Rabu, Agustus 19

Muaranya adalah ‘kekosongan’

Inti adalah pusat pusaran. Di situlah semua berawal, bergerak, berkreasi, menuju suatu maksud dan tujuan. Inti adalah poros kehendak yang menyemangati dan menjadikan seseorang mau bertindak yang bahkan tanpa tersadarkan dampaknya sekalipun.
Putaran kecil yang terjadi di poros, menggerakkan roda mengelilingi jalan kehidupan. Memandu beban menuju tujuan akhirnya. Mengalahkan dunia, dan bahkan kalau tidak disadari dan dikelola benar, akan mengalahkan kehendak itu sendiri. Energinya terpusat di inti putaran itu.
‘Cokro manggilingan’ Jawa yang menyimpulkan hidup adalah putaran kejadian, kadang di atas, kadang di bawah, sehingga harus memacu kesadaran untuk berusaha ’semadyo’ tidak adigang-adigung-adiguna saat di atas, dan terjebak pada kekecewaan yang mendalam saat terhempas di kerendahan, semestinya bukan disadari dengan kepasrahan absolut. Nrimo ing pandum, tanpa telaah kritis. Atau justru menyadarinya sebagai nasib dan takdir, destiny kehidupan.
Konsep itu bukan analogi roda yang statik. Tetapi roda yang sedang bergerak menuju tujuan, kehendak, harapan. Jadi di atas maupun di bawah hanya bagian dari proses pelepasan energi, menuju cita-cita.
Dan inti/poros adalah pusatnya. Dengan demikian Inti ini bukanlah bagian hidup yang statik. Tetapi inti yang dinamis. Inti yang terus bertumbuh. Menghimpun energi dari jaman, dan melepaskannya kembali menjadi kehendak dan cita-cita.
Inti kehendak haruslah dapat diisi. Dan untuk mampu diisi, inti ini harus senantiasa memiliki ruang kosong. Semakin banyak daya tampung yang tersedia, berarti semakin banyak kekosongan yang harus disediakan. Kemampuan menciptakan ruang kosong inilah yang membedakan satu orang dengan yang lain. Inilah sebabnya, belajar hidup sejati bukanlah berusaha menambahkan sesuatu ke kehidupan ini. Tetapi justru mengurangi yang dimilikinya. Berusaha menciptakan kekosongan. Bukankah setiap benda semakin berguna kalau ada ruang kosongnya? Mungkin karena inti dari semua ini adalah kekosongan itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger