Tuhan. Yang lain tidak akan pernah abadi dan akan mengalami penyusutan dan pemudaran sebagaimana hukum keinginan. Lihatlah, bacalah dan hayati maknanya secara mendalam apa yang ada di surga dan neraka menurut Kitab Suci: di surga ada wanita tercantik yang siap ditiduri setiap saat, di surga ada istana megah dan membahagiakan: Maka bisa disimpulkan DI SURGA MASIH ADA KEINGINAN DAN KEINGINAN ADALAH WUJUD FISIK MANUSIA YANG SIFATNYA SEMENTARA.

Bertanyalah kepada Para Nabi dan Rasul sepanjang masa mulai Adam AS, Musa AS, Ibrahim AS, Isa AS hingga Muhammad SAW dulu, apa yang Anda inginkan dalam hidup ini… Masuk Surga dan Hidup Bahagia atau ingin yang lain? Saya berani bertaruh mereka tidak akan menjawab apa-apa. kenapa demikian? Sebab dia tidak akan menggadaikan hidup demi jasadnya untuk memperturutkan keinginannya. Keinginan selalu bersifat FISIK sehingga tidak mungkin para rasul yang suci itu ingin masuk surga atau neraka. Coba tawarkan kepada mereka satu ton emas dan kekuasaan dunia agar mereka meninggalkan keyakinan TAUHID, mereka pasti akan menolaknya mentah-mentah, sebagaimana pernah dikatakan MUHAMMAD SAW: “SEKIRANYA KAU LETAKKAN MATAHARI DI TANGAN KANANKU DAN BULAN DI TANGAN KIRIKU AGAR AKU MENINGGALKAN KEYAKINANKU, MAKA AKU TIDAK AKAN MELAKUKANNYA. AKU MEMILIH MATI TERBAKAR HABIS DEMI KEYAKINANKU.

Para nabi dan rasul itu adalah MANUSIA yang berjalan TANPA KEINGINAN sebab KEINGINAN ADALAH PENDERITAAN dan ketidakkekalan. MEREKA berjalan dengan KESADARAN RUH-NYA. Mereka adalah manusia seperti kita juga. Bila mereka bisa, kenapa kita tidak mencoba?

CARA RAHASIA

Bagaimana membangunkan kesadaran ruh? Jawabnya adalah selalu mengingat Tuhan (Dzikir). Dzikir adalah cara rahasia yang mampu menembus kesadaran jasad dan fisik untuk masuk ke ruang KESADARAN RUH. Dzikir adalah tombak yang mampu menembus berbagai hijab/tirai pembungkus jati diri manusia yang palsu. Dzikir itu bukan sekedar mengawal syariat manusia itu agar betul dan bergerak di atas Tauhid kepada Allah SWT semata-mata. Tetapi ia juga bertujuan untuk memaastikan kita agar senantiasa mengingati dan berikhtiar untuk melekatkan diri kita dengan sifat-sifat yang ada kepada Allah.


Dzikir juga penawar untuk mengobati batin, pembersih batin, mensucikan batin sekaligus dan membuka CAHAYA KALBU serta menghancurkan darah kotor di ujung jantung, yang dinamakan ”Istana Setan”. Apabila seluruh batin kita sudah terselimuti dengan Dzat-Nya, maka seluruh batin kita akan cerah dan dapat berfungsi dengan baik seperti malam hari diterangi bulan purnama. Orang yang dzikir mata dan telinga batinnya akan terbuka dengan terang.

Apabila hati sudah disuluhi cahaya-NYA, maka setiap saat kita mengalami makrifat. Proses pemancaran (wujud) cahaya dzikir itu seperti proses pemancaran cahaya matahari yang tertimpa ke atas bulan dan memancarkan cahaya yang nyaman ke bumi. Apabila sampai ke tahap ini, seseorang dapat mengetahui sesuatu dengan mata batinnya yang tidak dapat ditangkap mata, dapat ditangkap oleh telinga. Dia mendengar dan faham segala gerak-gerik alam, hewan, serangga, daun, kayu, ombak, hembusan angin, jin, malaikat. Dirinya dapat mengetahui sesuatu yang terjadi meskipun dia berada di alam tidur. Dia juga tahu apa yang akan terjadi. Pendeknya segala rahasia akan terbaca dengan jelas!

Mereka dapat bertahan lapar, haus dan menahan sakit dan penderitaan-penderitaan fisik yang lain. Tubuh mereka menjadi KEBAL dari duka, sakit dan pedih. Kita sering mendengar para para manusia yang sampai di tahap perjalanan spiritual ini mampu tidak makan bertahun-tahun dan tidak sakit bertahun-tahun. Tuhan tidak sembarangan memaparkan bagaimana kekuatan para Pemuda Ashabul Khafi: tujuh orang pemuda yang semuanya anak raja tidur selama 309 tahun karena amal sucinya. Mereka adalah utusan Tuhan, yang merupakan ahli dzikir. Logika awam, puluhan hari tanpa makan dan minum akan mengakibatkan manusia mati. Tetapi mereka berada dalam gua yang pintunya tertutup rapat dan tanpa memakan apa-apa.

Apakah rahasia mereka dapat bertahan dan hidup begitu lama. Apakah yang mereka makan utk meneruskan hayat hidup mereka? Jawabnya tidak lain dan tidak bukan ialah dzikir. Mereka ingat kepada Allah dan menjadikan dzikir sebagai santapan ruh. Kita hanya akan ingat Tuhan saja, tanpa yang lain, termasuk melupakan penderitaan fisik seperti lapar, haus, sakit, takut atau bimbang. Dengan tidak putus mengingat-Nya maka Dia juga tidak putus mengingat kita. ”JIKA ENGKAU INGAT AKU, AKU INGAT ENGKAU.”….”DAN HANYA PADA TUHANLAH HENDAKNYA KAMU BERHARAP..”

Kelebihan dan keistimewaan memang milik kita semua. Milik mereka yang tidak lagi punya KEINGINAN FISIK atau JASAD. Yang terjadi kepada para Nabi, Rasul dan Manusia Suci lain membuktikan walaupun dibakar api, IBRAHIM AS tidak hancur. Ia kebal karena dia selalu mengingat-NYA. NUH AS juga aman meski tsunami besar menghanyutkan isi bumi saat itu. MUSA AS juga selamat melintasi laut dari kejaran Fir’aun. ”Kekeramatan atau kemuliaan itu datang tanpa disadari. Karamah seseorang itu sangat biasa… dan hanya orang lain yang berada di luar kehidupannya yang menganggapnya demikian.”

TALI SIMPUL

HIDUPKAN KESADARAN RUH DALAM DIRI KITA. RUH ADALAH DIRI SEJATI, AKU SEJATI, INGSUN SEJATI, GURU SEJATI KITA. RUH ADALAH SEMAR YANG HAKEKATNYA TETAP HIDUP. MENGHAYATI HAKEKAT HIDUP ADALAH MENGHAYATI HIDUPNYA RUH DALAM DIRI MANUSIA.

Ajaran Jawa yang membahas adanya RUH sebagai limpahan dan pancaran emanasi Dzat Tuhan, ada dalam aksara makna HANACARAKA:

HA : HANANIRA SEJATINING WAHANANING HYANG.
NA : NADYAN NORA KASAT MATA PASTI ANA.
CA : CAREMING HYANG YEKTI TAN CETHA WINECA.
RA : RASAKENA RAKETE LAN ANGGANIRA.
KA : KAWRUHANA JIWANIRA KONGSI KURANG WEWEKA.
DA : DADI SASAR YEN SIRA NORA WASPADA.
TA : TAMATNA PRABANING HYANG SUNG SASMITA.
SA : SASMITANE KANG KONGSI BISA KARASA.
WA : WASPADAKNA WEWADI KANG SIRA GAWA.
LA : LALEKNA YEN SIRA TUMEKENG LALIS.
PA : PATI SASAR TAN WUN MANGGYA PAPA.
DHA : DHASAR BEDA KANG WUS KALIS ING GODHA.
JA : JANGKANE MUNG JENAK JENJEMING JIWARAGA.
YA : YATNANA LIYEP LUYUTING PRALAYA.
NYA : NYATA SONYA NYENYET LABETING KADONYAN.
MA : MADYENG NGALAM PANGRANTUNAN AYWA SAMAR.
GA : GAYUHANING TANNA LIYAN JUNG SARWA ARGA.
BA : BALI MURBA MISESA ING NJERO NJABA.
THA : THAKULANE WIDADARJA TEBAH NISTHA.
NGA : NGARAH ING REH MARDI-MARDININGRAT

RUH ADALAH GURU SEJATI YANG SETIA MEMBERIKAN ‘PIWULANG SEJATINING URIP’.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger