Jumat, Januari 15

Tujuan Pembedahan


outcome surgeryTahukah anda bahwa pembedahan itu memiliki tujuan yang berbeda-beda. Pada satu tahap pembedahan pasti memiliki satu tujuan yang harus dicapai;

Kuratif. Pada umumnya tujuan inilah menjadi harapan banyak pasien yang menjalani operasi. Dengan banyak pengorbanan, baik fisik, mental serta material dan dengan terpaksa menghadapi satu tindakan yang mungkin sebelumnya belum pernah dibayangkan, mereka pastilah berharap hanya satu kali ini saja menanggung beban tersebut untuk selanjutnya bebas dari penyakit atau kelainan yang diderita. Habis operasi permasalahan selesai, begitu kira-kira hasil akhir yang diharapkan dari pelaksanaan operasi ini. Biasanya berhubungan dengan pengangkatan bagian tubuh yang tidak normal, rusak atau benda asing yang tersangkut di dalam tubuh pasien, misalnya operasi pengangkatan usus buntu, pengangkatan tumor jinak, pengambilan batu saluran kemih, mengeluarkan gumpalan darah, mengeluarkan material logam yang tertusuk ke dalam tubuh, memotong penyakit ambeyen dan lain-lain.

Diagnostik. Tidak selamanya operasi itu bertujuan untuk menyembuhkan. Bahwa ada kondisi tertentu dalam tahap mengetahui suatu penyakit yang kurang jelas, seseorang pasien diharuskan menjalani operasi. Dengan kata lain, operasi yang dilakukan bertujuan untuk menegakkan diagnose penyakit. Lebih banyak operasi biopsi termasuk dalam tujuan ini. Selain itu operasi explorasi, seperti explorasi laparotomi (memeriksa rongga perut) termasuk juga untuk mencari tahu keadaan yang sebenarnya dengan membuka bagian tubuh dan melihat langsung kelainan yang terjadi. Disebut pula inilah nilai diagnostik tertinggi dibandingkan dengan pemeriksaan penunjang lainnya.

Penyelamatan nyawa (life saving). Merupakan operasi yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa seorang pasien tanpa mempertimbangkan hal lain, bahkan bila perlu dengan mengorbankan sebagian organ penderita tersebut. Biasanya operasi dengan tujuan ini termasuk golongan operasi emergensi dan melibatkan salah satu dari tiga system fungsi tubuh, yakni jalan nafas, alat pernafasan dan system jantung pembuluh darah (cardiovascular). Maka yang termasuk operasi ini adalah penanganan terhadap kejadian perdarahan hebat, penuntasan terhadap sumbatan jalan nafas dan upaya untuk mengatasi gangguan pada fungsi pernafasan yang melibatkan paru-paru atau ruangan di sekitarnya. Memang keseringan dijumpai pada penanganan kasus trauma, meskipun mungkin juga terjadi pada kasus lainnya, seperti operasi amputasi untuk menghindari penyebaran infeksi atau penyebaran tumor ganas.

Refungsi. Pengembalian fungsi system organ akibat kerusakan atau penyakit menjadi tujuan utama, entah dilakukan secara emergensi ataupun secara berencana. Kelainan tersebut misalnya seperti sumbatan pada saluran pencernaan, saluran kencing, gangguan fungsi penglihatan, fungsi pendengaran dan lain-lain. Pada penanganan emergensi terhadap sumbatan total saluran cerna dapat dilakukan aliran pintas sehingga pembuangan tidak terganggu. Begitu juga bisa terjadi pada saluran kencing.

Preventif. Operasi bertujuan untuk mencegah terjadi sesuatu yang lebih buruk atau kambuh kembali akibat gangguan sebelumnya. Operasi hernia dengan pemasangan mash untuk memperkuat lapisan penutup, bertujuan memperkecil resiko akan kekambuhannya kembali. Pemasangan stand pada pembuluh darah yang menuju jantung atau stand pada saluran ureter mencegah terjadinya sumbatan kembali. Begitu juga pemasangan saluran yang mengaliri cairan dalam otak menuju rongga perut (vp-shunting) akan mencegah terjadinya hydrochepalus (penumpukan cairan dalam otak). Contoh lain pada pembuatan bypass di saluran cerna bagian atas pada operasi tumor pancreas, berfungsi untuk mencegah aliran balik makanan ke bagian atas.

Rekontruksi. Merupakan operasi yang bertujuan untuk memperbaiki struktur tubuh yang mengalami kerusakan atau yang mengalami kelainan bentuk (malformasi). Pada umumnya operasi ini melibatkan system penyanggah tubuh seperti kelainan pada tulang dan otot. Bisa kelainannya terbentuk sejak lahir namun bisa juga akibat kerusakan pasca trauma. Rekontruksi juga diterapkan pada pengembalian bentuk, setelah operasi yang terpaksan harus dilakukan sebelumnya, misalnya menutup defek akibat pengangkatan suatu tumor ganas. Operasi untuk membuat lobang dubur pada anak yang duburnya tidak terbentuk sejak lahir bisa juga dimasukkan sebagai kelompok operasi rekontruksi.

Estetika. Operasi dengan tujuan untuk memperbaiki penampilan demi kecantikan atau ketampanan seseorang digolongkan sebagai pembedahan estetik. Pembedahan yang saat ini laris diminati sekalipun dengan biaya mahal dan memang lebih mudah dilihat hasilnya serta dapat membawa kepuasan tersendiri. Dokter bedah pun semakin banyak yang mendalami ketrampilan ini yang terbentuk dalam kelompok profesi bedah plastik atau bedah estetik. Tergolong operasi jenis ini misalnya pembedahan untuk memancungkan hidung, memperlebar kelopak mata, mengencangkan kulit, menghilangkan tumpukan lemak dan masih banyak lagi.

Meskipun ada berbagai tujuan operasi seperti yang disebutkan di atas, namun dalam aplikasinya tidak menutup kemungkinan satu tahap pembedahan bisa mencakup lebih dari satu tujuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger