Minggu, Desember 27

HIKMAH PERPISAHAN



Rumus dunia menyatakan bahwa pertemuan pasti akan dibalas dengan perpisahan. Perpisahan tidak membutuhkan waktu yang tepat dan telah dijanjikan, ia tidak perlu permisi kepada kita. Perpisahan bisa saja terjadi kapan pun; dengan siapapun.

Tentu, kita tidak menghendaki berpisah dengan hal yang kita cintai. Namun, hukum alam tidak bisa dibendung, takdir Tuhan tak mungkin dilawan. Perpisahan tak bisa dielakan. Karenanya, terimalah qadha’ yang telah ditentukan.

Ada saatnya kita harus bersama. Ada saatnya pula kita harus berpisah. Ketahuilah bahwa keadaan seseorang itu tidak akan tetap selamanya. Hari-hari itu akan tetap bergulir. Kita tidak bisa menapikan episode lain, yakni datangnya perpisahan.

Jika memang perpisahan tak bisa dielakkan, yakinlah pasti ada hikmah yang tersimpan. Walaupun hikmah itu berada di dasar hati dan belum kita temukan.

Allah SWT befirman: ”Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat…”(QS Al A’raaf [07]: 54).

Tidak ada yang abadi di dunia ini kecuali ketidakabadian itu sendiri. Ayat di atas mengindikasikan hal itu. Semua hal yang ada di dunia ini selalu mengalami perubahan. Siang menjadi malam, bahagia berubah sedih, semuanya mengalami episode perpisahan. Dan pastinya, akan dibalas dengan pertemuan selanjutnya.

Dengan dunia yang kita tempati saat inipun kita akan berpisah. Kita akan didatangi kematian dan akan dicabut ruh kita. Allah SWT berfirman: ”Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS Al A’raaf [07]: 34).

Perpisahan memang selalu menggoreskan luka bagi yang mengalaminya. Selalu mengucurkan air mata dan hati pedih terluka. Tapi kita jangan terjerumus ke lubang duka dan terseret ke jurang kesedihan.

Sesungguhnya, perpisahan tidak akan terjadi jika kita tidak pernah merasakan adanya pertemuan, adanya komunikasi, adanya suka duka yang semuanya dirasakan bersama. Namun, ketahuilah bahwa titik perpisahan ada pada saat kita melupakan. Perpisahan jasadi masih bisa diatasi, tapi melupakan atau bahkan dilupakan adalah kejadian yang sangat menyakitkan.

Jangan pernah menyalahkan perpisahan ataupun orang-orang yang akan ditinggalkan atau meninggalkan kita, tiap insan punya episode hidup yang berbeda, kita punya album kenangan yang tidak sama, dan kita pun memiliki skenario drama hidup yang berbeda.

Tegarlah dengan perpisahan karena ia mengajarkan bagaimana caranya berjiwa besar, kedewasaan dan kemandirian. Setiap perpisahan akan disambut dengan pertemuan yang baru. Dan setiap pertemuan baru selalu menawarkan perpisahan. Apakah kita akan terus terluka berkali-kali karena perpisahan, yang terkadang pertemuannya pun bukan atas keinginan dan kehendak kita?

Jangan bersedih dengan perpisahan! Tancapkan keimanan, karena keimanan menghapuskan keresahan, dan melenyapkan kegundahan. Keimanan adalah kesenangan yang diburu oleh orang-orang yang bertauhid dan hiburan bagi orang-orang yang ahli ibadah.

Mari kita berjiwa besar dan tabah menghadapi perpisahan, jadikan setiap perpisahan adalah saat terbaik dalam kondisi terbaik pula. Sampai pada titik pertemuan yang tidak pernah mengenal kata perpisahan.

Wallahu A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger