Jumat, Mei 22

Menghormati JIWA Menuai CINTA...

Seringkali saya berpikir, mengapa negeri tercinta ini selalu timbul bencana, malapetaka, dan berbagai keributan yang sepertinya sulit sekali untuk menjadi reda dan menghilang. Berbagai bencana alam, yang benar-benar disebabkan oleh "kemarahan alam semesta", atau pun bencana yang disebabkan oleh keteledoran manusia, masih ditambah lagi dengan semakin maraknya tindak kekerasan tak bertanggung jawab, serta demo-demo anarkis di segala penjuru negeri...sungguh membuat saya heran dan tidak habis pikir, mengapa semua ini harus terjadi di bumi pertiwi Indonesia ini? Apa yang sebenarnya ada di dalam pikiran dan hati bangsa ini?


Dalam hal ini, pemikiran saya lebih menekankan pada usaha menciptakan dunia lebih cerah, agar manusia di dunia ini, terlebih lagi di negeri ini dapat hidup dalam kebahagiaan sejati. Apakah hal ini dianggap berlebihan? Tidak! Saya pikir hal ini bukanlah suatu yang berlebihan untuk dikatakan. Saya rasa, hal ini adalah sebuah tugas bagi setiap manusia dalam kehidupan pribadinya.


Yaa, inilah tugas bagi kita semuanya, untuk mau mengerti dan menyadari, bahwa untuk dapat menciptakan dunia yang benar-benar cerah bagi manusia, maka sebagai SESAMA MANUSIA haruslah LEBIH SALING MENGASIHI dengan CINTA SEJATI.


CINTA SEJATI memberikan makna bahwa manusia seharusnya memikirkan lebih serius, dan sungguh-sungguh suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah, yaitu: "Sebagai sesama manusia yang hidup bersama di dunia ini". Sehingga semestinya dari dasar lubuk hatinya MAU SALING MENGHORMATI keberadaan JIWA masing-masing. Karena JIKA TIDAK, maka perasaan cinta sejati ini TIDAK AKAN MUNCUL dalam HATI manusia. Hal ini merupakan kebenaran universal, dan sangat nyata bagi fenomena kejiwaan manusia. Inilah suatu pengertian mengenai kehidupan manusia yang sangat penting, yang harus benar-benar dipahami terlebih dahulu.


Akan tetapi dari pengamatan di sepanjang perjalanan kehidupan saya, mengenai CINTA yang sangat penting ini, seringkali tidak atau belum pernah dibahas dengan cermat. Bahkan ada kecenderungan diantara mereka yang dikenal sebagai kaum terpelajar, dan tokoh intelektual peneliti kehidupan, kebanyakan HANYA MENEKANKAN pada, "Bagaimana seseorang harus berbicara", dan TIDAK MENJELASKAN "Bagaimana seharusnya seseorang bertindak", yang mana inilah sebenarnya KUNCI UTAMA pemecahan masalah kehidupan manusia.


Saya sendiri berlatar belakang pendidikan Kedokteran Hewan, seorang Dokter Hewan bukan seorang Psikolog atau pun Psikiater, tetapi saya tanpa segan-segan mengatakan, bahwa kemungkinan besar penyebab terjadinya hal seperti itu, adalah kurangnya keseriusan dan ketekunan usaha dalam mempelajari fenomena kejiwaan manusia sampai ke akar-akarnya.


Saya seringkali mengatakan, bahwa apapun yang kita lakukan terhadap "perasaan benar-benar mengasihi sebagai cinta sejati" itu bisa menjadi barometer pengukur fenomena kejiwaan dari "rasa menghormati hidup atau jiwa" itu sendiri.


Dalam kehidupan ini, kita bernafas, makan dan minum, buang air, berkata-kata atau mengucapkan sesuatu, kemudian saling merasakan perasaan hati masing-masing, dan saling memahami... beginilah kehidupan terus berlangsung.


Oleh karena itu, jika kita TIDAK DAPAT MENGHORMATI KEBENARAN dari dasar lubuk hati, maka bagaimana pun juga... dari dalam hati TIDAK MUNGKIN TIMBUL "rasa cinta sejati" ini. Meskipun seandainya Anda berusaha sedapat mungkin untuk bisa mencintai dan tidak membenci, maka hal tersebut tidak ada gunanya...


Karena hal ini merupakan pemahaman yang sangat penting, maka meskipun Anda telah betul-betul mengerti bahwa dengan HATI Anda bisa mengasihi, tetapi jika Anda tidak benar-benar mempunyai "rasa hormat terhadap jiwa", maka "perasaan cinta sejati" yang mulia ini tidak akan pernah menampakkan diri.


Jadi, manusia yang hidup di dunia saat ini, ada kecenderungan mengutamakan PRINSIP EGOISTIS, yang hanya memikirkan keuntungan dirinya sendiri, TIDAK PEDULI dengan keberadaan nasib orang lain, bahkan menganggap hal ini merupakan cara hidup alami. Sehingga, banyak orang membeda-bedakan "penggunaan cinta" sesuai dengan patokan keuntungan dan kerugian untuk dirinya saja.


Inilah yang saya maksudkan dengan kurangnya penghargaan dan penghormatan terhadap keberadaan jiwa manusia. JIWA manusia adalah keadaan nyata dari hidup. Yang dinamakan HIDUP ini mempunyai seluk-beluk yang sangat misterius. Dan, JIWA yang hidup ini merupakan suatu misteri kehidupan itu sendiri. Benar-benar suatu misteri.


Akan tetapi, jika Anda mau menenangkan diri dan merenungkan kenyataan dari keberadaan hidup ini, maka Anda akan merasakan "bertatap muka" dengan berbagai misteri yang ada dalam jiwa hidup yang aktif ini. Dan, secara otomatis dari dalam lubuk hati akan timbul perasaan hormat terhadapnya.


Oleh sebab itu, marilah kita saling menghormati kenyataan jiwa sesama, yang hidup aktif, dengan rasa hormat dari dasar lubuk hati. Bukankah kita semua memiliki tugas bersama untuk mewujudkan cita-cita utama, yaitu berusaha sepenuh hati membentuk dunia yang cerah menjadi suatu kenyataan? Dan, akhirnya kita menjadi Pemilik Cinta Sejati.


Saya percaya, bahwa jika kita semua mau menghormati jiwa, maka pastilah akan menuai cinta. Dengan memiliki perasaan seperti ini, saya yakin bahwa setiap manusia akan dapat hidup secara sempurna dengan sendirinya. Semoga.



Salam Luar Biasa Prima!

Wuryanano

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger