Arti Jiwa Besar bagi Orang Sukses ( S. LEE)
(Untuk seseorang yg sepanjang hidupnya selalu berpikir "APA YG AKAN AKU DAPAT" tanpa sedikitpun berpikir "apa yg dapat kuberikan buat oangr lain")
Ini cerita tentang kerang rebus dan kerang mutiara. Suatu kaliada seorang ibu kerang dan sepuluh anak-anaknya. Mereka sedang bermain-main di laut.
Tiba-tiba, seorang anak kerang berteriak. “Ibu, ibu, tolong, Bu.“
“Kenapa Nak?“ tanya ibunya.
“Aku kemasukan pasir, Bu. Sakit sekali”
“Tahanlah Nak. Keluarkan saja lendirmu. Lama-lama sakitnya pasti hilang.”
Sang anak kerang pun menuruti ibunya. Dari hari ke hari ia kesakitan. Ia terus kesakitan. Tapi ia tidak mengeluh. Ia terus mengeluarkan lendirnya menyelimuti pasir itu.
Ibu dan saudara-saudaranya yang lain ada yang menghibur sang anak kerang. Tapi kebanyakan malah meledeknya. Mereka mentertawakan dan nyukurin kesakitan sang kerang. Tapi sang kerang tetap bersabar.
Lama-lama, rasa sakitnya menghilang. Ternyata pasir yang masuk tubuhnya telah terselimuti oleh lendirnya. Ia tidak lagi merasa sakit. Ia pun bisa bermain-main lagi bersama ibu dan saudaranya.
Suatu hari datang nelayan. Ia berhasil memperoleh banyak kerang, termasuk sang kerang yang kemasukan pasir tadi. Kerang-kerang itu pun berpisah dengan ibunya. Betapa sedihnya kerang-kerang itu. Tapi tiba-tiba terdengar teriakan ibu kerang:
“Jangan bersedih anak-anakku. Inilah saatnya kalian berhenti bermain. Sekarang saatnya kalian memberi manfaat pada manusia. Itulah tujuan hidup kalian. Berilah manfaat yang sebesar-besarnya.“
Anak-anak kerang pun mengerti. Mereka mentaati ibunya. Mereka akan memberi manfaat yang terbaik bagi manusia.
Sang nelayan sampai di darat. Ia dan istrinya memeriksa kerang-kerang itu. Betapa senangnya ketika mereka mendapati ada satu kerang yang ada mutiaranya. Suami istri nelayan itu pun memanggil anak-anaknya. Budi dan Diah.
“Nah Budi, Diah, ayah menemukan kerang mutiara. Ayah akan menjualnya. Harganya sangat mahal. Uang hasilnya bisa kita gunakan untuk memperbaiki rumah, dan biaya sekolah kalian.“
Budi dan Diah sangat senang. Tadinya mereka sangat sedih. Mereka ingin melanjutkan sekolah, tapi tidak ada biaya. Tapi sekarang, masalah itu bisa diatasi. Mereka sangat bersyukur pada Tuhan dan berterima kasih pada sang kerang. Meski kerang itu telah mati. Budi dan Diah akan menguburkan sang anak kerang. Di atasnya ada tulisan :
“Kerang Mutiara. Pahlawan Budi dan Diah“
Bagaimana dengan saudara-saudara sang anak kerang? Mereka akhirnya direbus istri sang nelayan. Mereka dijual di pasar dengan harga Rp. 100,- per buah.
Begitulah kisah kerang mutiara dan kerang rebus ini.
Apa yang bisa kita pelajari? Ada beberapa. Pertama:
BERANI MENAHAN KESAKITAN
Sang anak kerang berhasil menjadi kerang mutiara. Ia berhasil memberikan manfaat yang besar bagi keluarga sang nelayan. Itu adalah hasil sikapnya ketika tubuhnya kemasukan pasir.
Sang anak kerang kesakitan. Tapi ia tetap bertahan. Ia terus berusaha. Ia tidak putus asa. Itulah pilihan sikap yang luar biasa. Banyak orang yang ketika ditimpa masalah, mereka lari dari masalah itu. Masalahnya tidak selesai. Bahkan masalah itu membesar. Itulah akibat lari dari masalah.
Banyak orang juga yang berhenti berusaha. Misalnya ingin jadi pebisnis sukses. Mereka sudah mulai berbisnis. Eh, di tengah jalan timbul masalah. Mereka berusaha menyelesaikannya. Tapi tidak selesai-selesai. Akhirnya mereka menyerah. Cita-cita ingin jadi pebisnis sukses pun terkubur dalam.
No Pain No Gain, kata orang bijak. Kita punya juga peribahasa bagus : “Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian”. “Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.”
Setiap kita pasti ingin mempunyai nilai diri yang tinggi. Apakah jadi pintar, kreatif, pengusaha sukses, artis terkenal, pejabat tinggi, jadi ulama besar, dan sebagainya. Keinginan itu bagus sekali. Anda harus mulai berusaha ke arah sana.
Yakinlah kalau di tengah jalan anda pasti berhadapan dengan masalah. Nah, ketika anda berhadapan dengan masalah itu, ingatlah cerita ini. Tanyakan pada diri anda : “Saya mau jadi kerang rebus atau kerang mutiara?”
Saya yakin anda ingin jadi kerang rebus. Karena itu, bangkitlah. Berusaha sampai sukses. Tahan kesakitan-kesakitan. Jadilah manusia disiplin. Meski disiplin itu menyakitkan, tapi hasilnya setimpal.
Makna kedua dari cerita itu adalah :
JADILAH MANUSIA TERBAIK. MANUSIA YANG MEMBERIKAN MANFAAT TERBAIK BAGI SESAMA.
Kerang mutiara telah berjuang keras. Ia melalui banyak rintangan. Ia bertahan. Karena itu, ia menjadi kerang yang bernilai tinggi. Ketika mutiaranya di jual, harganya tinggi sekali. Dengan nilai yang tinggi, ia bisa memberi manfaat yang tinggi pula.
Berbeda dengan kerang biasa. Nilai mereka jauh lebih rendah dari kerang mutiara. Karena nilainya rendah, manfaat mereka pun rendah.
Untuk itu, jadilah kerang mutiara. Kerang mutiara memberi manfaat jauh lebih banyak dari kerang rebus. Satu kerang mutiara bisa berharga ribuan kerang rebus.
Untuk bisa melakukan ini, kita harus punya pola pikir memberi. Jadi, kalau ketemu orang, pertanyaan dalam benak kita adalah: “Manfaat apa yang bisa saya berikan untuk orang ini?“
Pola pikir memberi adalah pola pikir hebat. Semua orang sukses melakukannya. Lihatlah orang yang punya perusahaan. Makin banyak orang yang diberi manfaat olehnya, makin sukses perusahaan itu.
Inilah salah satu rahasia orang sukses. Ini juga rahasia kenapa tidak banyak orang sukses. Tidak banyak orang yang berpola pikir memberi. Mereka berpikir sebaliknya. “Apa yang bisa saya dapat?”
Pola pikir:”Apa yang bisa saya dapat?” adalah pola pikir orang gagal. Ia akan bertindak sesuai pikirannya. Karena pikirannya gagal, tindakannya juga tindakan gagal.
Kenapa disebut pikiran gagal? Karena tidak menyenangkan berinteraksi dengan orang yang pola pikirnya begini. Akibatnya, tidak ada yang mau bergaul dengannya. Padahal sukses akan didapat melalui bergaul dengan orang lain.
Makna ketiga dari cerita ini adalah :
JANGAN PEDULIKAN HAL-HAL NEGATIF DARI ORANG LAIN
Ketika sang kerang kesakitan, ia diledek oleh saudara-saudaranya. Meski pun sakit, sang kerang mutiara diam saja. Ia tidak membalas perlakuan buruk saudaranya. Ia hanya terus berusaha agar kesakitannya hilang.
Ini sikap yang luar biasa. Bayangkan bila sang kerang justru membalas. Ia marah. Ia balas mengejek saudara-saudaranya. Apa yang akan terjadi? Sang kerang mutiara mungkin akan kehabisan tenaga. Ia harus bertahan dari kesakitannya dan marah. Sang kerang mungkin saja mati.
Ini terjadi dengan banyak orang. Mensikapi situasi buruk dengan marah. Misalnya anda seorang suami. Anda pulang ke rumah dalam keadaan lapar. Tubuh anda lemas tak bertenaga. Ketika anda buka lemari makan, ternyata tidak ada makanan. Apa yang akan anda lakukan pada istri anda di rumah?
Kebanyakan orang akan marah. Entah darimana tenaga marahnya. Tapi, ia bisa memarahi istrinya yang belum masak. Sebenarnya ia sedang membuang-buang tenaga percuma. Setelah marah, ia pasti merasa lebih lapar lagi.
Karena itu, berhentilah bersikap negatif pada orang lain atau suatu situasi. Pada orang dan situasi yang negatif sekalipun. Sikap terbaik pada orang negatif adalah justru bersikap baik. Sikap terbaik pada situasi negatif adalah belajar dari situasi itu.
Berilah orang, yang pelit pada anda. Tersenyumlah pada orang yang cemberut pada anda. Sapa dan kunjungi lah orang yang memusuhi anda. Beri hadiah. Kata orang bijak, “Seseorang disebut kuat, bila ia bisa menahan amarahnya.“ Anda pasti mau jadi orang yang kuat, kan.
Ada satu pendapat bagus dari Aa Gym. Kata beliau, kita harus berterima kasih pada orang yang memusuhi kita. Kenapa begitu? Karena, orang yang memusuhi kita adalah orang yang paling sering mengingat kita. Hampir sama dengan orang yang mencintai kita. Karena itu berterima kasihlah.
Jangan dengarkan hal-hal negatif dari orang lain. Bila kita mendengarkan, maka kita akan jadi orang yang negatif pula. “Kita adalah apa yang kita dengar“.
Bila kita hanya mau mendengar hal-hal baik saja, maka kita hanya akan berpikir hal-hal baik. Bila kita berpikir hal-hal baik, kita hanya mengucapkan dan melakukan hal-hal baik. Begitu pula sebaliknya.
Hanya mendengar hal-hal baik, bukan berarti kita tidak mendengar hal-hal buruk. Tapi, bila kita mulai mendengar hal-hal buruk, kita menjauh. Atau kita berusaha memperbaikinya.
Misalnya, kita lagi ngobrol dengan teman-teman. Tiba-tiba, obrolankoq jadi ngomongin keburukan teman kita yang lain. Nah, saat itulah kita coba membelokkan kembali arah obrolan. Bila tidak mampu, kita yang menyingkir dari obrolan itu. Jangan malah tambah semangat.
Nah, dalam perjalanan anda menuju sukses, pasti ada orang yang justru menghambat anda. Kata-katanya negatif. Bukannya memberi semangat, malah melemahkan semangat. Bukannya memberi solusi, malah memberi masalah baru. Bukannya mendamaikan, malah ngomporin. Nah, saya sarankan jauhilah orang-orang seperti ini. bila anda terus berdekatan dengan orang begini, lama-lama anda akan juga jadi orang yang sama.
Hal keempat yang bisa kita pelajari :
BALASLAH PERBUATAN BAIK DENGAN PERBUATAN YANG LEBIH BAIK
Budi dan Diah, dua orang anak sang nelayan. Kedua anak ini menguburkan sang kerang dengan tulisan yang sangat mengharukan:
KERANG MUTIARA, PAHLAWAN BUDI DAN DIAH.
Tulisan itu menunjukkan, keduanya adalah anak yang tahu balas budi.
Karena jasa kerang mutiara, mereka berdua bisa melanjutkan sekolah. Mungkin bila tak ada kerang mutiara, pendidikan mereka akan terbengkalai. Itulah sebabnya, mereka sangat berterima kasih pada sang kerang. Mereka anak-anak yang tahu balas budi. Mereka pun akan jadi ’Kerang Mutiara’.
Membalas perbuatan baik dengan perbuatan yang lebih baik adalah kunci sukses lain. Ia terbukti manjur. Bila anda menerima perbuatan baik dari orang lain, anda pun membalasnya dengan lebih baik. Kira-kira apa yang akan dilakukan orang itu? Saya yakin, ia akan memberi anda hal-hal baik lagi. Begitu seterusnya. Anda dan dia jadi orang baik. Bukan hanya itu, anda dan dia AKAN MENJADI ORANG BESAR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar