Senin, Agustus 24

WATERBIRTH

Mendengar kata waterbirth akan membawa kita pada persepsi suatu metode persalinanan yang dilakukan di dalam air, kebanyakan dari kita di Indonesia menganggap metode melahirkan ini merupakan metode yang baru padahal sebenarnya metode melahirkan waterbirth ini sudah dikenal jauh sebelumnya, pertama kali di Negara Uni Soviet pada tahun 60-an oleh Igor Tjarkovsky. Selanjutnya berkembang di Perancis di akhir tahun 60-an, dan Amerika tahun 1961.

Secara prinsip melahirkan dengan metode waterbirth tidaklah jauh berbeda dengan metode persalinan normal di atas tempat tidur, hanya saja pada persalinan dengan metode waterbirth dilakukan didalam air sedangkan pada persalinan biasa dilakukan diatas tempat tidur selain itu pada persalinan di atas tempat tidur jauh lebih sakit jika dibandingkan dengan persalinan menggunakan metode waterbith, ada yang mengatakan persalinan dengan waterbirth dapat mengurangi rasa sakit hingga 40-70%.

Pada persalinan dengan metode waterbirth si-ibu akan dimasukan ke dalam kolam berisi air hangat pada saat memasuki bukaan keenam, tujuannya agar kulit vagina menjadi tipis dan lebih elastis sehingga akan lebih mudah untuk meregang saat kepala bayi keluar melewati vagina, bahkan dikatakan jika persalinan berjalan lancar maka tidak perlu sampai harus merobek perineum (bibir vagina), selain itu juga air hangat pada kolam akan memberikan rasa nyaman, tenang dan rileks, pada keadaan rileks ini tubuh akan melepaskan endorphin (semacam morfin yang dibentuk oleh tubuh sendiri), air hangat juga mampu untuk menghambat impuls – impuls saraf yang menghantarkan rasa sakit. sehingga membuat persalinan tidak begitu berat.

Pada persalinan dalam air ini suami juga memiliki peran yang sangat penting di dalam kelancaran persalinan, yaitu dengan melakukan pemijatan pada punggung ibu, hal ini bertujuan untuk memberikan rasa rilex dan nyaman kepada ibu saat persalinan dilakukan didalam kolam, persalinan dengan metode waterbirth ini berlangsung kurang lebih 1-2 jam setelah bukaan keenam dimana pada perslinan biasa membutuhkan waktu hingga 8 jam, kemudian setelah bayi lahir maka dokter akan mengangkat bayi ke permukaan air untuk diberikan ASI pertama kali, kebanyakan ibu kadang merasa khawatir bayi mereka akan tersedak, tetapi sebenarnya hal tersebut tidak akan terjadi karena pada saat bayi sudah berada diluar, bayi tersebut masih bernafas melalui ari – ari dan tali pusat yang masih tersambung ke perut ibu, sehingga tidak akan menjadi masalah bayi yang dilahirkan didalam air.

Persalinan dengan metode waterbirth ini juga sudah banyak diterapkan di beberapa center dan rumaha sakit di Indonesiat seperti Jakarta dan Bali. Beberapa peralatan diperlukan dalam waterbirth seperti kolam plastik berukuran cukup besar (diameter 2 meter) dengan benjolan – benjolan dibagian bawahnya agar ibu tidak merosot saat persalinan berlangsung, ketinggian air dalam kolam juga harus berada diatas pusar baik saat ibu dalam posisi duduk, jongkok atau tiduran. posisi saat melahirkan dapat dilakukan sebebas mungkin bisa sambil duduk, nungging atau terserah nyamannya siibu, selain itu juga diperlukan water heater dan termometer untuk menjaga suhu air agar tetap dalam suhu 37ÂșC ini bertujuan agar bayi tidak merasakan perbedaan suhu yang ekstrem antara di dalam perut dengan diluar dan agar bayi tidak mengalami hipotermia, itu sebabnya mengapa bayi yang sesaat setelah dilahirkan tidak akan menagis, karena bayi masih merasa berada didalam kandungan akibat suhu air yang tetap hangat. Air yang digunakan juga air suling yang steril dan tidak mengandung kuman sehingga tidak akan menimbulkan infeksi apabila tertelan.

Melahirkan di air juga ada batasan dan beberapa pertimbangan medis seperti yang tidak diperkenankan pada mereka yang memiliki panggul sempit, bayi lahir sungsang atau melintang dan ibu yang sedang dalam perawatan medis, penyakit herpes sebab virus herpes tidak mati dalam air dan dapat menularkan kepada bayi yang dilahirkan,

Tips melahirkan di air
1.ada kemauan dan keyakinan untuk melahirkan di air
2.mengikuti senam hamil saat kehamilan, agar proses persalinan berjalan lancar
3.pastikan kolam yang akan dipakai dalam persalinan adalah kolam yang memenuhi standart untuk waterbirth, dan yakinkan kebersihan dan sterilitas kolam.
4.menyiapkan data lengkap, seperti pemeriksaan laboratorium sebagai salah satu prasyarat mutlak dalam pelaksanaan persalinan dalam air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger