Sabtu, Oktober 30

Agama Untuk Membangun Kedewasaan Berfikir dan bertindak

Masih ingatkah kita kaidah fiqh yang menyatakan : al ieetsar fi al dunya mustahab wa al ieetsar fi al ibadah makruhah?
"mendahulukan orang lain dalam hal duniawi itu hukumnya sunnah dan mendahulukan orang lain dalam hal ibadah itu hukumnya dibenci"

Masih ingat pulakah kita cerita Sayidina Umar yang ingin memberi minum sekelompok pasukan perang yang kehausan, tapi akhirnya semua meninggal dalam kesyahidan karena semua berebut mendahulukan yang lainnya?

Sesungguhnya cerita ini tidak sekedar memotivasi kita untuk zuhud (tidak cinta dunia) tetapi lebih dari itu agar kita lebih berfikir dewasa dan rasional. Kita sering menyatakan bahwa perilaku anak adalah perilaku kekanak-kanakan. Maka coba kita bandingkan perilaku orang dewasa saat mereka tidak mampu melakukan anjuran agama untuk mendahulukan orang lain dalam hal dunia.

anak-anak berebut premen dan mainan.
remaja berebut pacar dan keren-keren(an)
mahasiswa berebut sok intelek dan peduli
tukang parkir berebut lahan parkir
pejabat berebut jabatan.
mudin berebut berkat
penghulu berebut salam tempel
ustadz (gadungan) berebut gula.
kyai (gadungan) berebut pengaruh.
pedagang berebut pembeli.
dll

tak jarang saat anak-anak berebut premen, salah satu diantara mereka menangis karena merasa terdzalimi. dan tak beda dengan mereka, saat orang dewasa berperilaku kekanak-kanakan, hanya untuk uang parkir seribu rupiah tak jarang mereka bahkan saling membunuh.

Adakah beda perebutan yang dilakukan pejabat, bawahan, mudin, penghulu, ustadz, kyai, mahasiswa dengan yang dilakukan anak-anak? tentulah tidak ada, hanya beda cara saja... tetapi hakikatnya mereka berebut kesia-siaan belaka. dunia yang menipu.

kaidah fiqh diatas sebenarnya mengajarkan kita untuk dewasa berfikir dan bertindak..

Wassalaam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger