Selasa, September 28

Rasa itu telah hilang, Kawan…!!!


Bismillaah…

Kawan…lihatlah sekeliling kita, rasai, maknai dan resapi semuanya. Apakah engkau merasakannya, bahwa rasa itu telah hilang, kawan?? Bila kau merasakannya katakan kawan, apakah rasa yang hilang itu?? Katakan kepada saya apakah rasa itu harus pergi berlalu?? Dari jiwa-jiwa yang senantiasa menyembah yang MAHA SATU?? Haruskah??

Atau kalian tak merasakannya?? Rasa yang hilang itu sama sekali tak dapat kalian raba, resapi dan maknai?? Bila itu yang engkau rasakan, berarti hatimu itu telah MATI…!!!! Kawan…marilah kita cari rasa yang hilang. Hilang dari hati-hati kita yang tertutupi oleh ego diri yang menjangkiti. Oleh kesombongan diri yang selalu menyelimuti dinding hati, sehingga kita tak dapat meresapi rasa yang hilang yang sungguh berarti untuk kita sebagai insan yang mengharap ridho ILLAHI.

Hmm…jika memang belum engkau temui, izinkan saya untuk mencoba mengingatkan kembali. Sekedar berbagi untuk bekal di kemudian hari. Kawan…rasa yang hilang itu adalah EMPATI… !! entah kemana ia pergi, bersama seonggok duri dalam diri yang terkemas dalam emosi ingin menguasai, memiliki, dan mengkufuri… astaghfirulloh…semoga dijauhkan dari sifat ini…

Yaa…jika kita mau mencermati sekeliling kita, maka kita akan merasa bahwa rasa empati telah terkikis dari dalam diri. Sebagai contoh kecil yang sering saya temui, dalam suatu hari, di sebuah angkutan kota, saat itu ada seorang wanita muda yang tengah hamil tua, yang memang butuh untuk duduk dengan keadaannya, tapi apakah kalian tahu kawan?? Tak ada satu pun orang yang memberinya tempat untuk meringankan bebannya.

Atau suatu hari, saat ada bapak-bapak yang tua renta naik dalam kereta, dengan tubuh yang sudah tak sangguh lagi ditopangnya, apakah ada diantara penumpang lainnya yang mempersilahkan duduk untuknya?? Tidak..!!! tidak ada kawan…!! Miris memang, meski saat itu masih ada orang-orang dewasa, pemuda atau pemudi yang duduk dengan asyiknya, menikmati perjalanan sambil mendengarkan music kesukaannya, atau sibuk dengan beronlen ria, tak sedikitpun terketuk hatinya. Atau mungkin saat seperti itu pernah kita alami juga, dan kita menjadi bagian diantara… jika memang begitu sudah sepatutnya kita berkaca diri, dan memperbaiki rasa empati yang kita miliki.

Berempati itu tak harus selalu dengan materi, tetapi berempati juga dapat kita lakukan dengan hal-hal kecil yang mungkin sepele dan tak berarti. Menyingkirkan tumbangan pohon yang menghalangi, menyingkirkan duri, memberikan tempat duduk untuk mereka yang memang tak sanggup bertahan lama berdiri atau memberi tumpangan payung saat musim hujan ini…saya rasa kalian tentu jauh lebih mengerti, dari diri saya yang lemah ini. Saya sekedar mengingatkan kembali untuk diri sendiri dan kawan semua disini,,, semoga ada pelajaran yang dapat kita ambil untuk hari ini……

Wallohu’alam bish showab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger