Senin, Januari 18

Pain Manajemen

Pain (Nyeri) Menurut IASP 1979 (International Association for the Study of Pain) nyeri adalah : suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau yang berpotensi untuk menimbulkan kerusakan jaringan “, dari definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa nyeri bersifat subyektif dimana individu mempelajari apa itu nyeri, melalui pengalaman yang langsung berhubungan dengan luka (injuri), yang dimulai dari awal masa kehidupannya.

TIPE NYERI Pada tahun 1986, the National Institutes of Health Consensus Conference on Pain mengkategorisasikan nyeri menjadi tiga tipe yaitu :

1. Nyeri akut merupakan hasil dari injuri akut, penyakit atau pembedahan.

2. Nyeri kronik non keganasan dihubungkan dengan kerusakan jaringan yang dalam masa penyembuhan atau tidak progresif.

3. Nyeri kronik keganasan adalah nyeri yang dihubungkan dengan kanker atau proses penyakit lain yang progresif.

RESPON TERHADAP NYERI Respon terhadap nyeri meliputi respon fisiologis dan respon perilaku:

· Untuk nyeri akut repon fisiologisnya adalah adanya peningkatantekanan darah (awal), peningkatan denyut nadi, peningkatan pernapasan, dilatasi pupil, dan keringat dingin, respon perilakunya adalah gelisah, ketidakmampuan berkonsentrasi, ketakutan dan disstress.

· Sedangkan pada nyeri kronis respon fisiologisnya adalah tekanan darah normal, denyut nadi normal, respirasi normal, pupil normal, kulit kering, dan respon perilakunya berupa imobilisasi atau ketidak aktifan fisik, menarik diri, dan putus asa, karena tidak ditemukan gejala dan tanda yang mencolok dari nyeri kronis ini maka tugas tim kesehatan.

Management (Manajemen) Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

Pain Management (Manajemen Nyeri ) SENI MENGATUR suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau yang berpotensi untuk menimbulkan kerusakan jaringan, pada orang lain ataupun diri sendiri.

Pastinya sebagai praktisi Medis atau Paramedis sudah sangat akrab sekali dengan istilah manajemen nyeri ini, bukan ? namun sayang sekali mengapa masih jarang menemukan di lapangan para praktisi medis atau paramedis mempraktekannya, mengapa demikian…?

Menurut Blumenfield (2003), secara garis besar ada 2 hambatan dalam manajemen nyeri yaitu :

1. Ketakutan akan timbulnya Addiction (ketagihan).

2. Pengetahuan yang tidak adekuat (memadai) dalam manajemen nyeri .

Salah Satu Tehknik Mengukur Tingkat Nyeri.. Percent Relief Scale serta 0 – 10 Numeric Pain Distress Scale , diantara kelima metode tersebut diatas 0 – 10 Numeric Pain Distress Scale yang paling sering digunakan, dimana pasien diminta untuk “merating” rasa nyeri tersebut berdasarkan skala penilaian numerik mulai angka 0 yang berarti tidak da nyeri sampai angka 10 yang berarti puncak dari rasa nyeri, sedangkan 5 adalah nyeri yang dirasakan sudah bertaraf sedang.

PENANGANAN NYERI

· Tindakan Farmakologis : Analgesik Narkotik, Analgesik Lokal, Analgesik yang Esdaile dikontrol klien, Obat – obat nonsteroid.

· Tindakan Non Farmakologis : Menurut Tamsuri (2006), selain tindakan farmakologis untuk menanggulangi nyeri ada pula tindakan nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri terdiri dari beberapa tindakan penaganan berdasarkan :

o Penanganan fisik/stimulasi fisik meliputi :

1. Stimulasi kulit

2. Stimulasi electric (TENS)

3. Akupuntur

4. Plasebo

o Intervensi perilaku kognitif meliputi :

1. Relaksasi

2. Hypnosis

3. Umpan balik biologis

4. Distraksi

5. Guided Imagery (Imajinasi terbimbing)

Bahasan kali ini manajemen nyeri dengan Tindakan Non Farmakologis, Intervensi perilaku kognitif yaitu dengan metode hypnosis, hypnosis yang berasal dari bahasa yunani diambil dari salah satu nama Dewa yunani yaitu “hypnos” yang berarti “tidur” . Namun sebenarnya fenomena hypnosis bukanlah Tidur yang sesungguhnya melainkan kondisi seperti tidur. Secara singkat Sejarah hypnosis pada awalnya diterapkan sebagai metode untuk mengurangi dan atau menghilangkan nyeri awalnya dipraktekan oleh :

John Elliotson (1791 -1868)

Jhon Elliotson adalah profesor dari University Hospital di London, Inggris. Dia mengenal hypnosis dari Richard Chenevix, seorang murid dari Faria, dan mendalami hypnosis dari Baron de Potet. Elliotson memulai eksperimen hypnosisnya di tahun 1837. Dia menemukan bahwa pasiennya bisa menjalani pembedahan tanpa merasa nyeri. Dia melakukan hypnosis kepada pasiennya kapanpun itu memungkinkan.

James Esdaile (1808 - 1859)

Dia adalah dokter asal Skotlandia yang bertugas di sebuah rumah sakit di Calcutta, India. mencatat rekor penggunaan Mesmerisme (Pada masa sebelum James Braid hypnosis dikenal dengan nama mesmerisme, sesuai dengan nama penemunya yaitu Franz Anton Mesmer) dalam pembedahan. Dilaporkan bahwa dia berhasil melakukan ribuan operasi kecil dan 300 operasi besar tanpa rasa sakit. Adanya Mesmerisme yang bisa menghilangkan rasa sakit ini sangat penting karena pada waktu itu belum ditemukan obat bius.

Semua dokter waktu itu, apabila tidak menggunakan Mesmerisme, maka harus melakukan pembedahan dengan mengandalkan kecepatan tangan sambil mendengarkan jeritan sakit dari pasien.

Bagaimana nyeri bisa berkurang atau hilang sama sekali pada kondisi hypnosis…? Pada saat klien dibawa ke kondisi hypnosis maka Critical Area Klien terbuka dan tentunya sugesti yang disampaikan oleh hypnotist akan langsung masuk kedalam pikiran bawah sadar klien selain itu gelombang otak pasien akan menurun juga dari gelombang Beta ke Alfa dan theta. Dalam kondisi ini, otak memproduksi hormon serotonin dan endorfin yang menyebabkan seseorang merasakan rasa nyaman, tenang, bahagia. Hormon ini membuat imunitas tubuh meningkat, pembuluh darah terbuka lebar, detak jantung menjadi stabil, dan kapasitas indra kita meningkat.

Dan berdasarkan pengalaman pribadi saya mempraktekan manajemen nyeri dengan menggunakan metode hypnosis epada pasien secara langsung dengan tehknik :

1. Membawa klien kedalam kondisi deep trance terlebih dahulu lalu dimasukan sugesti-sugesti, tahapan singkatnya adalah sebagai berikut :

· Pre Induction : Hypnotist (seseorang yang menggunakan keilmuan hypnosis) melakukan pendekatan kepada klien, agar terjalin hubungan yang baik dan nyaman diantara hypnotist dan Klien.

· Induction : Membawa Klien dari kondisi pikiran sadar masuk ke kondisi pikiran bawah sadar, dengan merilekskan pikiran dan tubuh klien,

· Deepening : Memperdalam kondisi rileksn klien.

· Induction Sugestion: Memasukan sugesti-sugesti untuk menghilangkan rasa nyeri dibagian tubuh tertentu lalu dilakukan tindakan.

· Termination : Mengembalikan Klien ke kondisi normal dengan memberikan sugesti positif sebelumnya.

· Aplikasi : Bedah minor (khitan), Hacting (jahit luka), dll.

2. Mengajak Klien untuk berbicang-bicang lalu dilakukan tindakan pada saat klien terdistraksi.

· Aplikasi : Injeksi (suntik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger