Jumat, Januari 15

Gastric Bypass Surgery; suatu teknik pembedahan untuk menurunkan berat badan


Upaya penurunan berat badan menjadi trend di era ini sebagai salah satu cara untuk mempercantik diri. Berbagai macam metodanya, ada yang hanya mengatur diet, menggunakan obat termasuk golongan herbal sampai ke upaya-upaya yang lebih memanipulasi tubuh –disebut poles body kalau di automotive- seperti dengan sistim injeksi lemak ataupun penyedotan lemak (liposuction). Tapi untuk mereka yang tergolong overweigh atau obesitas (baca; penyakit kelebihan berat badan), upaya-upaya di atas tidaklah efektif. Mereka lebih membutuhkan tindakan yang lebih invasif lagi. Di beberapa negara yang sudah maju teknologi kedokterannya, satu ketrampilan bedah yang menjadi laris saat ini adalah Bariatric Surgery, yaitu suatu pembedahan untuk menanggulangi –baik itu mencegah maupun mengatasi- kondisi berat badan yang di atas normal.

Salah satu teknik dalam Bariatric Surgery yang saat ini berkembang pesat, terutama di Amerika dan Eropa adalah Gastric Bypass Surgery. Bahkan di USA merupakan operasi yang tidak istimewa lagi karena sampai saat ini sudah lebih dari 140.000 kali dikerjakan. Teknik ini merupakan perkembangan atau modifikasi dari teknik sebelumnya, yaitu dengan mengurangi volume lambung dan menyambungkan hanya sebagain kecil saja (bypass) usus halus ke bagian muara lambung (gaster), sehingga di samping penderita selalu merasa kenyang pada keadaan volume makanan yang relatif sedikit, juga mengurangi penyerapan sari makanan oleh usus halus yang membuat kalori yang diterima tubuh juga diperkecil. Awalnya diperkenalkan teknik Biliopancreatic Diversion (BPD) lalu disempurnakan denganDuodenal Switch Procedure (BPDWS). Prosedur yang belakangan ini diharapkan lebih baik karena beberapa ahli Bedah percaya bahwa dengan mempertahankan pyloric spinchter (muara bawah lambung), makanan akan dicerna lebih baik, menurunkan tingkat malnutrisi dan defisiensi vitamin, serta dapat mencegah dumping syndrome pasca pembedahan. Pengerjaan teknik-teknik ini menggunakan peralatan laparoscopy, yang cukup dengan sayatan sepanjang 1 sampai 1,5 inci saja di beberapa lokasi permukaan perut, sudah bisa mengakses di bagian dalam dan dapat menyelesaikan operasi ini tidak lebih dari 4 jam. Namun pada beberapa kasus, atas pertimbangan dokter bedahnya bisa saja cara minimal invasive surgery ini dikonversi atau diganti dengan cara konvensional, yakni pembedahan terbuka /open surgery.

Berbeda dengan jenis pembedahan Bariatric lainnya, Gastric Bypass mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya tidak harus merobah cara dan pola makan, makanan tidak perlu dikunyah sampai puluhan kali agar lebih hancur, volume makanan yang dapat ditampung juga lebih banyak sehingga pasien tidak begitu merasa terbebani (daya tampungnya 5 – 6 ons makanan, dibanding 1 – 1,5 ons dengan teknik lain). Dilaporkan juga penyerapan kalori yang dihasilkan dapat diturunkan hingga 50%-nya. Dan efek gejala dumping (dumping syndrome) secara signifikan bisa ditekan. Dumping syndrome adalah sekumpulan gejala, seperti mual, keringat dingin, rasa nyeri uluhati, muntah bahkan diare berat akibat makanan yang masuk ke lambung dialirkan begitu cepat menuju ke usus halus (duodenum). Gastric bypass merupakan pembedahan yang bersifat irreversible, tidak bisa dikembalikan ke bentuk semula, sangat berbeda dengan Adjustable Gastric banding. Hal ini pula memberi keuntungan dengan tidak repot memperhatikanalat bantu, yang membutuhkan prosedur lain setelah pembedahan.

Adjastable Gastric Banding adalah operasi dengan menyisipkan bahan pengikat lambung jenis silicon yang ditempatkan lebih dekat ke arah muara masuk lambung sehingga ruangan di dalam lambung juga dipersempit. Dan daya jerat alat ini bisa diatur sedemikian rupa yang berarti juga mengatur kwantitas serta aliran makanan ke duodenum. Pengaturannya melalui cairan yang ditempatkan dalam suatu port di bawah permukaan kulit, bisa diisi ataupun dikurangi dengan mudah menggunakan spite injeksi.

Bagaimanapun, Gastric Bypass Surgery memberikan kenyamanan pada pemakainya, dengan tidak terlalu dipusingkan oleh keterbatasan mengkonsumsi makanan tertentu, cara serta kebiasaan makan. Dan dari penelitian membuktikan bahwa hasilnya excellence, dapat mengurangi kelebihan berat badan hingga 70 – 80% di atas 2 tahun pasca pembedahan. Namun demikian, malnutrisi menjadi efek samping yang masih menjadi ganjalan, sehingga pada orang-orang yang menjalani operasi ini dibutuhkan suplay vitamin dan mineral yang cukup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger