Seorang ibu yang sedang melaksanakan ibadah haji tahun itu nampak kebingungan atas peristiwa memalukan yang sering berlaku pada dirinya. Ia sendiri tidak mengerti mengapa itu semua bisa terjadi.
Ia selalu merenungkan kejadian-kejadian di tanah suci itu, baik di Madinah Al Munawwarah maupun di Makkah Al Mukarramah. Hal itu amat memalukan bagi dirinya.
Kejadian itu tiada lain adalah tersingkapnya aurat sang ibu di tempat-tempat keramaian manusia. Wa bil khusus, bila sang ibu sedang berada di masjid maupun di pekarangannya.
“Ya Allah...., apa dosaku ini!” Seru ibu tersebut dalam doanya kepada Allah Swt. Semula ia menganggap hal itu adalah sebuah kejadian alami saat mukena bagian bawahnya tersibak angin yang bertiup ke arahnya. Namun setelah mengalami hal itu berkali-kali, ia sadari bahwa ini bukanlah sebuah kebetulan. Namun ini adalah sebuah peringatan Tuhan, batinnya.
Itulah yang selalu dialami Warsih, ibu berumur 60 tahun lebih dari kota Tangerang saat berada di tanah suci. Sesampainya di tanah air, ia sampaikan kejadian-kejadian memalukan itu kepada keluarga dan kerabatnya. Terakhir Warsih tahu apa sebab kejadian itu dapat berlaku pada dirinya. Ternyata, salah seorang menantunya yang ia anggap banyak memiliki harta, terakhir ditangkap polisi karena memiliki hotel yang memberikan layanan prostitusi kepada para tamu. Jadi rupanya ada bekal harta yang dibawa Warsih ke tanah suci, yang rupanya berasal dari ‘uang lendir’ haram dan tidak diperkenankan Tuhan. Karenanya, Warsih selalu diperingatkan dengan tersingkapnya aurat selama di tanah suci! Naudzubillah!
Seorang kyai di Bogor bernama Damanhuri Al Hadi juga pernah menuturkan. Hari itu pesawat Garuda Indonesia sedang menerbangkan para penumpangnya di atas awan. Gema talbiyah memenuhi ruang pesawat tanda para penumpangnya sedang datang memenuhi panggilan Allah Azza Wa Jalla untuk berhaji. Jarak mereka menuju King Abdul Aziz Airport di Jeddah diperhitungkan hanya tinggal 2 setengah jam lagi. Posisi pesawat saat itu berada di atas negara Yordania. Tiba-tiba terdengarlah sebuah pengumuman dari petugas bahwa pesawat harus mendarat di kota Amman disebabkan seorang penumpangnya terserang ‘anfal’.
Pesawat itu pun mendarat di kota Amman. Setelah penumpang tersebut ditangani oleh rumah sakit setempat, maka pesawat Garuda Indonesia pun meneruskan perjalanannya. Saat menurunkan penumpang yang nahas tersebut, sang kyai juga turut ikut menemani, sebab penumpang tersebut adalah salah seorang jemaah yang ia bimbing. Terakhir kyai bergidik saat diberitakan oleh seorang anggota keluarga yang menemani bahwa itu adalah kejadian yang kesekian kalinya. “Setiap kali papa berniat untuk berhaji, pastilah ada saja halangannya...!” itulah penuturan sang putri yang menemani ayahnya mantan pejabat negara yang berniat berhaji, namun perjalanannya menuju Baitullah tidak mendapat restu dari Sang Pemilik rumah. Masya Allah!
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” (QS.Al Baqarah, 2:197)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar