Seorang anak yang baru dilahirkan ibarat kertas putih yang bersih tanpa noda. Orang yang pertama kali menulisi kertas tersebut adalah adalah orang tua si anak. Bagus tidaknya tulisan yang dihasilkan tergantung bagaimana orang tua menuliskannya. Menjadi teladan adalah salah satu cara bagi orang tua untuk 'menulisi' anaknya.
Memberikan kisah teladan yang baik bagi anak tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Orang tua dapat memberi contoh kepada anak bagaimana berperilaku yang baik seperti tidak suka berbohong, bersifat adil, mencintai sesama, tekun belajar, berdisiplin dan lain sebagainya. Contoh perilaku ini akan lebih baik bila tidak hanya keluar dari mulut saja. Orang tua harus mampu bertingkah laku seperti yang mereka katakan kepada anak. Bagaimanapun, perbuatan dan tingkah laku jauh lebih mudah diingat bila dibandingkan hanya sebatas kata kata.
Kita punya Rasulullah saw yang kisahnya menjadi kisah teladan sepanjang zaman. Bukan hanya umat Islam yang mengidolakannya. Banyak cendekiawan yang meskipun tidak memeluk Islam menyanjung Muhammad layaknya idola, bahkan menempatkan Rasul sebagai sosok yang paling mempengaruhi peradaban dunia.
Sungguh banyak kisah teladan tentang kehidupan Rasulullah SAW serta para sahabat yang jumlahnya mencapai ratusan. Semua ini merupakan sumber cerita yang tak habis-habisnya untuk digali. Jika kita dapat menceritakannya dengan lebih kreatif dan memikat, anak-anak pastilah betah dan menikmatinya.
Menceritakan kisah teladan tentang Rasulullah kepada anak sangat penting. Dengan mengisahkan Rasulullah maka saat itu pula anak anak dikenalkan dengan teladan sesungguhnya. Didalam kisahnya terkandung ajaran moral dan hikmah yang sangat mendalam, mengandung pesan moral yang sangat baik bagi pengembangan kepribadian anak. Peristiwa-peristiwa kecil tentang sifat Rasulullah, misalnya, bila diceritakan seperti dongeng akan membuat anak merasa akrab dengan sendirinya. Kedermawanan Rasul, keramahtamahan, kasih sayang, sikap pemaafnya dan segala sifat-sifat beliau, sangat baik untuk diperkenalkan kepada anak-anak sejak dini.
Dengan gaya bahasa yang mudah diterima anak, kisah-kisah perjalanan Rasul sejak beliau lahir hingga wafat sangat tepat untuk penanaman nilai. Misalnya, kisah teladan Rasul yang sejak kecil sudah membantu sang paman, yang tak lain telah dianggap orangtua, tentu akan memberi kesan tersendiri pada anak bagaimana seharusnya berbakti pada orangtua.
Selama ini dunia anak dibanjiri dongeng fantasi dari Barat, maka tak heran jika anak-anak menjadikan Superman, Batman dan sejenisnya sebagai idola dan tokoh fiktifnya. Padahal, tidak ada hikmah yang bisa diambil selain mengajarkan kekerasan. Anda saja setiap muslim lebih sering menceritakan kisah teladan kepada anak-anaknya, maka akan sangat bermanfaat. Jarang kita lihat anak-anak berebut memerankan peran sebagai Hamzah, Ali maupun Bilal.
Anak anak sangat mudah meniru apa yang menjadi idola atau teladan mereka. Misalnya seorang anak perempuan sangat ingin menjadi cantik bak putri Cinderella, atau anak laki laki ingin kuat seperti Batman atau Naruto. Mereka akan berperilaku seperti idola mereka. Oleh sebab itu, jika orang tua mampu menanamkan perilaku yang baik melalui kisah teladan saat masa anak anak, maka hal tersebut jauh lebih mudah bila dibandingkan hal yang sama dilakukan saat mereka sudah remaja atau dewasa.
Apabila cerita fiktif saja membekas dalam ingatan dan kesadaran moralitas kita, apalagi kisah teladan dan sejarah nyata yang terekam utuh dalam Al-Quran maupun sirah Rasulullah SAW ? Asian Brain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar