Rabu, September 30

Bencana, bencana

Hari ini tanggal 30 September 2009 pukul 17.16 daerah Sumatera Barat tepatnya di kota Padang diguncang oleh gempa berkekuatan 7,6 SR dan disusul kembali dengan gempa dengan kekuatan guncangan yang sama pada pukul 17.58 di Padang-Pariaman yang tentu saja meluluhlantakan bangunan-bangunan dan juga rumah-rumah dalam tempo beberapa detik saja, tidak itu saja ratusan korban pun berjatuhan karena tertimpa reruntuhan bangunan dan mungkin saja masih banyak korban yang belum ditemukan jasadnya karena sulitnya evakuasi dari reruntuhan yang hampir rata dengan tanah, kalau dihitung-hitung entah berapa triliun rupiah harta benda yang telah lenyap dalam sekejap atas bala bencana yang dahsyat itu dan setelah itu membutuhkan berapa triliun rupiah untuk recovery dan healing therapy untuk anak-anak yang trauma.

Pada keesokan harinya pada pukul 08.52, tak kalah hebatnya kota Jambi pun diguncang gempa dengan kekuatan yang sama dahsyatnya sehingga kehancuran bangunan dan rumah-rumah pun tak terelakan belum lagi korban jiwa yang tertimpa tak terhitung lagi.

Belum genap sebulan dari bencana yang sama yang telah menimpa Jawa bagian selatan (Tasikmalaya, Garut, Cianjur, Bandung, Sukabumi) yang telah menghancurkan rumah-rumah warga dan memakan korban jiwa yang tidak sedikit pula, hingga sampai sekarang masih banyak warga yang terlantar karena tidak memiliki tempat tinggal lagi.

Itulah sekelumit bencana alam terlepas dari macam dan jenisnya yang tengah melanda bumi nusantara Indonesia 5 tahun terakhir ini, mulai dari tsunami di Aceh pada penghujung tahun 2004, Gempa bumi di DI. Jogjakarta, Hancurnya bendungan Situ gintung, dan baru-baru ini gempa besar yg terjadi di Jawa bagian selatan dan di pulau Sumatera Barat, belum lagi berbagai kecelakaan transportasi baik darat, laut maupun udara yang tidak bisa dianggap biasa-biasa saja, sungguh sangat mengharukan dan memilukan ditengah kesengsaraan kebanyakan masyarakat yang susah dalam mencukupi kehidupan ini, namun dilain pihak banyak Pejabat negara yang dengan santainya menikmati kehidupan dengan mewahnya walaupun itu tidak dipungkiri berasal dari uang rakyat yang “dijarahnya”, sungguh miris nasib bangsa ini ibarat sebuah pepatah “Sudah jatuh tertimpa tangga pula”.

Marilah sejenak kita merefleksikan diri kita dari beberbagai hal yang membuat penat fikiran kita karenanya, dan cobalah kita berinstrospeksi diri dan bertaffakur kepada diri kita, alam disekitar kita dan kepada siapa yang telah menciptakannya dan mengurusnya. Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an yang suci: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”(QS.Al-‘Aaraf:96). Itulah janji dari Sang empunya langit dan bumi dan segala isinya bahwa jika penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa kepadaNya dengan sebenar-benarnya maka akan Ia berikan rizki yang melimpah ruah yang diturunkan dari langit dan dikeluarkan dari dalam buminya dan Nusantara tanah yang kita diami inipun pernah mengalaminya disaat-saat penduduknya dipimpin oleh Sultan yang negerinya berasaskan kerajaan Islam yang memerintah dengan berpedoman pada ayat-ayat Allah dan Sunnah RasulNya. Namun sebaliknya janji Allah kepada penduduk suatu negeri bila penduduk itu mengingkari dan mendustakan (dalam artian tidak mau berhukum kepada hukum yang telah Allah tetapkan) ayat-ayat Nya maka azab/siksa Allah akan menghampirinya dalam berupa bencana alam yang beragam jenisnya.

Dan dalam bencana gempa yang menimpa pulau Sumatera Barat pun ini ada sangkutpautnya dengan peringatan dari Allah yang keras, dan ini bertepatan antara waktu kejadian gempa (Padang pada pukul 17:16 disusul Pariaman pukul 17:58 dan keesokan harinya di Jambi pada pukul 08:52) dengan Ayat Allah dalam Al-Qur’an Surat 17 [Al-Israa] ayat 16, Surat 17 [Al-Israa] ayat 58 dan Surat 8 [Al-Anfaal] ayat 52

“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS. 17:16)

“Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).” (QS. 17:58)

“(keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi amat keras siksaan-Nya.”(QS.8:52)

Beberapa analisis saya pribadi berkaitan antara bencana tersebut dengan ayat-ayat Allah diatas:

  1. Kehidupan pembesar-pembesar (Pejabat-pejabat negara) yang sejatinya pelayan masyarakat hidup dengan bermewah-mewah dan berlebihan pada pelantikan anggota MPR/DPR RI yang baru periode 2009-2014 dengan menghabiskan Milyaran uang rakyat yang mereka “jarah”, sedang rakyat mereka sendiri sengsara.
  2. Banyaknya maksiat yang dilakoni oleh penduduk Indonesia yang titlenya Muslim terbesar di Dunia, sehingga Allah murka kepada mereka dengan menimpakan azab kepada mereka karena perbuatan mereka sendiri yang selalu menyimpang dari peringatan.
  3. Penguasa dan masyarakatnya yang phobia terhadap undang-undang / syariat Allah (Al-Qur’an dan As-Sunnah) padahal title mereka adalah Muslim terbesar di Dunia. Inilah pertanyaan saya terbesar pada penduduk negeri ini, mereka mengaku Muslim tetapi takut dengan aturannya bahkan membencinya, lebih baik kafir mutlak seperti AS dan dunia barat lainnya, toh mereka diberikan kesenangan juga didunia ini walaupun sejatinya itu adalah kesenangan yang menipu.

Oleh karena itu saya mengajak kepada saudara sesama muslim, marilah kita kembali kepada Allah Sang Pemilik dan Pengatur diri ini, bumi dan langit serta segala isinya juga Penguasa Dunia dan Akhirat, ya… tentu saja dengan iman dan ketaqwaan dengan sebenar-benarnya bukan dengan taqwa yang sesaat di bulan suci Ramadhan saja. Akhirul kalam marilah kita merenungkan kembali ayat Allah dibawah ini:

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”(QS.Al-‘Aaraf:96).

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS.3 : 102)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger