Jumat, Februari 12

pengetahuan ilmiah dan kajian filsafat


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ilmu pengetahuan atau Pengetahuan ilmiah dalam tata bahasa dapat diartikan sebagai dua kata yang berangkai, dan memiliki makna ilmu, yakni suatu bidang pengetahuan yang tersusun secara bersistem, menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu pengetahuan bersangkutan . Sedangkan pengetahuan dapat juga diartikan sebagai segala sesuatu yang diketahui atau dapat diartikan kepandaian yang dimiliki. Pemahaman sebagai dua kata yang tidak terpisahkan , Ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai gabungan berbagai pengetahuan yang tersusun secara logis dan bersistem, dengan mempertimbangkan sebab akibatnya, pemahaman ini sering diikuti oleh istilah lain yakni ilmiah, istilah ini untuk menegaskan bahwa ilmu pengetahuan mengandung makna ilmiah yang artinya prosedur yang harus diikuti, yakni logis, bersistem dan mempertimbangkan sebab akibat, dengan suatu metode yang melibatkan cara berfikir empiris dan rasional.
Pada dasarnya ilmu pengetahuan adalah suatu sistem yang dikembangkan manusia untuk mengetahui keadaanya dan lingkungannnya, atau menyesuaikan lingkungannnya dengan dirinya dalam rangka strategi hidupnya.
Di masa pra ilmiah pengetahuan diperoleh secara empiris turun temurun, kemudian diteruskan dengan eksperimen dan logika . ilmu – ilmu yang dasar dan tidak dipengaruhi oleh waktu dan ruang lebih bersifat universal daripada yang tergantung pada lingkungan dan zaman.
Di dalam masyarakat ilmiah segala persoalan pertama – tama diusahakan dipecah secara ilmiah, termasuk persoalan masa lampau dan masa depan. Berbeda dengan cara – cara lain, misanya cara mitologis, tradisional, folk science, supra natural, mistik ataupun cara – cara alogis yang lain, ilmu pengetahuan memajukan pertanyaan – pertanyaan kecil dan dengan memperoleh jawaban, maju selangkah demi selangkah. Dengan demikian ilmu pengetahuan harus dinamis, kebenaran ilmiah berevolusi sesuai dengan kemajuan teori ilmu pengetahuan . memang dengan teori pengetahuan ilmiah belum semua persoalan hidup dan dunia ini dapat dipecahkan, karena kemampuan otak dan akal manusia yang terbatas, sehingga dunia obyektif yang diamati tidak pernah lengkap , model – model yang dibuat adalah realitas yang disederhanakan.
Dari uraian tersebut diatas dapat menimbulkan permasalahan – permasalahan yaitu :
1. Bagaimana Pengertian / batasan teori pengetahuan ilmiah .
2. Apa perbedaan pengetahuan ilmiah dan pengetahuan tidak / non ilmiah
3. Bagaimana cara Pemahaman tentang teori – teori pengetahuan ilmiah
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian / batasan pengetahuan ilmiah.
2. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan ilmiah dan pengetahuan tidak ilmiah.
3. Agar dapat memahami tentang teori – teori pengetahuan ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN / BATASAN PENGETAHUAN ILMIAH
Ilmu atau science diartikan sebagai studi yang dapat di uji, dites, dan diverifikasikan. Kata science diambil dari bahasa yunani scire yang berarti memahami – to know. Sejak awal dimulainya wawasan ilmu ini telah sangat luas dikembangkan dan sangat mempengaruhi kehidupan manusia . Dewasa ini semua cabang ilmu dapat diamati di investigasi, dan mungkin mengembangkan cabang ilmu lain yang dapat diamati atau dideteksi, sehingga perkembangan ilmu merupakan bentuk kegiatan untuk pemahaman dunia, planet dan bahkan alam semesta.
Pengetahuan ilmiah dikembangkan berdasarkan analisis obyektif, lebih jauh hanya sekedar melalui keyakinan seseorang. Pengetahuan berkembang menjadi ilmu melalui akumulasi waktu , yang memiliki waktu berkembang sejajar dengan perkembangan kemajuan manusia. Beberapa kelompok pengetahuan dapat ditelusuri sampai dengan awal peradaban manusia . akan tetapi terdapat juga ilmu – ilmu yang baru berusia kurang dari 50 tahun. Tapi kapan ilmu itu tumbuh apakah sudah lama atau baru , tetap ia melalui pendekatan suatu system , yang kini dikenal sebagai metode keilmuan. Untuk mencoba mengetahui keberadaanya lebih mendalam disinilah etika ilmu merupakan salah satu karakteristiknya. Sebab seringkali ilmu yang diteliti , diamati bukan ilmu baru akan tetapi para peneliti melakukanya untuk mengetahui lebih dalam , bahkan mungkin mencari sesuatu yang kan muncul teori atau pandangan yang baru. Perhatikan dalam bidang – bidang ilmu yang dikenal sekarang, sejarah, ilmu fisika, kedokteran, keperawatan, matematika, tehnologi dan sebagainya. Kadang terjadi pula penelitian dilakukan terhadap penemuan yang dianggap baru, akan tetapi ternyata ilmu tersebut telah pernah ada pada masa sebelumnya, atau ilmu terjadi kesalahan dalam beberapa tingkatanya. banyak para ahli melakukan hal ini. Bukan hal yang mengherankan jika pada suatu kurun masa penemuan seseorang ahli menjadi paradigma berbagai perkembangan ilmu, akan tetapi dalam perkembangan tersebut mengalami perubahan, sebab ditemukan fenomena lain yang dapat merubah teori sebelumnya. Tapi apakah ilmu itu salah sama sekali ? Tidak, ia diakui pada masanya, akan tetapi dengan cara , teknik – teknik baru ditemukan data baru, akan tetapi ilmu terdahulu tidak pernah, atau jarang disingkirkan begitu saja , sebab diantara yang berubah masih terdapat hal – hal yang dipertahankan , tetap diakui kebesaranya , dan tetap diakui sebagai pandangan pengetahuan yang besar.
Ilmu tidak pernah terputus dari pertumbuhan awalnya, seperti hanya tehnologi, filsafat, peradaban, kesemuanya mempunyai benang merah yang tidak pernah putus, ia merupakan time – line yang selalu dapat diketahui awalnya, akan tetapi belum dapat diketahui kapan ia berakhir. Keruntuhan suatu periode pemerintahan, Negara , tidak pernah menguburnya bersama bangsa dan peradaban yang pernah ada. Keruntuhan kerajaan firaun tidak sekaligus meruntuhkan keberadaan bangsa mesir dan peradabanya. Sejarah telah membuktikanya , peradaban mesir tetap merupakan suatu contoh kehandalan , kemegahan sejarah peradaban, yang sampai kini masih diteliti untuk melengkapinya, sedangkan bangsa mesir tetap exis dan tumbuh sebagai bangsa besar , dengan segala atribut modernisasinya.
PERBEDAAN PENGETAHUAN ILMIAH DAN PENGETAHUAN TIDAK ILMIAH
Untuk membedakan pengetahuan ilmiah dan pengetahuan yang tidak ilmiah secara sederhana pada saat ini dapat dilihat / ditelaah melalui cara penulisannya .
Pada penulisan ilmu pengetahuan yang tidak ilmiah dapat dijumpai pada majalah umum ( bukan jurnal ), surat kabar, brosur dan sebagainya, misal
1. Pengetahuan yang ditulis untuk menyajikan informasi dan bersifat iklan (emotif advertising) .
2. Pengetahuan yang hanya memberikan suatu fakta yang tidak terjabarkan ; pernyataan ditulis berdasarkan apa yang dirasakan dan apa yang dipikirkan (personal subyektif writing)
3. Pengetahuan yang ditulis dalam bentuk kritik eronik, ataupun satir (slanted criticism)
4. Pengetahuan yang ditulis berdasarkan informasi yang cukup lengkap, fakta yang ada dan persuatif (informative advertising)
Sedangkan ilmu pengetahuan ilmiah dapat berbentuk :
1. Nontechnical concrete explanation.
2. Semitechnical generalized explanation.
3. Generalized technical writing.
4. Generalized abstract explanation.
PEMAHAMAN TEORI PENGETAHUAN ILMIAH
Teori merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu factor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. Tujuan akhir dari setiap disiplin keilmuan adalah mengembangkan sebuah teori keilmuan yang bersifat utuh dan konsisten.
Sebuah teori biasanya terdiri dari hukum – hukum, teori adalah pengetahuan ilmiah yang memberikan penjelasan tentang “ mengapa” suatu gejala – gejala terjadi, sedangkan hukum memberikan kepada kita untuk meramalkan “apa” yang mungkin terjadi. Pengetahuan ilmiah dalam bentuk teori dan hukum ini merupakan “alat” yang dapat kita pergunakan untuk mengontrol gejala alam.
Pengetahuan ilmiah dalam bentuk teori dan hukum ini harus mempunyai tingkat keumuman yang tinggi, atau secara idealnya harus bersifat universal. Dalam usaha mengembangkan tingkat keumuman yang lebih tinggi ini maka dalam sejarah perkembangan ilmu kita melihat berbagai contoh dimana teori – teori yang mempunyai tingkat keumuman yang lebih rendah disatukan dengan teori umum yang mampu mengikat keseluruhan teori – teori tersebut.
Sejarah perkembangan fisika misalnya mengenal teori tentang “jatuh bebas” yang di demonstrasikan Galileo dengan menjatuhkan dua benda yang berbeda beratnya dari menara pisa . Sampai waktu itu orang masih percaya kepada teori Aristoteles yang menyatakan bahwa benda yang lebih berat akan jatuh ketanah dengan lebih cepat. Galileo dengan demonstrasinya yang bersifat testrik sekali pukul menjatuhkan teori Aristoteles yang tidak benar itu. Benda – benda tanpa melihat beratnya akan jatuh ketahan dalam waktu yang sama.
Copernikus (1473 – 1543) mengembangkan teori baru bahwa bukan matahari yang berputar mengelilingi bumi melainkan bumi yang mengelilingi matahari. Teori ini merupakan perombakan terhadap teori lama yang dikemukakan oleh Ptolomeus ( 150 SM ) dari Alexandria yang mengemukakan bahwa bumi adalah pusat dari jagat raya dengan planet – planetnya yang berputar mengelilinginya dalam orbit – orbit yang berbentuk lingkaran. Teori kopernikus ini kemudian disempurnakan oleh Johanes Kopler yang mendasarkan diri dari data yang dikumpulkan . Tycho Branhe menyatakan pada tahun 1609 bahwa rbit planet – planet dalam mengelilingi matahari tidaklah berbentuk lingkaran seperti apa yang dipercayai oleh Ptolomeus maupun Kopernikus merupakan berbentuk ellips.
Newton pada tahun 1686 menerbitkan phiksophiae Naturalis Principia Mathematica yang merupakan teori yang mempersatukan teori Gallileo, Copernicus dan Kapler. Teori Newton menyatakan bahwa semua gerak baik yang terjadi dilangit maupun dibumi, tunduk kepada hokum – hokum yang sama. Dengan teori ini maka Newton mengembangkan hokum – hukumnya sebagaimana yang kita kenal sekarang ini. Bahwa Newton berhasil menemukan teorinya yang bersifat universal didasarkan pada teori – teori sebelumnya yang bersifat sektoral.
Banyak orang bisa melihat langsung mengapa buah – buahan bisa jatuh ( Kebawah ) dari pohonnya, banyak yang menanyakan mengapa buah bisa jatuh, banyak juga yang memberikan penjelasan mengapa buah itu bisa jatuh, namun baru Newton yang bisa memformulasikan sebuah teori tentang gravitasi yang menjelaskan peristiwa tersebut dengan penjelasan yang bukan saja berlaku bagi buah – buahan tetapi juga untuk seluruh benda baik yang ada di bumi maupun yang ada dilangit.
Berdasar teori ini maka dapat disusun penjelasan yang konsisten mengenai berbagai hal yang bersifat universal yang secara keseluruhan membentuk suatu sistim teori keilmuan. Ilmu teoritis terdiri dari sebuah system penyataan , system yang terdiri dari pernyataan – pernyataan agar terpadu secara utuh dan konsisten jelas memerlukan konsep yang mempersatukan dan konsep yang mempersatukan tersebut disebut teori.
Makin tinggi tingkat keumuman sebuah konsep maka makin teoritis konsep tersebut, pengertian teoritis disini dikaitkan dengan gejala fisik yang dijelaskan oleh konsep yang dimaksud , artinya makin teoritis sebuah konsep maka makin jauh pernyataan yang dikandungnya bila dikaitkan dengan gejala fisik yang tampak nyata. Diibaratkan sebuah pohon dengan akarnya , maka makin tinggi pohon tersebut , maka makin dalam pula kita hurus menjangkau akarnya. Konsep teori seperti gravitasi merupakan penjelasan yang bersifat mendasar yang mampu mengikat berbagai gejala fisik secara universal.
Konsep – konsep yang bersifat teoritis karena sifatnya yang mendasar sering tidak langsung kelihatan kegunaan praktisnya. Secara logis maka hal ini tidak sukar untuk dimengerti, sebab makin teoritis sebuah konsep maka makin jauh pula kaitanya langsung konsep tersebut dengan gejala fisik yang nyata. Padahal dalam kehidupan sehari – hari adalah berhubungan dengan gejala yang bersifat konkret tersebut. Kegunaan praktis dari konsep yang bersifat teoritis baru dapat dikembangkan sekiranya konsep yang yang bersifat mendasar tersebut diterapkan pada masalah - masalah yang bersifat praktis. Dan dari pengertian inilah kita mengenal konsep dasar dan konsep terapan yang juga diwujudkan dalam bentuk ilmu dasar dan ilmu terapan.
Ilmu dasar (Pure Science) merupakan kerja para ilmuan , terutama dalam institusi akademik melakukan penelitian yang semata – mata untuk menemukan perkembangannya, dan kepuasan pengetahuan. Sedangkan ilmu terapan atau ilmu aplikasi (applied science) adalah perilaku para ilmuan terutama pada korporasi industrial melakukan penelitian untuk meningkatkan atau untuk menghasilkan sesuatu yang baru dalam upaya meningkatkan produktifitasnya. Keduanya mempunyai implikasi yang sama yaitu mengembangkan semua bidang ilmu. Keduanya sangat mempengaruhi etika keilmuan, yang seringkali terjadi ilmu yang satu tidak dapat berdiri sendiri , tatanan ilmu ya ng ada selalu saling mempengaruhi , dan bahkan tidak jarang menemukan suatu pendekatan system yang dapat diterapkan dalam sebagian ilmu. Psikologi sangat mempengaruhi ilmu pendidikan dan ilmu mengajar , ilmu perilaku, Ilmu social sangat mempengaruhi ilmu hokum, ilmu politik, ilmu ekonomi, Matematika sangat mempengaruhi ilmu statistika, penelitian, fisika, komunikasi dan transpormasi. Ilmu sejarah sangat mempengaruhi lmu budaya, peradaban, antropologi , selalu digunakan untuk menelusuri setiap pertumbuhan awal ilmu – ilmu yang ada tumbuh dan berkembang.

BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Setelah pembahasan dari masalah – masalah tersebut diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Ilmu / pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan manusia yang bercirikan obyektif, sistimatis, mempunyai metodologi kerja yang khas, logis, dan terbuka dari kritik.
2. Pengetahuan yang tidak ilmiah bercirikan subyektif, bersumber dari keyakinan, diperoleh secara turun – temurun, kontradiktif dan sifatnya tertutup.
3. Teori merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu factor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan yang biasanya terdiri dari hukum – hukum.
4. Pengetahuan ilmiah dalam bentuk teori dean hukum ini harus mempunyai tingkat keuniversalan atau keumuman yang tinggi .
5. Makin tinggi keumuman suatu konsep maka makin teoritis konsep tersebut.
6. Aplied Science sangat diperlukan untuk meningkatkan atau menghasilkan sesuatu yang baru dalam upaya meningkatkan produktifitas , memecahkan persoalan kehidupan manusia.

B. SARAN
1. Hendaknya para akademisi terus – menerus untuk mengggali ilmu – ilmu yang baru atau mengembangkan konsep yang telah ada agar mencapai tingkat keuniversalan yang optimal .
2. Kepada para praktisi untuk terus mengembangkan applied science untuk menjawab permasalahan kehidupan manusia.
3. Hendaknya semua teori / pengetahuan ilmiah ataupun hukum – hukum yang ditimbulkanya sesuai dengan value, etika serta moral dan bermanfaat untuk perikehidupan umat manusia.


DI SUSUN OLEH :

AGUNG SANTOSO


KEPUSTAKAAN

Hartono Kasmadi, Prof. ( ), Pandangan tentang Ilmu pengetahuan , Filsafat ilmu dari awal sampai dengan ibnu khaldun, Materi kuliah, tidak diterbitkan.

Hartono Kasmadi, Prof. ( ), Wawasan Keilmuan, Etika ilmu, Materi matrikulasi program magister ilmu hukum UNTAG, tidak diterbitkan.

Jujun S, Suria Sumantri, ( 2000 ), Filsafat ilmu, sebuah pengantar popular, Pustaka sinar harapan , Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger