Sesuatu baru dapat dikategorikan sebagai karunia dari ALlah adalah manakala setelah kita mendapat sesuatu tersebut dapat membuat kita semakin dekat dengan Allah
Kita sadari ataupun tidak, kehidupan materialistis telah membuat kita lupa akan arti karunia Allah sebenarnya. Orientasi terhadap materi yang begitu tinggi mengubah perspektif kita terhadap karunia. Kita sering menganggap bahwa segala sesuatu yang diberikan Allah kepada kita berupa tambahan materi adalah sebuah karunia. Kenaikan gaji, kehidupan layak, jabatan yang dihormati oleh masyarakat, kedudukan yang terhormat, dsb seolah-olah itu adalah merupakan karunia oleh Allah. Sebenarnya, jika kita telah memperoleh satu atau - bahkan - semua hal diatas belum dapat dikatakan bahwa kita benar-benar telah mendapatkan karunia dari Allah. Lho kok?
Kita sebagai muslim harusnya mempunyai perspektif yang berbeda tentang karunia dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah mengenal eksistensi Tuhan. Dan perspektif yang benar ini pulalah yang mendatangkan ketentraman dalam hidup kita dari persaingan semu yang hanya mendatangkan kepada kemudharatan.
Sesuatu baru dapat dikategorikan sebagai karunia dari ALlah adalah manakala setelah kita mendapat sesuatu tersebut dapat membuat kita semakin dekat dengan Allah. JIka sekarang kita telah bekerja di sebuah perusahaan ternama, kita baru dapat mengatakan bahwa hal tersebut adalah karunia dari Allah jika hubungan atau interaksi kita dengan Allah semakin dekat dibandingkan dengan sebelum kita bekerja di perusahaan tersebut. Jika setelah melakukan komparasi, rupanya kualitas ibadah kita dan interaksi kita dengan Allah semakin berkurang jika dibandingkan dengan sebelum kita bekerja maka kita patut waspada ! Jangan-jangan ini bukan merupakan nikmat dari Allah.
Ada banyak orang yang miskin yang begitu sabar dengan kemiskinannya, akan tetapi ketika kelapangan telah datang kepada mereka, mereka sudah mulai lupa dari mana mereka berasal sehingga interaksi mereka dengan ALlah pun amburadur. Lalu apakah kekayaan yang telah Allah berikan kepada mereka dapat kita katakan sebagai karunia sejati?
dalam hal lain, ada juga sekelompok orang kaya yang jauh dari interaksi dengan Allah. Tapi manakala musibah datang kepada mereka, dan mereka pun jatuh miskin, akan tetapi kemudian mereka bertaubat, dan interaksi mereka dengan Allah pun semakin dekat. Mereka sudah mulai melakukan ibadah yang sangat jarang sekali mereka lakukan kala mereka berada pada posisi berkecukupan. Inilah Karunia Sejati...!
Buat apa harta yang melimpah, jabatan yang tinggi, penghasilan yang besar jika akhirnya hanya membuat kita jauh dari ALlah !
Buat apa juga kedudukan yang tinggi jika hanya melahirkan sifat sombong, padahal karena sifat itu pulalah Iblis diusir dari neraka, dan ALlah sudah menjanjikan tidak akan memasuki syurga seseorang yang masih tersimpan dalam hatinya rasa sombong
Yang kita butuhkan sekarang adalah, Karunia hakiki dari Allah, yang dengannya akan membuat kita semakin dekat dengan Allah
Jadi mulai sekarang, ketika kita menerima sesuatu, kita harus berdoa dan berharap kepada ALlah, agar dengannya kita semakin dekat dengan Allah
Allahumma amien
Kita sadari ataupun tidak, kehidupan materialistis telah membuat kita lupa akan arti karunia Allah sebenarnya. Orientasi terhadap materi yang begitu tinggi mengubah perspektif kita terhadap karunia. Kita sering menganggap bahwa segala sesuatu yang diberikan Allah kepada kita berupa tambahan materi adalah sebuah karunia. Kenaikan gaji, kehidupan layak, jabatan yang dihormati oleh masyarakat, kedudukan yang terhormat, dsb seolah-olah itu adalah merupakan karunia oleh Allah. Sebenarnya, jika kita telah memperoleh satu atau - bahkan - semua hal diatas belum dapat dikatakan bahwa kita benar-benar telah mendapatkan karunia dari Allah. Lho kok?
Kita sebagai muslim harusnya mempunyai perspektif yang berbeda tentang karunia dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah mengenal eksistensi Tuhan. Dan perspektif yang benar ini pulalah yang mendatangkan ketentraman dalam hidup kita dari persaingan semu yang hanya mendatangkan kepada kemudharatan.
Sesuatu baru dapat dikategorikan sebagai karunia dari ALlah adalah manakala setelah kita mendapat sesuatu tersebut dapat membuat kita semakin dekat dengan Allah. JIka sekarang kita telah bekerja di sebuah perusahaan ternama, kita baru dapat mengatakan bahwa hal tersebut adalah karunia dari Allah jika hubungan atau interaksi kita dengan Allah semakin dekat dibandingkan dengan sebelum kita bekerja di perusahaan tersebut. Jika setelah melakukan komparasi, rupanya kualitas ibadah kita dan interaksi kita dengan Allah semakin berkurang jika dibandingkan dengan sebelum kita bekerja maka kita patut waspada ! Jangan-jangan ini bukan merupakan nikmat dari Allah.
Ada banyak orang yang miskin yang begitu sabar dengan kemiskinannya, akan tetapi ketika kelapangan telah datang kepada mereka, mereka sudah mulai lupa dari mana mereka berasal sehingga interaksi mereka dengan ALlah pun amburadur. Lalu apakah kekayaan yang telah Allah berikan kepada mereka dapat kita katakan sebagai karunia sejati?
dalam hal lain, ada juga sekelompok orang kaya yang jauh dari interaksi dengan Allah. Tapi manakala musibah datang kepada mereka, dan mereka pun jatuh miskin, akan tetapi kemudian mereka bertaubat, dan interaksi mereka dengan Allah pun semakin dekat. Mereka sudah mulai melakukan ibadah yang sangat jarang sekali mereka lakukan kala mereka berada pada posisi berkecukupan. Inilah Karunia Sejati...!
Buat apa harta yang melimpah, jabatan yang tinggi, penghasilan yang besar jika akhirnya hanya membuat kita jauh dari ALlah !
Buat apa juga kedudukan yang tinggi jika hanya melahirkan sifat sombong, padahal karena sifat itu pulalah Iblis diusir dari neraka, dan ALlah sudah menjanjikan tidak akan memasuki syurga seseorang yang masih tersimpan dalam hatinya rasa sombong
Yang kita butuhkan sekarang adalah, Karunia hakiki dari Allah, yang dengannya akan membuat kita semakin dekat dengan Allah
Jadi mulai sekarang, ketika kita menerima sesuatu, kita harus berdoa dan berharap kepada ALlah, agar dengannya kita semakin dekat dengan Allah
Allahumma amien
Tidak ada komentar:
Posting Komentar