Senin, Januari 18

LOW BACK PAIN (Nyeri Punggung Bawah)


Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan satu dari sejumlah sindrom nyeri yang banyak dikeluhkan dan di perkirakan angka kejadiannya sekitar 30%. Di Amerika Serikat (AS) NPB merupakan penyebab terbanyak karyawan tidak masuk kerja. Pada tahun 1985 sebuah penelitian menunjukkan angka 14% dari seluruh populasi di AS kehilangan setidaknya 1 hari kerja pertahun akibat NPB tersebut. Di Inggris, NPB menyebabkan sekitar 12,5% dari seluruh angka "sakit".

Peluang seseorang dengan NPB untuk kembali bekerja penuh setelah mengalami sindrom ini secara bermakna berkurang seiring lamanya menderita NPB. Misalnya setelah menderita NPB selama 6 bulan, kemungkinan untuk kembali bekerja secara penuh berkisar 50%. Jika menderita selama 1 tahun, gambaran kesempatan kerja penuh ini akan menuruh hingga dibawah 20%. Sejumlah ahli ekonomi di AS berpendapat bahwa konsekuensi ekonomi untuk NPB ini berkisar 100 milyar dollar pertahun..!!! Tidak termasuk konsekuensi fisik, emosional dan psikologis penderita. Bagaimana di negara kita Indonesia? Sayang sekali tidak ada data yang jelas mengenai NPB ini. Namun dari pengamatan kami dalam aktivitas keseharian, sangat banyak yang kami temukan dan tidak terbatas pada satu kalangan saja. Meski demikian, sejumlah besar kasus nampak pada kelompok yang beraktivitas dengan beban fisik yang berat.

Dari mana datangnya NPB ini? Siapa saja yang paling beresiko menderita NPB? Secara keseluruhan, tidak ada perbedaan antara pria dan wanita namun demikian, jumlah penderita NPB usia muda lebih didominasi oleh kaum pria dan kaum wanita lebih banyak ditemukan pada usia sekitar 60 tahun. Insidennya juga nampak meningkat seiring usia (kemungkinan oleh akibat proses degenerasi).

Sejumlah penelitian menunjukkan hubungan antara NPB dengan buruknya kondisi kesehatan. Overweight dan obesitas, perokok serta kurangnya aktivitas fisik menunjukkan predisposisi kejadian NPB. Selain itu aktivitas dalam bekerja, utamanya yang bekerja dengan beban fisik yang berat dan sejumlah aktivitas fisik yang berat seperti pada olahraga-olahraga tertentu juga menunjukkan hubungannya dengan NPB.

Banyaknya gangguan yang dapat memberikan gejala NPB menyebabkan diagnosis NPB menjadi tidak mudah, untungnya, sebagian besar kasus (80-90%) mereda dalam kurun waktu 6 minggu dengan atau tanpa terapi. Namun tidak berarti bahwa NPB tidak perlu dihiraukan, sebab angka kekambuhannya juga cukup tinggi.

Dari sejumlah penyebab, herniasi (penonjolan) bantalan sendi tulang belakang (hernia nukleus pulposus, HNP) merupakan penyebab terbanyak NPB dan biasanya keadaan ini disertai dengan rasa kesemutan, baal, berkurangnya sensasi rasa pada tungkai akibat saraf tulang belakang yang terjepit. Penyebab lainnya bisa disebabkan oleh otot punggung, sendi antar tulang belakang, sendi antar tulang belakang dan tulang panggul dan osteoporosis. Penyebab yang jarang namun bisa juga terjadi adalah gangguan hormonal (misalnya hipertiroid, hiperparatiroid, Cushing's disease), rematik kadang memberikan gambaran NPB serta gangguan pada organ-organ dalam tubuh juga dapat memberi kesan NPB dan yang terakhir yang tidak boleh diabaikan adalah gangguan psikis dan fungsional dapat pula bermanifestasi NPB.

Mengingat banyaknya gangguan yang dapat bermanifestasi sebagai NPB, maka penanganan NPB menjadi terkesan rumit dan membutuhkan kesabaran. Pemeriksaan fungsi-fungsi saraf bahkan jika perlu dilakukan pemeriksaan canggih seperti CT-Scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) akan sangat membantu dalam mencari penyebab NPB dan untuk terapinya.

HNP (hernia nukleus pulposus, penonjolan bantalan sendi tulang belakang) merupakan penyebab terbanyak NPB. Pada pemeriksaan MRI biasanya nampak jelas adanya penyempitan pada terowongan tulang belakang dan terjepitnya saraf tulang belakang. HNP terbanyak terjadi pada segmen tulang belakang bawah (setinggi pinggang) disertai gejala kesemutan pada salah satu atau kedua tungkai bahkan bila pada keadaan yang berat bisa disertai kelemahan tungkai bawah dan yang paling parah biasanya sudah terjadi gangguan buang air kecil (ngompol) dan buang air besar (......) akibat ketidakmampuan merasakan dan mengontrol sensasi tersebut (gangguan fungsi motorik).

Sejumlah terapi dapat dilakukan, mulai dari fisioterapi, obat-obatan hingga tindakan pembedahan (bergantung pada kondisinya). Biasanya pembedahan dilakukan jika terapi yang lain tidak memberikan hasil yang memuaskan atau sudah terdapat gangguan fungsi motorik (indikasi mutlak) namun tindakan pembedahan tersebut juga tidak memberikan hasil yang memuaskan pada semua penderita. Sejumlah penelitian menunjukkan adanya kegagalan pasca pembedahan (Failed Back Surgery Syndrome), yaitu NPB tidak berkurang bahkan bisa makin memburuk (kami mendapatkan sekitar 3 kasus).

Alternatif lain sebelum dilakukan pembedahan yaitu penyuntikan obat golongan steroid disekitar saraf tulang belakang (teknik epidural steroid dan teknik root block). Teknik ini relatif aman namun memerlukan kesabaran baik bagi pasien maupun dokter yang menangani karena efek kerja obat steroid tersebut berkisar 5-6 hari bahkan bisa lebih dan jika dalam 3 hingga 4 minggu gejala tidak berkurang, penyuntikan dapat diulangi kembali. Prosedur ini biasanya lebih efektif jika NPB yang dirasakan kurang dari 6 bulan.

Teknik akupuntur juga dapat digunakan sebagai alternatif terapi namun sama halnya dengan teknik sebelumnya, dibutuhkan kesabaran dan ke"telatenan" dalam menjalani terapi.

1 komentar:

Powered By Blogger